Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Kari Tempe, Menu Sederhana Digemari Bule

Oleh Helda Sihombing 16 Oct 2015

William Mitchell, nama ini sempat santer karena usaha warung tempenya di sebuah pasar di London. Beberapa waktu lalu aku lihat videonya di laman Facebook BBC Indonesia. Bicara soal makanan kedelai tradisional khas Indonesia ini, kita pasti sudah tidak ‘asing’ lagi mendengar mengenai berita tempe yang sudah ‘kemana-mana’. Iya, mendunia!

Sebut saja negeri Jepang yang sudah tidak asing lagi dengan tempe. Ada Rusto’s Tempe di Jepang yang kemudian tempe buatannya malah jadi menu dalam penerbangan Garuda Indonesia dari Osaka ke Denpasar. Di Perancis, ada Ana Larderet yang belajar memproduksi tempe kemudian memasarkannya di Perancis. Kemudian, di Australia ada Amita Buissink yang bahkan menyebut dirinya sebagai duta tempe. Dia tidak hanya memproduksi makanan kedelai tersebut tetapi juga mengajarkannya kepada anak-anak sekolah tentang ilmu fermentasi tempe. Kalau disebutkan satu per satu di sini, rasanya tidak akan cukup.

;)

Jadi, tempe bukan lagi makanan yang asing terdengar di luar negeri. Tempe sudah mendunia – dengan beragam olahannya.

Namun, aku cukup tertarik dengan video William Mitchell karena salah satu olahannya yang menyita perhatianku. Waktu aku tonton videonya, ada sesuatu yang cukup membuatku menelisik lebih jauh – membuatku teringat akan olahan yang sering aku masak di rumah dulu sebelum merantau.

Kari Tempe, Menu Andalan di Rumah Ternyata Mendunia

Coba lihat video pada menit 0:34. Bagian itu yang cukup menarik buatku. Waktu aku lihat bagian tersebut, aku langsung ‘memicingkan mata’ sambil bersenandika: “Ini kayaknya nggak asing deh. Itu wortel, buncis disanten ama tempe”.

www.youtube.com/watch?v=SOtA1QOGQS0

Alarm KEPO-ku langsung berbunyi. Aku buka situs warungtempeh.com yang digawangi oleh bulemantan guru bahasa Inggris di tahun 1995 tersebut, dan hasilnya iya benar! Kalau kamu lihat di bagian menu ada menu bernama “Kari Tempeh Kuning” atau “Indonesia Tempeh Curry”. Penjelasan menu tersebut adalah berbahan dasar tempe yang dimasak dengan santan kelapa, bumbu tradisional seperti serai dan daun jeruk nipis, wortel dan buncis. Hanya saja yang biasa aku masak nggak pakai daun ketumbar seperti penjelasan tersebut.

Aku nggak tahu ya asal Kari Tempe ini dari wilayah mana di Indonesia, atau hampir seluruh wilayah Indonesia punya menu ini dengan bumbu masing-masing kali ya. Yang pasti dulu aku mulai kenal olahan ini sejak usia sekitar 16 tahun ketika tinggal di rumah Maktua (istilah Batak Toba untuk kakak kandung dari Mama). Ntah memang Mamaku yang dulu jarang masak atau gimana, hehe, makanya baru tahu.

Maktuaku menikah dengan orang Karo dan kami tinggal di daerah mayoritas suku Karo, tepatnya Pancurbatu, Sumatera Utara. Beliau sering masak tempe kari ini. Hanya saja di sana sebutnya “Gulai Tempe” (baca: gule). Nah, di rumah seorang teman di Sembahe yang aku sebut “kakak”, dia juga sering masak resep ini. Bahan-bahan bisa diganti-ganti, bisa ditambah tauge, sayur kacang panjang, tahu dan bahkan daging-dagingan. Sesuai selera saja. Hanya saja, tempe selalu jadi bahan utama! Menurutku rasa tempe ketika jadi kari seperti ini sangat enak! Berbeda dengan digoreng. Ah, susah menjelaskannya, yang pasti rasa tempe tanpa digoreng itu ya gimana gitu. Hehehe.

