Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

BEKASOM, Olahan Laut Khas Lampung

Oleh deltarahwanda 06 Nov 2016

Pada umumnya, keberagaman makanan akan selaras dengan topografi suatu daerah. Sebagai contoh, daerah gunung kidul yang gersang dan kering cocok ditumbuhi oleh pohon-pohon jati yang memang memerlukan cuaca yang sedikit panas. Pada musim kemarau, daun pohon jati akan rontok dan berkurang namun pada musim penghujan daun jati akan tumbuh rindang. Pohon jati yang banyak jumlahnya ini secara alami akan mendatangkan belalang yang hinggap dan mencari makan di daun-daun tersebut. Bahkan mereka akan menetap dan berkembang biak di sana. Melihat fenomena yang terjadi, masyarakat di sana berkreasi dengan kekayaan alam ini. Mereka mengolah belalang yang melimpah menjadi abon, keripik/ peyek dan olahan lainnya. Hingga akhirnya olahan khas dari Gunung Kidul salah satunya adalah berbahan utama belalang. Seringkali saya berkunjung ke sana dan selalu melihat banyak sekali makanan yang berbahan dasar belalang.

Selaras dengan fenomena di Gunung Kidul, Lampung, khususnya bagian selatan yang berdekatan dengan laut tentu mempengaruhi keberagaman makanannya. Hasil laut menjadi salah satu sumber penting dalam mengolah makanan. Banyak sekali olahan makanan berasal dari laut. Bahkan, dalam upacara adat Lampung Pesisir, hampir semua makanan adat adalah bersumber dari laut. Saya juga sering menghadiri acara adat Lampung Pesisir, selalu saja ikan berukuran besar yang menjadi sajian utama. Jika anda berkunjung ke Lampung, maka ikan menjadi kuliner utama yang direkomendasikan. Dalam adat Lampung, seringkali para tamu membawa olahan makanan untuk tuan rumah menggunakan wadah khusus yang disebut pahakh. Dan selalu ikan yang ada di pahakh tersebut, khususnya ikan asap.

Salah satu sajian unik di Lampung yang berasal dari laut adalah Bekasom. Ikan menjadi bahan utamanya. Proses yang lama dan akurat menjadikan alasan mengapa makanan ini jarang ditemui. Remaja Lampung saat ini jarang sekali mengetahui cara memasak Bekasom. Namun mayoritas orang tua kami, mengerti dan pandai dalam membuat olahan ini.

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat makanan khas Lampung, Bekasom.

Pertama, kita harus mempersiapkan ikan, bisa ikan apa saja dan diambil dagingnya, Ikan teri juga bisa kita olah menjadi bekasom. Ikan dibersihkan kemudian dicampur dengan nasi secukupnya. Kemudian aduk-aduk sebelum dimasukkan ke dalam wadah yang dapat menutup rapat. Proses ini disebut juga proses fermentasi yang dilakukan selama dua hari. Dalam proses ini, kita harus membuka dan mengaduknya setiap pagi agar daging ikan dan nasi semakin tercampur dan lembut. Pada hari ke-3, biasanya ikan dan nasi telah tercampur dan lembut dengan aroma khas seperti bau busuk. Lalu tambahkan bumbu seperti laos, bawang merah, bawang putih, jahe, cabe, garam dan tomat secukupnya. Karena rasa khas dari olahan isi adalah rasa masam, maka sebaiknya tambahkan tomat cukup banyak. Semua bumbu tersebut di haluskan.

Setelah bumbu yang telah halus dimasukkan, lalu aduk hingga tercampur dengan olahan yang telah disimpan selama dua hari tadi. Setelah tercampur dengan sempurna, kemudian siapkan daun pisang untuk membungkus olahan ini sesuai selera. Bisa berukuran kecil, sedang ataupun besar.

Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah mengukus olahan yang sudah dibungkus daun tadi kemudian dikeringkan dalam waktu kurang lebih 30 menit dan kemudian panggang di atas bara api selama 10 menit. Proses pemanggangan adalah yang terakhir dan Bekasom siap untuk di santap. Bekasom sangat nikmat jika disantap kala hangat.

Bagi anda yang baru pertama kali mencoba, mungkin akan merasa aneh dengan aroma yang mucul namun jika anda mencoba yang ketiga kalinya saya jamin anda akan ketagihan dengan Bekasom ini. Di wilayah yang masih banyak penduduk Lampung Pesisir, Bekasom banyak ditemukan di pasar-pasar untuk diperjual belikan.

Kandungan gizi pada Bekasom juga tinggi karena olahan ini berasal dari ikan yang tidak dimasak. Ikan segar menjadi sumber nutrisi makanan ini. Sebagai generasi muda Lampung, saya merasa harus ikut andil dalam menjaga olahan tradisional yang unik ini.