Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Memasak Makanan Laut Bersama si Kecil

Oleh Melati Melati 23 Oct 2016

Hidup bersama dua bocah balita membutuhkan kreativitas tersendiri dari sang ibu untuk memastikan keduanya senang dengan aktivitas sehari-harinya. Saya pun harus selalu memikirkan ide-ide kegiatan menarik apa lagi yang bisa dilakukan bersama mereka.

Kebetulan anak sulung saya, Hatta, yang berusia 3,5 tahun sudah menunjukkan minat dan bakatnya ke arah kuliner alias masak-memasak. Sejak dulu Hatta selalu memiliki keingintahuan yang besar pada kegiatan di dapur dan kerap melibatkan diri dalam proses menyiapkan makanannya, dari belanja ke supermarket atau pasar, membersihkan dan memotong-motong bahan masakannya, serta mengolah makanannya hingga bisa dimakan.

Tentu karena Hatta masih kecil, dia masih belum kubolehkan untuk berada terlalu dekat dengan api kompor atau letupan minyak goreng yang panas. Khusus bagian kompor biasanya Hatta hanya boleh melihat proses memasaknya dari jarak tertentu. Paling banter ia menuangkan adonan pancake ke penggorengan atau memasukkan potongan sayur ke panci sop.

Oleh karena itu, khusus untuk urusan masak-memasak, saya harus putar otak mencari resep-resep makanan yang bisa mengakomodir minat Hatta ikut turun tangan mempersiapkan makanannya. Tentu jenis makanannya harus yang tidak pedas dan proses memasaknya sebisa mungkin meminimalisir penggunaan kompor yang beresiko mencederai si bocah.

Selama ini opsi masakan yang paling aman bagi si Hatta biasanya seputar salad, pizza, atau kue. Menggunakan pisau tumpul (bisa pisau roti atau pisau mainan), dengan tekun si bocah bisa berlama-lama memotong-motong jamur, buah, keju, atau smoked beef; meracik bumbu dan menata bahan-bahan masakannya; atau mengaduk dan mencetak adonan kue buatannya.

Kali ini aku ingin memperkenalkan Hatta pada masakan laut, mengajaknya untuk menjelajah rasa serta menjelajah gizi, berkreasi bersama mengolah kerang kampak. Jenis kerang ini umum didapatkan di supermarket atau pasar ikan dan dikenal juga dengan nama Inggisnya ‘scallops’. Dijual dalam cangkang kerangnya yang berbentuk seperti piring, daging kerang kampak bertekstur tebal dan berwarna putih bulat. Ukuran kerang kampak pada umumnya selebar telapak tangan anak balita, dan penampilannya cukup menawan. Terbukti si Hatta langsung tertarik dan banyak bertanya ketika melihat tumpukan kerang-kerang tersebut saat dikeluarkan dari lemari es untuk dimasak.

Mengapa harus kerang kampak? Karena dibandingkan jenis makanan laut lainnya yang lebih repot dan berbahaya persiapan masaknya bagi anak kecil (seperti digoreng, dibakar, dikukus, direbus, atau ditumis), si kerang kampak cukup mudah dan sederhana proses pengolahannya. Dengan begini Hatta bisa lebih aktif berpartisipasi dalam memasak si kerang kampak.

Dari hasil googling sana-sini terpilihlah resep kerang kampak yang dipanggang bersama keju mozzarella. Resep yang kami uji cobakan untuk pertama kalinya ini sangat mudah dipraktekkan dan bahan serta bumbu masak lainnya juga tidak terlampau sulit ditemukan di supermarket. Mirip dengan pizza, resep ini menggunakan bahan-bahan berbumbu Italia sebagai berikut:

Bahan

½ kg (kira-kira 35 buah) kerang kampak, dicuci dan dibiarkan menempel pada 1 sisi cangkangnya

125 gram keju mozzarella, diparut

3 siung bawang putih, iris tipis

3 sendok makan saos tomat

Masing-masing 1 sendok teh bumbu kering oregano, basil, thyme dan rosemary—campur

2 batang daun parsley segar, dicincang

Garam dan merica bubuk, sesuai selera

Cara memasaknya pun sangat mudah dan bisa dilakukan bersama si kecil. Berikut langkah-langkahnya:

Cara memasak

  1. Panaskan oven pada suhu 250 derajat Celsius
  2. Tata kerang berdampingan di atas loyang panggangan oven
  3. Letakkan irisan bawang putih di atas daging kerang kampak, 1-2 iris bawang per kerang
  4. Taburi kerang kampak dengan garam dan merica, jumlah disesuaikan dengan selera
  5. Taburi kerang kampak dengan campuran bumbu kering oregano, basil, thyme dan rosemary
  6. Oles kerang kampak dengan saos tomat (saya memakai kuas masak agar olesannya merata)
  7. Taburi kerang kampak dengan irisan keju mozzarella yang banyak hingga dagingnya tertutupi
  8. Taburi kerang kampak dengan irisan daun parsley segar
  9. Masukkan kerang kampak ke dalam oven dan panggang selama 3 – 5 menit hingga keju meleleh dan kerang kampak tidak terlihat terlalu basah lagi. Untuk bagian yang ini serahkan pada orang dewasa untuk memasukkan dan mengeluarkan kerang ke dalam oven ya. Si kecil bisa diminta membantu menyiapkan kain/serbet/sarung tangan anti panas untuk memegang loyang panas nantinya.
  10. Kerang kampak siap disantap!

Asyiknya, masakan praktis ini tidak memakan waktu lama dari proses peracikan hingga siap santapnya, sehingga si kecil tidak perlu terlalu lama menunggu untuk memakannya. Serunya lagi, cangkang kerangnya bisa sekaligus berfungsi sebagai piring kecil sehingga menu ini cukup dimakan menggunakan garpu atau tusuk gigi saja.

Lalu rasanya bagaimana? Kalau menurutku sih enak banget! Anak-anak pun lahap sekali memakan potongan daging kerang yang kecil-kecil itu. Rasa kerangnya sendiri sudah gurih, namun dengan tambahan keju mozzarella dan bumbu-bumbu Italia rasanya seperti makan pizza ukuran kecil yang imut.

Tapi hati-hati ya teman, walaupun rasanya nikmat dan nagih, kerang dan keju merupakan perpaduan maut kolesterol lho… Jadi makannya tidak perlu banyak-banyak, paling seorang cukup mengkonsumsi 4 – 5 buah kerang. Namanya juga cemilan kan, bukan makanan utama.

Nilai plusnya lagi, usai disantap, cangkang-cangkang kerangnya bisa dicuci bersih dan digunakan kembali oleh anak-anak untuk main masak-masakan atau kerajinan tangan lainnya. Selain menambah aktivitas seru untuk anak-anak, saya bisa mengajarkan pentingnya memanfaatkan semua aspek makanan kita sehingga membantu untuk mengurangi produksi sampah. Zero waste lah ya, hehe…

Yuk, ajak si kecil mengenal lebih dalam proses pembuatan makanannya sendiri! Bagi saya ini salah satu strategi jitu untuk mengatasi gerakan tutup mulut (GTM) yang sesekali melanda bocah-bocah balita seperti anak-anak saya.

Catatan: Tulisan ini telah diterbitkan di blog pribadi saya EmpatKembara.com.