Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

LUPAKAN DIET, MARI PERGI KE SULAWESI UTARA!

Oleh Winwin Faizah 03 Nov 2016

jelajah-gizi

Makanan selalu punya caranya sendiri untuk mengikat hati. Entah itu Soto Pepaya buatan Mak saya di Margomulyo atau Sambalado super pedas bikinan Amak di Galogandang, Tanah Datar sana. Tak hanya menyihir lidah, melainkan meninggalkan rasa di hati dan akan selalu mengingatkan pada episode-episode tertentu dalam perjalanan kehidupan.

Makanan pula lah yang membuat saya homesick dan nangis-nangis bombay di minggu-minggu awal kuliah, ketika untuk pertama kalinya jauh dari Mak’e. Saya pindah ke lingkungan yang jauh lebih modern dengan menu makanan lebih mewah serta keluarga baru yang lebih ‘gaul’ dan melek teknologi. Tapi nyatanya semua belum cukup membuat saya bisa mengatakan bahwa cheese cake lebih enak dari gethuk, atau sirloin steak lebih enak dari sarden ikan asin buatan Mak. Ini bukan sekedar urusan #NdesoGarisKeras atau lidah tak bisa bohong. Tapi karena sadar atau tidak, setiap kali kita mencecap rasa makanan, hati kita ikut merasakannya. Makan bukan sekedar urusan perut, apalagi kalau kita tahu benar proses dibalik hidangan yang tersaji itu. Saya mah orangnya gitu, selalu pakai hati, cyiin!

Dan karena setiap makanan membawa kenangan dan ceritanya sendiri, btw sebenarnya ada tiga makanan olahan laut khas Sulawesi Utara yang sedang berada di daftar paling atas jenis makanan yang membuat saya penasaran. Daripada saya galau dan makin lapar, mending saya share aja disini. Karena lu aja rese kalo laper, apalagi gue.

  1. Ikan Woku Belanga

Pertama saya tahu nama makanan ini, yang terbayang di benak adalah masakan yang terbuat dari Ikan Woku yang dimasak di belanga/panci. Tetapi ternyata salah. Kata Woku sendiri merupakan sebutan untuk bumbu masakan khas Manado yang diambil dari nama daun Woka. Daun woka ini biasa dijadikan alas untuk memasak aneka makanan yang kaya akan rempah-rempah.

Ada dua jenis woku yakni woku belanga dan woku daun. Kalau woku belanga dimasak dengan menggunakan belanga/panci maka woku daun proses memasaknya dengan dibungkus daun sebelum dipanggang atau dikukus.

dsc06171n
Ikan Woku Belanga (foto diambil dari sini)

Nah, Salah satu jenis masakan yang paling sering dimasak dengan bumbu woku belanga ini adalah berbagai olahan seafood seperti ikan, udang, kepiting, cumi, dsb. Misalnya saja Ikan tuna, tongkol atau cakalang yang tepat menjadi pilihan karena rasa yang kuat dari ikan tersebut akan sangat menyatu dengan bumbu woku, membuatnya semakin gurih dan segar. Tentu saja semakin menggugah selera dengan aroma harum rempah yang menguar. Maka mari lupakan sejenak diet, because diet starts tomorrow.

  1. Sambal Ikan Roa

Orang Jawa sering memakai idiom kapok lombok. Artinya kurang lebih orang yang bilang kapok melakukan sesuatu, tapi besok-besok pasti diulang lagi. Persis seperti saat makan lombok/cabe dengan segala variasi makanan. Kalau pagi hari kita ber huh-hah sambil berkata ampun nggak akan makan sambal lagi misalnya, dijamin siang harinya jika disodori makanan tanpa sebiji pun cabe, bakal dicari juga makhluk kecil ngegemesin yang satu itu.

Apalah arti makan tanpa rasa pedas sama sekali coba?! Nggak ada cabe nggak rame, Bro! Sampai salah satu televisi swasta aja bikin acara challenge makan pedas berhadiah uang. Makin tahan pedas, makin tebal kantong peserta. Huh hah!

Nah, kebayang nggak kalau si seksi penggugah selera itu bersatu dengan ikan laut?

