Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Kisah Oncom & Si Ikan Roa : Paduan Bergizi Dari Barat & TImur

Oleh warnayogi 06 Nov 2016

“Gi, Yogiii bangun Gi”

Suara cukup kencang itu membuatku kaget dan membuka mataku dari tidur. Pukul 03.20 dini hari, aku masih ngantuk dan tanpa sadar mataku kembali menutup perlahan.


“Giiii..Bangun” suara itu terdengar makin kencang.

“Sahuur Giii, Sahuur. Keburu Imsak lhoo”

Seketika aku mulai tersadar, bahwa hari itu masih puasa. Suara itu adalah suara Om Santoso teman kostku yang kamarnya persis di sebelahku.

Perlahan-lahan aku mulai bangun, beranjak dari kasur dan membuka pintu. Dengan pandangan mata yang masih berat, aku melihat si Om sedang sibuk menyalakan kompor di teras kamarnya.

“Sahur Gii, ini ada kiriman lauk lagi dari Manado. Makan ini aja. Kamu masak nasinya ya?” kata si Om kepadaku.

Setelah cuci muka, aku pun menyalakan komporku sendiri yang ada di depan teras kamarku. Sebetulnya sih bukan kompor milikku. Tapi kompor milik teman kostku di kamar depan yang sudah selesai kuliahnya, dan pulang ke kota asalnya Makasar, 2 bulan yang lalu.

“Masak nasi oncom aja ya, Gii. Masih ada khan oncomnya?” tanya si Om kepadaku.

“Iya om” jawabku singkat.

Setelah api menyala barulah aku mulai step by step membuat Nasi Tutug Oncom. Nasi Favoritku dan ternyata juga disukai oleh si Om…..


****

Itu adalah sepenggal cerita pengalaman yang masih kuingat sewaktu kuliah di Jogja dulu. Aku dulu tinggal di sebuah kost berisi 10 kamar yang dihuni mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Tempat kost kami modelnya terbuka, bukan berada di dalam rumah si pemilik. Melainkan, berada bersama rumah si pemilik di sebuah halaman yang cukup luas. Setiap kamar memiliki teras masing-masing, untuk parkir motor atau bisa digunakan sebagai tempat untuk memasak.

Teman sebelah kamarku, namanya Om Santoso. Usianya cukup jauh denganku. Saat itu, ia berusia 35 tahun. Sedangkan aku adalah mahasiswa semester 6 yang saat itu masih berusia 20 tahun. Om Santoso berasal dari Manado. Ia adalah PNS Kota Manado yang mendapat tugas belajar S2 di UGM, kampus yang sama denganku. Sedangkan aku berasal dari Bandung.

Tak terasa, sudah lebih dari 10 tahun cerita di atas berlalu. Betapa cepat waktu berjalan. Teringat, dulu aku dulu aku masih muda, lucu dan jadi incaran para mahasiswi kampus (hihihi ngaku-ngaku). Sekarang tak terasa sudah makin tua (meskipun masih tetap menawan hehehe).

Sebagai sesama orang yang merantau, dulu aku dan Om Santoso sering merasa kangen dengan makanan asal kampung halaman masing-masing. Om Santoso sering minta ke istrinya untuk dikirimi Ikan Roa Goreng atau Ikan Gabus Asap, yang kerasnya hampir seperti kayu. Lengkap dengan sambal dabu-dabunya. Kedua makanan itu adalah favorit si Om. Cuman, seingatku Ikan Roa Goreng lebih sering dikirim ketimbang Ikan Gabus Asap. Mungkin karena beratnya lebih ringan jadi ongkos kirim paketnya juga lebih murah.


Sedangkan aku, sesekali juga dikirim makanan dari Bandung oleh ibuku atau adikku, tapi tidak sesering si Om. Kebanyakan ibuku mengirim makanan ringan khas Bandung saja seperti kripik pedas, peuyeum, mochi dan sejenisnya. Untuk makanan berat lainnya khas Bandung, aku lebih senang bereksperimen membuat sendiri dengan bahan yang bisa ditemukan di Jogja.

Salah satu makanan favoritku adalah Nasi Tutug Oncom atau biasa disebut Tutug Oncom saja, atau “Nasi TO”. Sebuah nasi hangat yang dimasak dengan campuran Oncom (sejenis tempe yang sangat lazim ditemukan di Jawa Barat termasuk Bandung). Oncom sebetulnya sudah mulai dikenal dan bisa ditemukan juga di daerah lain di luar Jawa Barat, termasuk di Jogja. Akan tetapi agak jarang, tidak sebanyak di Bandung. Tidak semua warung sayur di Jogja juga menjual oncom. Bahkan, di Jogja dulu seringkali oncom tidak muncul berhari-hari di pasaran. Jika sudah begini aku meminta tolong ibu atau adiku untuk dikirimi oncom yang masih bagus dari Bandung pakai paket kilat.

