Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Mie Lethek, Jelek tapi Maknyuuusss

Oleh Muna Sungkar 12 Oct 2015

Sejak lama Indonesia telah dikenal luas akan kekayaan kulinernya. Indonesia sebagai negara kepualauan terbesar dunia dengan latar belakang sejarah, adat, dan budaya yang luar biasa kaya. Bayangkan saja dari 18.306 Pulau yang ada di Indonesia masing-masingnya memiliki ciri khas kulinernya tersendiri dan latar belakang sejarah dan letak geografis yang menjadi penyumbang keunikan kuliner setiap daerah.
Luas dan beragamnya kuliner Indonesia ini menjadi keunggulan sekaligus kelemahan dan kesulitan yang dihadapi pemerintah Indonesia untuk mempromosikan kuliner Indonesia pada dunia.Ambil contoh kuliner Thailad yang sudah mendunia, pemerintahnya mengambil beberapa kuliner andalan dari beberapa wilayah di Thailand yang memang cukup kecil. Nah kalau pemerintah Indonesia, untuk memilih kuliner andalan, pasti akan kesulitan ya saking banyaknya jenis masakan dan semuanya enak heheheh. Sebagai contoh di Pulau Sumatra yang ditumbuhi banyak pohon kelapa, maka ciri khas kulinernya pun tak jauh dari masakan bersantan. Sulawesi sebagai pengahasil ikan masakannya pun tak akan jauh dari menu ikan.
Uniknya hampir semua wilayah Indonesia mengkonsumsi satu jenis karbohidrat yang sama. Nasi. Bisa jadi karena pemerintah terdahulu menggalakkan swasembada beras dan mengharuskan banyak wilayah menanam padi untuk menyukseskan misi tersebut. Padahal dengan beragamnya budaya dan potensi Indonesia, jenis karbohidrat bisa diambil dari banyak sumber.
Keragaman potensi inilah yang mengilhami para pengrajin asal Bantul, DIY, untuk memproduksi mie yang berbahan dasar tepung singkong. Singkong mudah ditanam dimana saja, termasuk di wilayah kering dan tandus seperti Bantul. Singkong yang melimpah ini kemudiaan diolah menjadi tepung yang kemudia diolah lagi menjadi mie lethek yang sekarang cukup ngehits di kalangan warga DIY dan mulai jadi referensi kuliner para traveler yang datang ke Jogjakarta.
Lethek dalam bahasa Jawa artinya kotor, tapi bukan berarti mie lethek ini kotor lho ya. Dinamakan lethek karena warnanya yang keabu-abuan. Warna ini di dapat karena proses pembuatannya yang tidak menggunakan bahan pengenyal atau pengawet apapun. Beda dengan mie yang terbuat dari tepung gandum dengan warna kuning cerah yang kadang bikin deg-degan karena bisa jadi memakai pewarna tekstil atau borax.
Mi lethek selain bebas dari bahan pengawet ternyata kandungan gizinya jauh lebih baik dari mi gandum lho. Tepung singkong ini sangat baik untuk menguatkan tulang karena mengandung cukup banyak zat besi dan dapat menghasilkan lebih banyak energi. Untuk kalian yang sedang diet dan mau mengurangi asupan karbohidrat, makanan olahan dari tepung singkong ini bisa jadi altertatif karena mengandung banyak serat dan sedikit natrium (garam). Bagi para penderita autis mie lethek ini juga insyaallah aman dikonsumsi karena rendah gluten. :)


