Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Alasan Saya Gemar Menyantap Masakan Laut

Oleh roelly87 01 Nov 2016

INDONESIA merupakan negara maritim. Yaitu, negara yang dikelilingi lautan luas. Meliputi dua samudera, Pasifik dan Hindia. Menurut websiteresmi di www.indonesia.go.id, negara kita memiliki luas lautan mencapai 7,9 juta km persegi.

Sementara, daratan 1,9 juta km persegi. Dengan mayoritas perairan, wajar jika negeri kita kaya akan masakan laut. Ya, masakan laut, seperti ikan, udang, cumi, kepiting, kerang, dan sebagainya.

Saya pribadi memang menyukai berbagai masakan laut tersebut. Tentu, saya menyantapnya saat dibuatkan ibu di rumah atau ketika di luar. Maklum, saya pribadi tidak pandai memasak. Namun, dalam berbagai kesempatan, saya nyaris tidak pernah melewatkan untuk menyantap masakan laut.

Maklum, sejak kecil saya memang sudah gemar dengan berbagai masakan laut, terutama ikan yang memiliki protein untuk tubuh. Hingga kini, saya kerap memperhatikan berbagai kreasi masakan laut jika menyantapnya di luaran.

Bisa dipahami mengingat saya sebagai orang lapangan, alias pekerjaan sehari-hari di lapangan yang kerap bertugas di berbagai daerah. Mulai dari pedalaman, rimba belantara, pesisir, hingga singgah ke berbagai pulau terpencil. Mayoritas, yang saya santap ya masakan laut.

Bosan? Tentu tidak. Sebab, setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Jadi, meski menunya ikan, namun di daerah A bisa dipadukan dengan berbagai bumbu. Sementara di daerah B diolah dengan teknik tertentu. Pun begitu di daerah C yang dibuat sup. Itu baru ikan dengan satu jenis. Bagaimana dengan jenis lainnya? Atau, mengenai kepiting, cumi, udang, dan sebagainya?

Fakta itu membuktikan Tanah Air kita memiliki aneka ragam cita rasa pada masakan lautnya. Nama boleh sama-sama ikan, tapi cara olahannya berbeda di setiap daerah. Ini yang membuat saya ketagihan untuk terus menyantap masakan laut.

Termasuk, ketika saya mengunjungi Manado pada Februari lalu. Saat itu, saya benar-benar seperti berada di surga masakan laut. Ungkapan ini tidak hiperbolis. Melainkan, karena faktanya seperti itu. Sebab, di ibu kota Sulawesi Utara itu, berbagai kreasi olahan masakan laut tersedia dengan aneka ragam.

Jujur saja, saya sulit mendeskripsikannya. Ibaratnya, di Manado dan sekitarnya itu, Palugada. Alias, apa lu mau gua ada. Saat itu, yang namanya Cakalang Fufu, Sambal Ikan Roa, hingga Woku Ikan. Hanya, saat itu saya gagal mendapatkan Perkedel Ikan Nike.

Itu yang membuat saya penasaran dan siap menjadikan target utama jika kembali lagi ke Manado. Maklum, biasanya saya menyantap perkedel itu yang terbuat dari daging cincang, kentang, atau kornet. Nah, ini dari Ikan Nike yang konon kata pemandu saya, kecuali di Manado atau Sulawesi Utara, sulit menemukannya. Duh, mendengar penuturannya bikin saya tambah penasaran.

Di sisi lain, masakan laut itu luas. Tidak hanya yang ada di restoran mewah atau kaki lima saja. Melainkan juga ketika sedang berkumpul dengan beberapa rekan. Misalnya, ketika menyambut malam tahun baru atau agustusan. Kami, biasanya kumpul bersama dengan bakar ikan dan jagung. Meski menunya sederhana, tapi justru membuat hubungan di antara kami jadi lebih erat.

Lauknya seperti ikan dan jagung bisa dibeli di pasar dekat rumah. Atau, kalau ada waktu, turut mencarinya di pusat penjualan ikan di kawasan utara Jakarta. Bisa juga sih dengan memancingnya langsung di laut, hanya ikan yang didapat kecil-kecil, alias sekadar jadi pelengkap saja.

Tapi, namanya hobi, ya memancing itu bagi saya dan beberapa rekan merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Terutama jika berhasil mendapatkan ikan lewat pancingan. Sumpah, itu bikin kami girang bukan kepalang yang membuat kami tidak merasakan lagi yang namanya terik matahari.