Yap, Ikan Roa! Ikan jenis Hemirhampus Sp ini hidup di perairan laut Utara Pulau Sulawesi sampai kepulauan Maluku. Masyarakat lokal menyebutnya ikan Julung-julung. Berbeda dengan ikan woku yang kaya rempah tadi, ikan Roa ini paling maknyus kalau diolah menjadi sambal. Yes, Anda tidak salah baca. Ikan jadi sambal. Kalau ikan bisa bikin siapapun lupa daratan karena kelezatannya dan cabe bisa bikin kapok lombok, maka kombinasi ikan dan lombok niscaya adalah godaan terbesar abad ini.

5473475_a1_v1
Perkembangan Sambal Ikan Roa kian melesat dengan kehadiranSambal roa kemasan sehingga bisa dikirim ke berbagai tempat, salah satunya adalah Roa Judes ini.

Jadi Sambal Roa adalah konspirasi antara ikan roa asap dengan kadar air nol persen yang telah dihaluskan dengan cabe rawit, didukung bumbu-bumbu lain seperti bawang merah, bawang putih, gula, garam, dsb. Jangan harap bisa tutup mata apalagi tutup mulut kalau udah ketemu sambal yang satu ini. Rasa gurih dari ikan berpadu dengan pedas lezat dari geng cabe bakal menggugah selera siapapun dengan sukses tanpa perlawanan. Duh, nasi mana nasi. Udah deh, diet starts the day after tomorrow..

  1. Lalampa

Kalau ditanya makanan apa yang paling tidak saya suka, ketan pasti ada di urutan atas. Entah kenapa saya nggak bisa berdamai dengan makanan yang setiap musim panen tiba menjadi salah satu penyumbang devisa bagi keluarga saya ini.

Pun dengan fakta bahwa ketan demikian dinamis menembus sekat-sekat ketidakmungkinan. Tidak sekedar menjadi nasi, ketan berevolusi menjadi Jadah, Wajik, Rengginan, dan seterusnya. Mulai yang dikukus hingga digoreng, mulai yang manis hingga gurih. Tapi saya tetap bergeming, bagi saya ketan ya gitu-gitu aja. Makanan yang bikin gampang kenyang dan agak eneg bagi saya.

Tapi semua berubah semenjak kehadiran Lemper. Ketidaksukaan saya pada ketan perlahan menipis seiring makin seringnya bendahara sekolah memasukkan menu ini di setiap snack di acara-acara resmi sekolah. Witing trisno jalaran soko kulino, cinta datang karena terbiasa #eaaa. Ketan tak lagi membosankan karena berpadu dengan daging ayam cincang atau abon yang gurih. Entah kenapa kombinasi ini klik banget untuk saya.

Dan seperti ketan yang berevolusi, keyakinan saya itu juga akhirnya goyah. Karena ketan diam-diam telah melebarkan sayap; berkolaborasi dengan ikan laut!

Hualaah… nggak kebayang kayak apa gurihnya. Sementara bertemu ketan dicampur daging ayam cincang saja saya sudah takluk, bagaimana kalau ketan bersatu dengan kelezatan ikan tongkol yang penuh gizi?! *lambaikan tangan ke kamera*

_timthumb-project-code-php
Lalampa yang menggugah selera (foto diambil dari sini)

Saudaranya Lemper ini bernama Lalampa. Merupakan jenis makanan ringan (tapi berat) yang kerap disajikan masyarakat Manado dan sekitarnya dalam berbagai acara karena praktis namun mengenyangkan. Cara pembuatannya mirip dengan lemper yang ada di pulau Jawa namun isian yang digunakan adalah ikan tongkol berbumbu aneka rempah. Uniknya lagi, proses memasak lalampa tidak dikukus seperti lemper melainkan dibakar diatas bara api.

Sampai sini, kesimpulan saya cuma satu: diet starts when when.. #eh

Diantara riuh aneka tawaran produk diet berbasis MLM, herbal, teknologi hingga pil ajaib, saya memilih melipir sejenak. Saya harus pergi menuntaskan rindu pada mereka, makanan-makanan juara dari Sulawesi Utara. Uh yeah!