Proses Pembuatan Mie Lethek yang Unik
Ternyata nggak hanya namanya yang unik, mi lethek juga diproses dengan cara yang tradisional dan unik banget. Kecamatan Srandakan, Bantul menjadi sentra pengolahan mie lethek yang merupakan salah satu industri padat karya. Selain menggunakan mesin tradisional dan tenanga manusia, proses pengolahan mie lethek juga dibantu sapi lho.
Bahan utama mie lethek, singkong dan gaplek (singkong kering) diaduk dengan menggunakan alat penggiling tradisional berbentuk silinder yang di tarik oleh tenaga sapi. Kenapa harus pakai tenaga sapi karena alat penggiling yang digunakan beratnya mencapai 1 ton. Kebayang nggak kalau manusia yang menggerakkannya? Butuh berapa RT tuh hehehe…
Setelah kedua bahan tercampur, bahan baku mie lethek di kukus dalam tungku super besar sambil diaduk untuk mengatur kadar airnya dan di kukus lagi. Mie kemudian di cetak dan dijemur hingga kering di terik matahari. Mesin pencetak mi dioperasikan oleh tenaga manusia. Setelah kering mie lethek di bungkus dalam kemasan dan siap dipasarkan.

Olahan Spesial dari Mie Lethek
Tekstur mie lethek ini mirip seperti bihun hanya lebih tebal dan warnanya lebih keruh. Dari tampilan luarnya sih, mie lethek ini memang nggak banget. Kucel, kumel, dan lethek, seperti namanya tapi dibalik warnanya yang kurang seru itu, mie lethek akan jadi makanan yang sehat, padat gizi, dan sedap kalau diolah dengan bahan pendamping lain yang bisa menjadi penyeimbang yang baik.
Untuk mencoba mie lethek ini kalian bisa blusukan ke Pasar Imogiri. Disana banyak banget olahan mie lethek yang endang markondang, salah satunya adalah mie lethek yang diolah menjadi mie Jawa (kuah atau goreng) yang kaya rasa. Bahan dasar mi Jawa sih umum aja ya seperti biasa, ada bawang putih, kemiri, dan merica halus. Supaya makin joss boleh juga ditambahkan telur ayam atau bebek, suwiran ayam atau potongan bakso, dan potongan sayur seperti wortel, daun bawang, tauge, dan kol. Mie lethek yang kaya serat berpadu dengan bumbu ala ndeso yang simple tapi tetap kaya protein dan vitamin dari sayur. Satu porsi mie lethek sudah mencukupi kebutuhan gizi untuk tubuh kita dan sangat ramah untuk kantong. 
Karbohidrat yang kaya energi dan serat di dapat dari mie lethek, protein hewani dari telur bebek (dengan kandungan kalori 101 kkal, lemak 7,4gram, dan protein 6,7gram), suwiran daging ayam kampung, dan berbagai macam zat besi dan vitamin dari sayuran. One stop treatment ini namanya, apalagi di makan saat panas sambil nyeplus lombok, wuuuuiiihhh…... Kemringet dan pastinya bikin ketagihan.
Siapa bilang kalau karbohidrat harus nasi? Siapa bilang nggak kenyang kalau belum makan nasi? Siapa bilang kalau makanan ala rustic (baca: ndeso) itu nggak sehat dan membosankan? Coba deh traveling ke Bantul dan cobain kekayaan kuliner Bantul yang juga memanfaatkan hasil bumi Bantul, singkong. Masakan yang sehat, padat gizi, lezat, dan pastinya ngangenin deh. Dan andaikata pemerintah setempat mau serius mempromosikan Mie Lethek ini keseantero Indonesia bahkan dunia, haqqul yakin, Mi yang kece tapi punya rasa seksi ini bakalan jadi makanan anak gaul seantero dunia.
Yuk mulai sekarang cintai kuliner khas Indonesia dan perkenalkan kelezatannya pada dunia. Indonesia itu surganya makanan enak, itu sudah pasti. Dan Mie Lethek adalah salah satu jawaranya. :)

Referensi Tulisan
www.fatscreen.co.id
https://aremaipb.wordpress.com/2010/02/11/tepung-tapioka-manfaatnya-dan-cara-pembuatannya/
http://www.kabarkuliner.com/mie-lethek-kuliner-ndeso-khas-bantul-diy/
https://rananusantara.wordpress.com/2014/04/16/makanan-tradisional-mie-lethek-wisata-kuliner-di-yogyakarta/comment-page-1/