:D

Kari Tempe a la Helda, foto tahun lalu minjam dapur orang. :D
Kari Tempe a la Helda, foto tahun lalu minjam dapur orang. :D

Penasaran dengan cara masak a la aku untuk kari tempe ini? Berikut sedikit resepnyaya. Mohon maaf kalau ada sedikit-sedikit ketinggalan. Aku suka lupa kalau nggak praktik langsung. Untuk takarannya sesuai selera saja, aku nggak terbiasa ‘nakar-nakarin’ kalau masak. Xixixi.

Bahan-bahan:

  • Tempe
  • Wortel
  • Buncis
  • Daun jeruk
  • Serai, dimemarkan.
  • Garam
  • Santan kelapa

Bumbu kuning:

  • Bawang merah
  • Bawang putih
  • Cabai merah, sedikit saja.
  • Kunyit, potong kecil saja.
  • Jahe, potong kecil saja.
  • Ketumbar, sedikit saja.

Cara membuatnya, gampang banget! Kamu cukup haluskan bahan-bahan untuk bumbu kuningnya. Memarkan serai. Lalu tumis sampai harum. Tambahkan daun jeruk atau daun salam. Potong bahan-bahan wortel, buncis dan wortel. Masukkan bahan-bahan satu per satu. Aku biasa mulai dari wortel, lalu buncis dan kemudian tempe. Aduk-aduk supaya bumbu meresap sembari ditunggu. Kemudian, tuangkan santan dan masak sampai mendidih. Garam biasanya aku tabur jika hampir masak. Anyway, untuk santannya sendiri, aku lebih suka ngeblender kelapa parutnya. Lalu aku saring. Dengan dihaluskan pakai blender, santannya jadi lebih kental. Aku nggak suka santan siap pakai, hehe.

Masakan Gulai alias Kari Tempe siap dihidangkan! Bisa disantap bersama nasi.

Apa sih kandungan gizi Kari Tempe ini? Sampai-sampai si Bule Mitchell memilih olahan ini untuk dijual di warungnya di London sana.

Beberapa hari lalu aku tanya ke @DokterMade, pemilik akun @BlogDokter. Aku tanya soal manfaat santan kelapa. Beliau jawab sebagai berikut: Santan memiliki kandungan lemak jenuh yang sehat.

Nah, tempe sendiri sudah pasti tahu ya? Sumber protein yang tinggi. Ada pula vitamin B12 yang menjadikan para kaum vegan tidak kuatir kekurangan vitamin ini yang umumnya ada pada produk-produk hewani. Selain itu, tempe juga memiliki kandungan mineral besi, zinc dan tembaga. Zat antioksidan juga terdapat pada tempe yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas. Nah, kalau ditambah wortel dan buncis – semakin lengkap lagi! Wortel memiliki kandungan vitamin A yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan mata. Buncis kaya protein dan vitamin serta serta dan enzim yang cocok bagi penderita diabetes, hipertensi atau mereka yang ingin menurunkan berat badan.

Wah! Olahan ini ternyata benar-benar kaya gizi. Nah, kalau memang nggak cocok makan dengan nasi putih, kamu bisa ganti dengan nasi merah. Atau, dimakan gitu aja juga bisa sih! Aku bahkan suka gadoingulai ini nggak pakai nasi.

Yap! Ada banyak olahan khas Indonesia yang mendunia. Kita bahkan nggak sangka-sangka, olahan yang sering kita buat di rumah ternyata laku dijual di pasar Internasional. Seperti aku yang cukup kaget juga lihat masakan di wajan besar di video William Mitchell, si tukang tempeh. Anyway, two thumbs up for him! Ada yang menarik juga karena Mitchell pakai nama “Indonesian tempeh”, bukan sekadar bawa nama ‘tempe’ saja. Jadi, orang-orang tahu kalau tempe itu asalnya dari Indonesia, tempe kari juga dari Indonesia.

Kalau ada kesempatan, ntar aku boleh pinjam dapur kalian ya untuk masak Kari aka Gulai Tempe a la Helda. Aku nggak punya dapur di kosan jadinya sudah lama nggak mencicipi olahan yang gurih ini. Ummm! Jadi laperrr…

X’)

Tulisan ini diikutsertakan pada Lomba Blog Jelajah Gizi 3. ^^