Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Jelajah Kuliner Bergizi Di Minahasa Sulawesi Utara

Oleh Liswanti Pertiwi 28 Nov 2016

Indonesia kaya dengan kebudayaan dan alam yang indah. Begitu pun dengan hasil laut yang melimpah. Indonesia pun kaya dengan keberagaman pangan yang dihasilkan, salahsatunya di Minahasa. Lokasi Minahasa Sulawesi Utara meeupakan wilayah perairan dan pegunungan. SSelain itu memiliki perairan air taawar berupa danau yang dihuni oleh ikan endemik, yaitu ikan nike di danau Tondano (terbesar di Sulwesi Utara) yang letaknya diapit oleh pegunungan Lembean, gunung Kaweng, bukit Tampusu dan gunung Masarang.

Dengan posisi yang stretegis seperti ini, Minahasa memiliki keanekaragaman bahan pangan yang disediakan oleh alam. Maka Jelajah gizi tahun ke 4, dilakukan ke Minahasa Sulawesi Utara, untuk eksplorasi keberagaman pangan dan kearifan lokal. Jelajah gizi bukan saja mengenal kuliner khas setempat, tapi juga mengenal budaya dan kekayaan pangan yang terkait dengan kecukupan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia.

Jelajah gizi Minahasa yang dilakukan 18 sampai 20 November 2016 kemarin memang sangat menarik dan seru. Ini jalan-jalan unik yang menjadi pengalaman pertama saya. Banyak tempat yang dikunjungi dan diisi dengan kegiatan menarik, salah satunya jelajah kuliner bergizi di Minahasa Sulawesi Utara. Tempat yang dikunjungi seperti:

Danau Tondano

Hari pertama kegiatan Jelajah Gizi Minahasa diisi dengan berbagai kegiatan. yakni mengunjungi danau Tondano yang merupakan Kaldera yang dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi. Bagi masyarakat Sulawesi Utara, danau ini menjadi salah satu sumber daya penting. Selain itu danau ini terkenal dengan kekayaan bahan makanan yang terkenal hingga ke luar negeri, seperti lobster air tawar yang hidup didalamnya.

Di Resto Tumou Tou Danau Tondano peserta jelajah gizi bisa menikmati berbagai makanan bergizi, dimana bahan pangannya berasal dari danau yang satu ini. Salah satuya perkedel ikan nike yang mengandung zat gizi dan asam amino esensial yang baik bagi tubuh. Selain ikan nike yang kami nikmati, ada juga ikan mujair dan sate kolombi hasil pangan dari danau Tondano. Rasanya yang gurih dan nikmat, akan lebih enak disajikan dengan dabu-dabu yang menyegarkan.

Aktivitas jelajah gizi hari pertama juga diisi denga tour keramba bersama nelayan setempat. Sekaligus sharing dengan petani keramba dan nelayan ikan nike. Setelah selesai di danau Tondano, acara pun berlanjut dengan melihat secara langsung pembuatan makanan khas Minahasa, seperti nasi jaha, klapertart, lemet bulu, hingga kolembeng merah. Ternyata untuk menikmati nasi jaha yang enak dengan bahan dasar ketan, butuh waktu 2 jam dalam memasaknya dengan cara di bakar di bambu. Bukan itu saja, menikmati klapertart di tempat asalnya juga beda banget dengan yang biasa saya dapatkan dari beberapa teman. Yang di Minahasa enak banget rasanya.

Tomohon

Setelah puas menikmati makanan khas Minahasa, hingga perut kekenyangan, perjalanan jelajah gizi Minahasa berlanjut ke Tomohon. Kali ini kami semua mengunjungi bukit Temboan Rurukan di Tomohon. Tomohon juga kaya dengan kekayaan alam pegunungan yang sejuk, asri, indah dan menawan. Tomohon juga dikenal sebagai kota bunga dan sayur, serta memiliki banyak destinasi wisata yang indah, salah satunya eko wisata desa rurukan dan pasar Tomohon yang sudah terkenal ke seantero dunia.