Tak disangka si Om ternyata juga suka dengan Tutug Oncom. Dan aku juga suka dengan ikan Roa. Ini membuat kami seringkali masak dan makan bersama, termasuk saat bulan puasa. Kita menggabungkan makanan khas daerah masing-masing. Si Om Lauknya, aku nasi Tutug Oncomnya. Kalau digabungkan menjadi “Tutug Oncom Ikan Roa”. Kadang juga kita mengajak penghuni kamar lainnya yang “kurang beruntung” tak pernah dapat kiriman.

Saat makan bersama dulu, si Om pernah bercerita soal ikan Roa. Ini adalah ikan khas orang Sulawesi Utara, terutama orang Manado

ikan roa. Sumber Gambar : https://sambalikanroaalfa.wordpress.com/

“Bukan Orang Manado namanya kalau tidak tau ikan Roa” ujar si Om.

Banyak makanan atau olahan makanan Sulawesi Utara yang menggunakan bahan dasar atau campuran Ikan Roa ini. Salah satunya sambal dabu-dabu yang diberi campuran Ikan Roa yang dihancurkan.

Sambal (Dabu-Dabu) Ikan Roa. Sumber Gambar :http://fahmi-artcolection.blogspot.co.id/2015/07/resep-sambal-roa-khas-manado.html

Menurut cerita si Om, yang juga ia dapatkan dari orang tua dan kakeknya dulu, Ikan Roa sudah sejak lama jadi santapan yang umum di Manado. Letak Manado yang berdekatan dengan laut memungkinkan untuk bisa mendapat ikan Roa secara berlimpah. Bahkan, Ikan Roa juga dianggap setia menemani para pejuang saat zaman penjajahan Belanda dulu. Ikan Roa adalah lauk yang mudah didapat dan harganya murah. Menjadi pilihan lauk pauk, di kala banyak orang tak punya cukup uang untuk membeli daging hewan ternak lain seperti sapi pada masa itu.

“Wah sama dengan oncom, kalau begitu Om” ujarku juga saat dulu berkesempatan makan bersama dengan si Om. Oncom adalah ciri khas makanan orang di Jawa Barat yang mayoritas bersuku Sunda. Bukan orang Sunda namanya kalau tidak tahu oncom. Sudah sejak lama oncom menjadi bagian keseharian masyarakat Sunda. Dan, sama dengan kisah si Ikan Roa, Oncom pun sering menjadi bahan utama atau campuran untuk membuat aneka makanan lain yang berasal dari Jawa Barat, misalnya sambal oncom. Bahkan oncom sering dianggap menjadi pengganti lauk pauk untuk menemani nasi, seperti pada Tutug Oncom.

Kalau di Betawi ada namanya Nasi uduk, di daerah Indonesia lainnya juga ada nasi-nasi lainnya. Nah di Jawa Barat salah satu nasi yang khas adalah Nasi Tutug Oncom (Atau Tutug Oncom saja). Tutug oncom juga menjadi konsumsi makanan terutama rakyat jelata saat masa penjajahan dulu. Pada zaman dahulu hampir setiap rumah memiliki kebiasaan memasak Tutug Oncom. Selain rasanya yang gurih, pembuatan nasi dengan lauk Tutug Oncom (oncom tumbuk) ini relatif mudah dan murah. Meski zaman dulu orang punya peliharaan ayam atau ikan, mereka tidak pernah makan hewan peliharaan tersebut. Karena Hewan-hewan tersebut baru dipotong saat Lebaran tiba saja. Cukup dengan lauk oncom saja sudah cukup.

Kini, setelah lebih dari 10 tahun berlalu, kadang aku masih suka memasak sendiri Tutug Oncom dan Ikan Roa di Jakarta. Sebagai kenang-kenangan saat tinggal bersama si Om Santoso sewaktu kuliah di Jogja dulu.

Keduanya mempunyai kesamaan kisah. Meskipun keduanya sempat menyandang predikat sebagai makanan yang menjadi pilihan orang tak punya banyak uang pada zaman dulu, Tutug Oncom dan Ikan Roa Layak untuk disandingkan menjadi pasangan hidangan bergizi di meja makan. Paduan dari bagian Barat dan Bagian Timur Indonesia. Beruntung kini sudah banyak yang menjual ikan roa siap konsumsi secara online dan asli dari Manado.

