Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

ICIP-ICIP BUBUR SARANG BURUNG WALET KHAS KELUMPANG HULU

Oleh Nazat Fitriah 30 Sep 2015

Bubur ayam biasa jadi menu sarapan kita. Porsinya pas tidak membuat kekenyangan. Mudah ditemui karena banyak yang jual. Dan yang paling penting, harganya murah meriah.

Tapi kalau bubur sarang burung walet? Wah, ini sih bukan sarapan rakyat biasa!

Makanan Favorit Sang Kaisar

Tau, dong, Kaisar Ming dari Cina? Nah, ini salah satu tokoh penggemar sarang burung walet. Pada tahun 1589, Jendral Cheng Ho kembali dari pelayarannya ke Asia Tenggara dan membawa makanan itu dari Indonesia sebagai buah tangan. Sup sarang burung walet adalah favorit sang raja.

Sampai sekarang, sarang burung walet tetap jadi hidangan mewah yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang, terutama yang berkantong tebal. Ini lantaran makanan berbahan sarang burung walet harganya mahal.

Untuk mendapatkan sarang burung walet di alam tidak mudah. Meski zaman sekarang sarang burung walet banyak dibudidayakan, tetap saja yang alami adalah yang terbaik kualitasnya. Barangkali, itu sebabnya sarang burung walet dihargai tinggi. Konon, di Cina harganya bisa mencapai Rp 50 juta!


Hidangan Mewah Sekali Setahun

Nah, di Provinsi Kalimantan Selatan ada sebuah tempat penghasil sarang burung walet alami yang sangat legendaris, yakni Goa Temuluang. Goa ini terletak sekitar 300 kilometer dari Banjarmasin, tepatnya di Desa Bangkalaan Dayak, Kecamatan Kelumpang Hulu, Kabupaten Kotabaru. Goa eksotis berumur ratusan tahun yang pertama kali ditemukan seorang raja dari klan Kerajaan Banjar bergelar Raja Agung ini telah ditetapkan sebagai milik masyarakat adat Dayak setempat.

Selama ini, masyarakat rutin memanen sarang burung walet di Goa Temuluang setiap tiga bulan sekali. Hasilnya tidak dinikmati oleh mereka, tapi semuanya dijual kepada pengumpul. Baru beberapa tahun terakhir ini saja, oleh tangan ibu-ibu PKK di sana, potensi lokal ini diolah menjadi sajian yang sekarang menjadi kuliner khas kecamatan setempat : bubur sarang burung walet khas Kelumpang Hulu.

Tapi karena harga bahan baku yang mahal, bubur sarang burung walet tidak ekonomis untuk dikomersilkan, karena pasti tidak terjangkau oleh masyarakat. Makanya, bubur ini hanya dibuat kalau ada momen tertentu. Misalnya, pada peringatan hari jadi Kabupaten Kotabaru setiap bulan Juni.

Penampakkan bubur sarang burung walet tidak berbeda dengan bubur ayam pada umumnya. Bahan pembuatannya pun sama : beras, santan, dicampur potongan sayuran seperti wortel. Hanya saja, penambahan sarang burung walet (yang sudah dibersihkan) saat beras direbus, menghasilkan rasa bubur yang lebih gurih. Selain itu, terasa ada tekstur kenyal-kenyal di lidah.
proses memasak
sarang burung walet
setelah dibersihkan dan disuwir
Saat disajikan, di atas bubur ditambahkan suwiran daging ayam dan telur, taburan daun sop dan bawang goreng, sedikit perasan jeruk nipis, dan terakhir kerupuk. Bubur pun siap disantap! Mantap!
yummy!
di Saijaan Expo 2015
Inilah kenapa bubur sarang burung walet khas Kelumpang Hulu yang cuma muncul setahun sekali itu selalu laris manis diserbu. Apalagi, sarang burung walet dikenal berkhasiat untuk kesehatan.


Air Liur Bikin Awet Muda

Menurut sebuah catatan sejarah, sarang burung walet sudah dikonsumsi manusia sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Sarang burung walet bisa diolah menjadi berbagai makanan, yang paling populer adalah dibuat sup.

Tapi, kok bisa ya, air liur burung saja dihargai mahal?

Manfaat sarang burung walet untuk kesehatan sudah sejak lama mendunia. Beberapa penelitian menyatakan bahwa air liur burung walet yang mengering dan kemudian difungsikan sebagai sarang untuk bertelur itu mengandung segudang kebaikan. Mulai menetralkan flu, menyembuhkan luka, menguatkan tulang, meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit, sampai menyehatkan paru-paru.

Dan ini yang menarik, sarang burung walet juga dipercaya bikin awet muda, loh! Iya, ada penelitian yang menyebutkan konsumsi sarang burung walet bisa merangsang regenerasi sel dan produksi Epidermal Growth Factor yang bisa mencerahkan kulit, sehingga bermanfaat mencegah penuaan dini.

Wah, kalau begini sih tidak mengherankan, ya, kalau sarang burung walet menjadi hidangan kaum elit dengan harga selangit!***
Jelajah Gizi 3 : Makanan Daerah yang Mendunia
***tulisan ini diikutsertakan di #JelajahGizi 3