Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Loloh Cemcem: Jamu Yang Tak Biasa

Oleh Retno Wulandari 12 Nov 2015

Menggali Bali memang nggak ada habisnya.Di salah satu desa yang jadi tujuan destinasi #JelajahGiziBali kemarin, ada lagi nih harta berharga dari kekayaan alam nusantara yang layak jadi idola. Meski termasuk kategori jamu, minuman segar dari Penglipuran, Bangli ini sama sekali jauh dari citra pahit yang kerap melekat. Namanya loloh cemcem.

Kalau kamu pernah minum jus kedondong yang dibubuhi kiamboy, seperti itulah rasa loloh cemcem. Seger banget kan? Apalagi kalo dikulkasin dulu… Meski berkesan ringan, jangan sepelekan khasiat di balik kesegarannya. Already proven on me!

Persis setelah menikmati kopi di Bali Pulina kemarin, di bawah garangnya terik matahari penyakit saya kambuh: sakit kepala sampai mual. Iya, kelemahan saya kalo berpanas-panas adalah gampang kena sakit kepala. Efek dehidrasi juga mungkin ya? Nah, dalam keadaan lemah tak berdaya tanpa tenaga itu, turun dari bis (sebelumnya nyaris terjadi gerakan antiperistaltik dari lambung ke trachea, hiks!) sesampainya di Penglipuran kami langsung disodori loloh cemcem yang tersaji dalam cup mungil.

Awalnya sempat underestimated juga sih, apalagi di dalam bis tour guide bilang kalo loloh cemcem itu sejenis jamu. But, never judge everything by it looks! Dengan tampilan berwarna hijau mirip larutan klorofil, seteguk loloh cemcem secara nyata membangkitkan kembali nyawa saya yang sempat berkelana gara-gara dehidrasi! Warbiyasak!

Loloh cemcem dibuat dari daun cemcem, sejenis tanaman kedondong yang banyak tumbuh di kawasan Bangli. Hasil penelusuran saya, untuk membuat minuman segar ini nggak sulit kok. Selain perasan daun cemcem, komposisi penyusun loloh antara lain kayu manis, daun jarak pagar, daun dadhap, gula aren, dan air kelapa. Selain memberi pasokan energi pada tubuh yang dehidrasi, loloh cemcem juga menyingkirkan rasa mual. Saking enaknya, saya sampai ngabisin sebotol ini sendirian hahaha.. maaf!

Loloh cemcem memang masih industri berskala rumahan, yang sempat kami icip-icip berlabel Meme Nyampuh sesuai nama pembuatnya. Karena tidak mengandung pengawet sama sekali, loloh cemcem memang tidak bertahan lama. Di dalam lemari pendingin, loloh cemcem bisa tahan 2-3 hari saja. Sayang ya? Butuh teknologi pengawetan yang nggak merusak nutrisi dalam loloh cemcem ini sehingga manfaatnya tetap bertahan jika loloh akan dijadikan komoditi macam kunir asem misalnya.

Tuh kan, mengingat kesegaran dan khasiatnya aja saya langsung pengen nenggak si loloh cemcem ini. Tapi, belinya di mana ya?