Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Jelajah Gizi Bali, Membedah Kandungan Pangan Lokal

Oleh lusitris 08 Nov 2015

Senang sekali bisa ambil bagian dalam Jelajah Gizi 2015 yang kali ini diadakan di Bali, untuk membedah kandungan pangan lokal.

Berkat tulisan tentang Bakmi Jawa, saya bisa mengikuti program Jelajah Gizi 2015 dari Nutrisi Anak Bangsayang sebelumnya direncanakan diadakan di Sumatra Barat. Namun kabut asap yang belum teratasi dan jarak pandang bandara Minangkabau yang tak menentu, membuat panitia mengubah destinasi ke Bali. Semoga masyarakat Sumatra Barat sudah menghirup udara sehat saat ini. Salut dengan persiapan yang demikian singkat, hanya 2-3 hari, kamipun berangkat ke Bali.

Sebelumnya saya sudah pernah mencicipi baik masakan Sumatra Barat maupun Bali. Keduanya memiliki citarasa pedas. Selebihnya, keduanya memiliki pilihan bahan dan bumbu yang berbeda. Begitu pula dengan cara memasaknya. Pada Jelajah Gizi Bali ini, kami diajak membedah kandungan pangan lokal untuk kemudian dibagikan ke teman-teman semua agar kita bisa memahami nilai gizinya. Semoga di lain kesempatan saya bisa mengetahui pula kandungan pangan Sumatra Barat.

Rombongan Jelajah Gizi Bali siap memulai perjalanan.

Rombongan petualang Jelajah Gizi Bali 2015 siap memulai perjalanan.

Dari jadwal acara selama di Bali yang dibagikan sebelum keberangkatan, terlihat bahwa kami akan mengunjungi dua sisi Bali yang berbeda, yaitu gunung dan seputar laut. Rombongan diantar langsung oleh pak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs, PT Sarihusada Generasi Mahardika.

Untuk soal pangan, kami didampingi Chef Muto, yang dikenal sebagai Kungfu Chef, untuk memberikan beberapa pengetahuan cara memasak ala Bali. Bagi seorang ibu, ini sangat menarik karena menambah keragaman menu masakan rumah. Supaya nggak tumis melulu atau telur dadar tiap hari.

Selain itu, kami juga didampingi pakar gizi agar tidak asal masak dan tidak asal makan. Tidak tanggung-tanggung, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, menyertai kemanapun kami pergi selama di Bali. Dengan pembawaan yang kocak dan selalu otomatis memerinci kandungan pangan yang diperagakan chef Muto, membuat saya terpana, begitu banyak gizi sekaligus zat lain yang harus diperhatikan dalam makanan sederhana sekalipun. Maklum sudah profesor, ilmunya meluber meski terus dikeluarkan, bagaimanapun gaya beliau. Heheee….

Set Ayam Betutu

Set Ayam Betutu

Banyak yang ingin saya ceritakan ke teman-teman, tapi karena terlalu panjang, saya bagi menjadi beberapa artikel, ya.

Bagian pertama ini tentang kegiatan Jelajah Gizi Bali secara umum.

HARI 1: GUNUNG

Hari pertama dimulai agak siang, setelah menikmati seporsi Ayam Betutu yang nikmat, sambil menunggu teman-teman laki-laki selesai sholat Jum’at. Perjalanan dimulai

Bali Pulinasebuah agro wisata kopi. Loh kok ke kebun kopi? Apakah kopi bergizi? Dari penjelasan Prof Eman, saya memahami bahwa perjalanan tersebut tidak untuk mengejar makanan tertentu, melainkan membedah kandungan pangan lokal, apapun itu, yang penting diproduksi masyarakat setempat dan dikonsumsi secara luas. Dari situ, kita bisa belajar mana yang baik dan mana yang kurang baik dikonsumsi.

