Berita & Aktifitas

Srikandi Award 2012 : Kategori Inisiatif Peningkatan Kesehatan Ibu

Latest Update: 17 Dec 2012

Angka kematian ibu dalam persalinan sangat tinggi di Indonesia, sebab itu ibu hamil memerlukan bekal khusus mengenai kehamilan melalui kelas ibu hamil. Kelas dengan metode belajar orang dewasa (BOD) tersebut berfokus pada upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil melalui model ceramah, tanya jawab, demonstrasi, praktek, curah pendapat dan penegasan.

Adapun program bidan Nurifah tersebut telah terselenggara sejam 16 September 2012 dengan diikuti 12 ibu hamil. Dalam kelas tersebut juga dilaksanakan pemantauan kondisi ibu hamil setiap pertemuan agar diketahui kemajuan masing-masing orang. Dalam setiap kelas ibu hamil juga mendapatkan tes sebelum dan sesudah kelas. Dengan demikian diketahui kemajuan pengetahuan masing-masing orang.

Kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja bukanlah hal yang cukup mengejutkan bagi masyarakat di Desa Ploso. Kurangnya edukasi seks membuat anak muda berperilaku seksual membahayakan yang salaha satunya berujung pada kehamilan. Hal tersebut merupakan salah satu, dan bukan satu-satunya, alasan bidan berusia 40 tahun ini mengadakan kelas ibu hamil di wilayah Ploso.

Begitu banyaknya kasus kehamilan pada remaja Ploso bahkan terlihat dari komposisi peserta kelas ibu hamil yang setengahnya adalah remaja. Meski para remaja tersebut mau datang ke kelas ibu hamil, persoalan belum selesai. Remaja yang merasa malu menjadi sangat tertutup dan tidak aktif di dalam kelas. Sehingga dibutuhkan lebih banyak pendekatan personal di kelas agar remaja ini mau terbuka.

Dalam kelas-kelas ini Siti mengaku fokus pada usaha untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Sehingga saat melahirkan diharapkan keduanya selamat. Meski Siti dan pemerintah desa telah berusaha melakukan kampanye mengenai hubungan seks di luar pernikahan tetapi hingga saat ini kasus KTD pada remaja masih terjadi di Ploso. Salah satu wilayah dengan ladang garam di Indonesia adalah Desa Bangsalrejo, Pati. Bangsalrejo juga memiliki banyak pabrik pengolah garam.

Hal tersebut terungkap saat siswa SD di wilayah tersebut diminta membawa garam konsumsi di rumahnya, terbukti hanya 30% dari total murid yang membawa garam dengan kandungan yodium cukup. Sementara sisanya banyak menggunakan garam rosok dan garam briket yang tidak memiliki cukup kandungan yodium. Usai indikator-indikator tersebut jelas, bidan berusia 37 tahun ini mulai melakukan sosialisasi mengenai pentingnya yodium bagi kesehatan, juga secara khusus pada ibu hamil.

Dalam masa sosialisasi tersebut kader juga melakukan penyaringan melalui palpasi gondok. Dalam proses palpasi tersbeut ditemukan tiga ibu hamil yang menderita gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY).

Dengan bantuan dari pabrikan garam yang ada di sekitar, serta beberapa kali penyuluhan, kini masyarakat sudah bisa memproduksi garam yodium mereka. Sehingga diharapkan tak lagi ada Gaky di lumbung garam

 

Back to Archive