Berita & Aktifitas

Sarihusada Ajak Masyarakat Tanggap Alergi dengan 3K: Kenali, Konsultasikan, Kendalikan

Latest Update: 18 Apr 2016

Jakarta, 17 April 2016 – Sarihusada bekerjasama dengan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Departemen IKK FK UI) hari ini menyelenggarakan ‘Tanggap Alergi Day’ untuk mengkampanyekan ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K: Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan’. ‘Tanggap Alergi Day’ yang berpusat di seputar Bundaran HI dibuka oleh Presiden Direktur Sarihusada Olivier Pierredon dan Ketua Departemen IKK FK UI DR. Dr. Herqutanto, MPH, MARS.

‘Tanggap Alergi Day’ merupakan bagian sekaligus penutup rangkaian kegiatan Allergy Awareness Week 10-17 April 2016, untuk mendukung World Allergy Week 2016, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai alergi serta menyediakan advokasi bagi masyarakat dalam menangani alergi. ‘Tanggap AlergiDay’ dimeriahkan oleh pawai tanggap alergi, penyuluhan mengenai alergi, permainan atraktif dan komitmen gerakan bunda tanggap alergi.

DR. Dr. Herqutanto, MPH, MARS, mengatakan, “Selama ini masih banyak masyarakat yang belum memahami cara mengenali gejala alergi atau sudah tahu mengenai alergi tapi mencoba mengira-ngira atau mengambil solusi sendiri. ‘Tanggap Alergi Day’ ini kami selenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang alergi dan risikonya, membekali masyarakat dengan informasi yang tepat, dan berupaya mengubah perilaku agar masyarakat dapat lebih tepat menanganinya.” Data World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan bahwa angka prevalensi alergi mencapai 30-40 persen dari total populasi dunia. Selain disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang berubah yang menghasilkan lingkungan yang rentan menimbulkan penyakit alergi, hal ini juga disebabkan oleh masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai alergi, seperti mengenali faktor risiko maupun kesalahan dalam menangani alergi anak.

“Alergi memiliki dampak lebih dari sekedar gangguan atau gejala pada pernafasan, kulit, atau pencernaan. Alergi memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan di kemudian hari, seperti timbulnya asma dan rhinitis serta meningkatnya risiko penyakit degeneratif, dan juga dampak sosial seperti harus sering ke dokter, meningkatnya pengeluaran untuk kesehatan, berkurangnya produktivitas orang tua, prestasi belajar anak yang menurun karena sering sakit, dan dampak sosial lainnya. Karena dampak yang besar dan berkelanjutan itu, sangatlah penting untuk melakukan pengamatan terhadap alergi sedini mungkin, yaitu kepada anak-anak sejak usia dini,” tambah Dr. Herqutanto.

Alergi makanan merupakan salah satu masalah alergi yang paling sering dialami oleh anak. Sekitar 20% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi terhadap makanan yang diberikan. Allergy & Asthma Foundation of America menyatakan bahwa alergi susu merupakan salah satu alergi makanan yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Di Indonesia satu dari 25 anak menderita alergi protein susu sapi.

Olivier Pierredon, Presiden Direktur Sarihusada, mengatakan, “Sebagai sebuah perusahaan yang memiliki komitmen untuk mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak,
kami memiliki komitmen untuk melakukan edukasi mengenai alergi, baik melalui penyediaan alat edukasi seperti website alergianak.com, kampanye edukasi Bunda Tanggap Alergi dengan 3K yang merupakan salah satu langkah praktis dalam mengatasi alergi yaitu Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan.

“‘Kenali’ adalah mengenal dengan benar apa itu alergi, faktor risiko, penyebab atau faktor pencetus, serta apa saja gejala alergi. ‘Konsultasikan’ adalah melakukan konsultasi kepada dokter begitu risiko diketahui atau terdapat kejadian yang menyerupai gejala alergi. Hal ini adalah untuk memperoleh saran pencegahan, jika masih berupa bakat atau atopik, maupun pengobatan, jika alergi sudah terjadi. Sedangkan ‘Kendalikan’ adalah mengambil tindakan pencegahan maupun pengobatan sesuai saran dokter, seperti mengendalikan penyebab alergi dan memberikan nutrisi yang tepat,” papar Olivier Pierredon.

Pada kegiatan ‘Tanggap Alergi Day’ peserta dan masyarakat diajak untuk turut serta mengkampanyekan ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K’ yaitu Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan, penyuluhan mengenai alergi, turut serta berkomitmen menjadi orang tua yang tanggap alergi, serta mengikuti kegiatan menarik lainnya. Lebih baik mencegah daripada mengobati alergi. Oleh karena itu kami mendorong setiap Ibu untuk mengingat 3K (Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan) sebagai pengetahuan untuk melakukan diagnosa alergi sejak dini,” tambah Olivier Pierredon.

‘Tanggap Alergi Day’ hari ini menutup seluruh rangkaian kegiatan Allergy Awareness Week yang berlangsung 10-17 April 2016. Allergy Awareness Week dibuka dengan kegiatan peluncuran Buku ‘Mengenal Alergi Anak’, website alergianak.com, dan kampanye ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K’ pada 10 April 2016. Dalam satu minggu 11-16 April diselenggarakan roadshow edukasi dan penyuluhan oleh Departemen IKK FK UI ke 12 titik klinik di Jakarta, dimana masyarakat bisa melakukan deteksi dini terkait risiko alergi, penyuluhan mengenai alergi, dan melakukan berbagai permainan interaktif yang menarik. Allergy Awareness Week juga diisi dengan radio talkshow mengenai alergi setiap hari selama tanggal12-15 April 2016 di sejumlah stasiun radio nasional.

Back to Archive