Bagi penggemar kopi seperti saya, Bali Pulina adalah surga. :D

Bagi penggemar kopi seperti saya, Bali Pulina adalah surga. :D

Bali Pulina menanam, mengolah dan menjual sendiri produk kopinya, termasuk kopi luwak yang terkenal itu. Disana kami bisa melihat seperti apa tanaman kopi arabica dan robusta, serta tak ketinggalan si luwak. Kami juga ditunjukkan cara memproses kopi dari biji ke bubuk. Aromanya sangat menyiksa bagi penggemar kopi seperti saya. Pengin cepat-cepat mencicipi.

Apakah kopi baik untuk dikonsumsi? Nantikan penjelasannya panjang lebar di postingan selanjutnya. Heheee….

Desa Adat Penglipuran merupakan destinasi yang wajib dikunjungi di Bali. Diantara desa adat yang sudah banyak punah, Penglipuran diharapkan mampu mempertahankan tradisi suku Bali Aga yang merupakan keturunan asli Bali. Beruntung kami dipandu oleh tour guide yang tak pernah berhenti bercerita keseharian masyarakat Bali, adat istiadat dan bagaimana masyarakat Bali mengantisipasi perubahan jaman.

Desa Penglipuran yang tenteram. Kanan bawah adalah loloh cem-cem.

Desa Penglipuran yang tenteram. Kanan bawah adalah loloh cem-cem.

Penglipuran adalah kesenyapan yang menentramkan. Jauh dari kehidupan modern tapi membuat teman-teman peserta didekat saya mengaku betah. Kami sempat mampir ke rumah nomor 21, untuk mencicipi loloh cem-cem, semacam minuman energi dari daun cem-cem. Rasanya segar jika diminum dalam keadaan dingin dan bercitarasa seperti kedondong. Kami disambut dengan sangat ramah oleh tuan rumah, sepasang suami istri yang telah 49 tahun berumah tangga. Wow, awet sekali. Apakah ini berkat loloh cem-cem? Lain hari saya akan cerita.

Paon Bali Cooking Class

Sayang, kami datang di Ubud diwaktu malam sehingga tidak bisa menyaksikan keindahan alam tempat shooting Julia Roberts di fim Eat, Pray and Love ini. Kekecewaan tersebut segera terobati dengan penampilan perdana Chef Muto alias Kungfu Chef di Jelajah Gizi Bali. Duet dengan tuan rumah yang sangat ramah, bu Puspa, Chef Muto mengajari kami memasak lawar, sate lilit dan es kuwut. Resep tersebut kemudian dilombakan dan saya kalah. Maaf ya sudah mengecewakan teman-teman supporter. Hihihiii….

Cooking class di Paon Bali yang penuh huru hara ala Kungfu Chef

Cooking class di Paon Bali yang penuh huru hara ala Kungfu Chef

Hari pertama ditutup dengan makan malam yang lezat dan berlimpah, yang jadi makin lahap berkat kehangatan pak Wayan dan bu Puspa. Dari sana kami menuju Grand Sunti, Ubud, untuk beristirahat.

HARI 2: LAUT

Pagi sekali kami sudah diultimatum untuk segera berangkat ke pelabuhan Tanjung Benoa. Kami tidak boleh ketinggalan kapal Bali Hai Cruise II yang akan mengantar kami ke Nusa Lembongan. Pengelolaan operator wisata ini sangat rapi dan tepat waktu, sehingga diminati wisatawan dari berbagai negara.

Nusa Lembongan berjarak 1 jam lebih dari Tanjung Benoa. Meski saya sudah beberapa kali naik kapal seperti itu, bahkan pernah hingga 12 jam, tapi entah mengapa kemarin itu agak pusing juga. Untung nggak mabuk laut, sehingga tidak terlalu merepotkan, cuma diam saja jadinya. Heheheee….

Kapal berhenti disebuah ponton besar, lalu kami berpindah ke kapal cepat yang lebih kecil. Mungkin ini agar kapal tidak kandas di perairan dangkal, serta tidak mengganggu aktivitas wisatawan. Belum sampai di darat saya sudah takjub melihat wisatawan yang terlihat gembira dan bersemangat mondar-mandir menggunakan parasailing, banana boat dan papan selancar. Saya sendiri penasaran dengan snorkeling.