Kandungan Gizi

Ikan Roa sering disebut juga ikan Julung-Julung. Banyak terdapat di perairan Laut Utara Pulau Sulawesi sampai dengan kepulauan Maluku. Nama latin dari ikan ini adalah Hemiramphus Brasiliensis. Tampaknya belum begitu banyak penelitian soal ikan ini, tidak seperti pada ikan lainnya seperti tuna . Meskipun begitu Ikan ini diketahui merupakan sumber protein. Selain itu, rasanya juga enak tak kalah dengan ikan air laut lainnya.

Ikan Roa atau Juga Disebut Ikan Julung-Julung. Sumber :http://www.sambalroambalia.com/blog/ikan-roa-bahan-sambal-roa/

Sedangkan oncom yang dipergunakan pada Tutug Oncom, tercatat memiliki kandungan gizi seperti air, energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, Vitamin C dan Vitamin B1. Dengan kandungan gizi seperti ini, oncom memiliki manfaat diantara : Mencegah perut kembung, menekan produksi racun aflatoksin, menjaga sistem pencernaan, dan mengurangi kolesterol. Nasi yang dikombinasikan dengan Oncom menjadi tutug oncom juga sumber karbohidrat untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Oncom. Sumber Gambar :http://artikelhki.blogspot.co.id/2015/07/manfaat-oncom-dan-tempe-bagi-kesehatan.html

CARA MEMBUAT

Nah, bagaimana cara menghidangkan sepasang makanan dari Barat dan Timur Indonesia yang memiliki kesamaan kisah ini?

Bagi kita yang berada di Jakarta, agar lebih mudah ikan Roa bisa kita bisa beli secara online. Namun bagi yang dapat menemukannya di pasar ikan, Ikan Roa bisa diolah sesuai selera seperti cukup dengan di goreng. Sama dengan mengolah ikan lain pada umumnya.

Untuk Tutug Oncom, bagi teman-teman yang diaerahnya tidak bisa menemukan oncom bisa diganti dengan tempe. Yang memiliki kandungan gizi yang mirip dengan oncom. Cara membuat Tutug Oncom adalah sebagai berikut : (Yang paling praktis yang sering saya buat )

BAHAN

1. Nasi matang secukupnya, atau sesuai kebutuhan

2. Oncom sebanyak 2 Kotak

3. Bawang Merah 3 Siung (Geprek dan cincang halus)

4. Bawang Putih 3 Siung (iris tipis)

5. Garam dan Gula secukupnya

6. Cabai Rawit merah 7 buah (atau sesuai selera. Potong kecil-kecil).

7. Minyak kelapa 1 sendok makan

8. Daun Kemanggi secukupnya

Bahan-Bahan Membuat Tutug Oncom. Dokpri

CARA MEMBUAT

1. Potong-potong oncom menjadi bentuk dadu agar mudah dihancurkan.

2. Hancurkan Oncom Dengan menumbuknya atau menekannya dengan sendok nasi

3. Masukkan Oncom ke dalam Wajan untu dipanaskan. Panaskan selama 15 menit sambil diaduk-aduk sampai tercium wangi yang khas

4. Angkat kembali Oncom

5. Masukkan sedikit minyak goreng ke dalam wajan. Lalu masukkan bumbu-bumbu : bawang merah, bawang putih dan Cabe rawit. Tumis hingga harum.

6. Masukkan oncom dan tumis bersama bumbu sampai kembali harum

7. Masukkan nasi matang. Lalu tumisbersama oncom (seperti membuat nasi goreng).

8. Masukkan garam dan gula pasir secukupnya. Aduk hingga merata.

9. Jika sudah panas dan wangi baru angkat nasi dan siap disajikan.

10. Jangan lupa taburi dengan duan kemanggi agar harum dan tampak lebih cantik. Sajikan bersama ikan Roa Goreng yang sudah ada.

(Cara ini sama jika bahan yang digunakan adalah tempe sebagai pengganti oncom)

Kemarin masak kurang lebih Jadinya seperti ini. Ikan Roanya Beli yang sudah jadi :)

Referensi bacaan :

http://manfaat.co.id/manfaat-oncom-bagi-kesehatan-tubuh

https://roasadap.wordpress.com/tentang-ikan-roa/

http://pandri-16.blogspot.co.id/2011/11/sejarah-makanan-nasi-tutug-oncom-jawa.html

http://pandri-16.blogspot.co.id/2011/11/sejarah-makanan-nasi-tutug-oncom-jawa.html