Di hari kedua, jelajah gizi Minahasa mengunjungi pasar beriman Tomohon. Di pasar ini peserta jelah gizi yang sudah terbagi ke dalam beberapa kelompok melakukan market games, dengan membeli bahan makanan/makanan dari pertanyaan yang sudah diberikan panitia. Saya dan kelompok Cakalang mendapat 4 pertanyaan, dan mendapat uang 30 ribu untuk membeli, kolombi, dabu-dabu, pisang goroho, dan kue bagea. Setelah selesai melakukan market games, selanjutnya kami pun ekslpor pasar Tomohon, dimana kami bisa membuat foto dan video dari aktivitas yang ada di tempat ini. Aktivitas jual beli di pagi itu begitu ramai, ada banyak pula penjual sayuran segar, buah-buahn, kue, makanan, pakaian, kebutuhan dapur, hingga makanan ekstrim.

Jelajah gizi bukan hanya diisi dengan menikmati makanan khas dan mengenal keberagaman pagan Minahasa, tapi juga diisi dengan bakti sosial. Bahowo terletak di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Manado Sulawesi Utara. Taman Bahowo terkenal sebagai tempat wisata hingga edukasi, karena disini pun ada hutan mangrove, sekaligus pusat pembibitan Mangrove atau tanaman bakau. Sejak Maret 2016, kawasan ini dijadikan proyek penanaman pohon mangrove, yang juga didukung oleh Aqua (Danone Grup).

Tanaman magrove sangat bermanfaat sekali, yakni bisa menghalau ombak. Seperti cerita Novanti, dimana 2 tahun lalu ada ombak besar, tapi tidak sampai ke rumah, karena dihalau oleh mangrove. Awalnya mangrove disini untuk penghijauan, tapi sekarang dilakukan pembibitan dan penjualan, yang bisa menambah penghasilan masyarakat sekitar. Selain ikut serta dalam menanam mangrove, disini pun ada kegiatan snorkling melihat pesona bwh laut bahowo. Serta manengkel yang merupakan menangkap ikan dengan tangan kosong atau dengan tombak.

Manado

Sebelum pulang kembali ke Jakarta, jelajah kuliner bergizi di Minahasa pun berlanjut. Kali ini kami semua makan sambil melihat langsung cara pembuatan kuliner khas Manado, seperti membuat bubur tinutuan dan sambal roa. Bubur Tinutuan berbahan utama beras yang dicamur berbagai macam sayuran, dan tidak mengandung daging. sehingga makanan ini bisa menjadi makanan pergaulan antar kelompok masyarakat di Manado. Makanan ini sudah tentu bergizi, karena banyak sayuran seperti bayam hingga jagung yang bermanfaat sekali untuk kesehatan tubuh.

Sambal roa juga sudah terkenal ke mancanegara, rasanya enak sekali. Ikan roa adalah jenis ikan laut yang dapat ditemui diperairan Sulawesi Utara. Setelah itu, makan siang di hari terakhir di Manado, kami menikmati nasi kuning khas Manado yang dibungkus dengan daun woka. Rasa nassi kuning ini enak sekali, berisi ikan nike, telur dan daging. Belum lagi rasa sambalnya yang benar-benar pedas sekali.

Jelajah gizi Minahasa pun berakhir dengan menyenangkan, banyak sekali ilmu dan pengetahuan baru tentang makanan bergizi yang saya dapatkan. Sebelum melanjutkan perjalanan ke bandara Samratulagi, kami singgah sejenak menikmati pemandangan Manado dari jembatan Soekarno. Indonesia ini memang sangat indah, selain banyak memiliki tempat wisata yang menarik, pemandangan alam yang indah, hingga keberagaman pangan. Termasuk di Minahasa yang memiliki bahan pangan, salah satu yang menarik perhatian saya selama di Minahasa adalah ikan nike, ikan roa, kolombi, nasi jaha, hingga pisang goroho. Semoga saja ya, kedepannya bisa kembali menikmati Indonesia di Minahasa Sulawesi Utara.