Nusa Lembongan yang indah dan berair sejuk meski udara panas. Kemarin kurang lama, pengin balik lagi. :D

Nusa Lembongan yang indah dan berair sejuk meski udara panas. Kemarin kurang lama, pengin balik lagi. :D

Pulau ini menyediakan semua keperluan wisawatan termasuk penginapan, kolam renang air tawar hingga makan dan minum yang berlimpah. Kegiatan kami sendiri diisi dengan berbagai lomba kekompakan dan demo masak dari Chef Muto, yang membuat serombotan, masakan khas Klungkung.

Kami juga berkesempatan melihat sisi lain pulau yang ditinggali penduduk. Rupanya mereka juga hidup dari rumput laut. Prof Eman sempat memberikan perhatian tentang cara menjemur rumput laut agar lebih higienies. Apakah saya jadi snorkeling? Sabar, ya. Di postingan selanjutnya, ada ceritanya.

Discovery Hotel and Resort adalah tempat kami menginap di hari kedua. Di postingan mendatang, saya akan keluarkan foto-foto cantik hotel ini, yang terletak di pinggir pantai Kuta. Dihalaman hotel ini pula, diadakan jamuan makan malam, pemberian penghargaan pemenang lomba, dan ramah tamah. Kelompok saya menempati urutan buncit. Sekali lagi maafkan saya, ya. Heheheee…..

Discovery Hotel and Resort yang memiliki fasilitas lengkap bagi yang ingin berlibur dengan suasana tenang tapi tak ingin terlalu jauh dari keriuhan kota.

Discovery Hotel and Resort yang memiliki fasilitas lengkap bagi yang ingin berlibur dengan suasana tenang tapi tak ingin terlalu jauh dari keriuhan kota.

Dalam sambutannya, pak Arif mengungkapkan berbagai harapan, dari anak-anak Indonesia yang lebih sehat, hingga makin banyaknya postingan-postingan yang baik tentang pangan Indonesia. Saya yakin teman-teman setuju dan mendukung harapan pak Arif tersebut.

HARI 3:BONUS

Bonus yang saya maksud disini bukan kalap belanja di Khrisna ya, melainkan mampir di Bloem’s.

Bloem’s Waroeng adalah tempat asal muasal nasi jinggo. Nggak nyangka masih mendapat banyak pengetahuan berharga di saat-saat akhir kepulangan kami. Di Bloem’s kami tidak hanya makan siang, tapi juga mendapat banyak tips dan pengetahuan masakan otentik Bali dari pemiliknya sendiri, pak Henry Alexi Bloem, yang juga merupakan President of Indonesian Chef Association.

Chef Muto dan Chef Bloem takjub melihat ibu-ibu merangsek kedepan berebut melihat dan membaui bumbu rahasia Bloem's. :D

Chef Muto dan Chef Bloem takjub melihat ibu-ibu merangsek kedepan berebut melihat dan membaui bumbu rahasia Bloem’s. :D

Di meja kami terhidang nasi jembung gurih, be siap pecel, gurita kesune cekuh, be sapi sere tabia, be pindang bongkot, plecing kangkung, jukut meurap dan es kacang barak. Jukut meurap ini yang paling cepat habis. Tak lupa kami juga mengagumi dan menghabiskan bebek crispy-nya. Nah, supaya tidak bingung membaca nama-nama asing tersebut, baca juga postingan saya berikutnya, ya.

Setelah pie susu pesanan saya ke panitia sampai di tangan, terpaksa saya harus mendahului pamit karena pesawat akan berangkat lebih dahulu.

Jelajah Gizi Bali 2015 merupakan sebuah pengalaman yang kaya manfaat dan pengetahuan.

Sayang jika hanya diceritakan sepintas. Semoga di postingan berikutnya saya bisa membagi lebih banyak lagi dari yang saya serap selama di Jelajah Gizi Bali 2015 lalu.