Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

akaddo bulo makanan abadi setengah milenium

Oleh ashanty 10 Oct 2015



ASAP tebal mengepul dari tiap pekarangan rumah di kampung yang rindang di pinggiran Kab-Gowa, Sulsel, tak jauh dari tepi Sungai Jeneberang. Hampir semua orang sibuk menyiapkan sebuah hajatan besar tahunan yang akar riwayatnya berusia hampir setengah milenium itu.

Kampung itu bernama Tama’la’lang yang masuk wilayah Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Dari pusat kota Makassar, ibu kota Sulsel, jaraknya hanya sekitar 10 kilometer.

Setiap tahun, warga merayakan ulang tahun kampung yang disebut attamu taung dengan tradisi akaddo bulo atau menyantap kaddo bulo, hidangan yang juga lazim dikenal sebagai lemang. Perayaan itu diselenggarakan setelah peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Akaddo bulo dalam bahasa Makassar berarti ”makanan dari bambu”. Tentu saja bukan bambunya yang dimakan, melainkan campuran beras ketan bersama santan kental yang telah diberi sedikit garam untuk menambah rasa. Sisi dalam bambu sebelumnya dilapisi daun pisang sebelum beras ketan dimasukkan. Kemudian ujung atas bambu ditutup lalu dibakar.


beras ketan yang di masukan ke dalam sebilah bumbu




santan yang di masukan ke dalam sebilah bambu

santan yang di masukan ke dalam sebilah bambu



Tabung-tabung bambu berukuran panjang 40 sentimeter itu dimasak dengan cara dipanasi secara tegak mengelilingi perapian selama sekitar tiga jam sampai matang. Setelah selesai, bambu dibelah untuk mengeluarkan akaddo bulo yang telah pulen dan siap disantap dengan taburan serundeng.


akaddo bulo yang sedang di rapihan dan sebelum di bakar

akaddo bulo yang sedang di rapihkan dan sebelum di bakar



Salah satu warga kampung yang hari itu sibuk membuat 100 potong akaddo bulo di halaman rumahnya. ”Ini sudah menjadi tradisi kampung yang selalu dinantikan warga setiap tahun.

Sesekali ia berjongkok untuk meratakan bara dari kayu dan sabuk kelapa yang dipakainya sebagai bahan bakar perapian. Kadang matanya memicing menahan perih saat asap berembus ke arahnya.


warga yang sedang jongkok untuk meratakan bara

warga yang sedang berjongkok untuk meratakan bara



Akaddo bulo menjadi sajian utama yang dihidangkan warga kampung kepada warga, penjabat daerah, dubes (tamu undangan dari luar negeri) atau siapa pun tamu yang berkunjung ke Tama’la’lang saat perayaan itu. ”Walaupun orang tak dikenal, kalau datang berkunjung saat perayaan ini, pasti diberikan akaddo bulo.




akaddo bulo siap di sajiakan

akaddo bulo siap di sajikan

Akaddo bulo bermanfaat untuk kesehatan bahan bakunya yang berupa beras ketan, santan, garam bermanfaat bagi tubuh karena memiliki kandungan & khasiat yang bermacam - macam bagi kesehatan seperti :


Kandungan gizi beras kentan


Jumlah Kandungan Energi Beras Ketang Putih = 362 kka
Jumlah Kandungan Protein Beras Ketang Putih = 6,7 gr
Jumlah Kandungan Lemak Beras Ketang Putih = 0,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Beras Ketang Putih = 79,4 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Beras Ketang Putih = 12 mg
Jumlah Kandungan Forfor Beras Ketang Putih = 148 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Beras Ketang Putih = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Beras Ketang Putih = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Beras Ketang Putih = 0,16
Jumlah Kandungan Vitamin C Ketang Putih = 0 mg

Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .


Manfaat beras ketan bagi kesehatan :

Beras ketan dapat membuat kulit lebih halus serta mengatasi alergi .
Beras ketan dapat mencegah maupun mengatasi berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes militus, Hipertensi, Asma, Lever, dll .
Beras ketan memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat mengatasi gangguan pencernaan,sembelit,perut kembung,serta menurunkan kadar kolesterol darah .
Beras ketan mampu meningkatkan stamina, memperkuat tubuh, dan mengatasi cepat lelah .
Beras ketan memiliki kandungan vitamin B yang tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit beri - beri, sakit pinggang, reumatik, ataupun kesemutan


Kandungan nutrisi dalam santan:

Kalori. Kandungan kalori dalam santan terbilang cukup tinggi, yaitu 120 kalori untuk setiap sendok makan santan. Mengonsumsi 1 sendok makan santan per hari cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Lemak. Kandungan lemak santan terdiri dari beberapa jenis, yaitu lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda, lemak omega 3, lemak omega 6 dan lemak tak jenuh tunggal. Dengan konsumsi yang tepat, lemak tetap dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan asam lemak omega 3 dapat mengurangi peradangan serta melumasi sel-sel dan sendi.

Gula. Rasa santan yang sedikit manis disebabkan kandungan sejumlah kecil gula seperti glukosa dan fruktosa, hanya sekitar 1 - 2 persen gula saja. Gula bermanfaat untuk energi bagi tubuh.

Kalsium. Satu cangkir santan kelapa mengandung sekitar 200 IU kalsium yang bermanfaat untuk tulang dan gigi.

Protein. Meskipun kandungan protein dalam santan termasuk rendah, namun kandungan alanin, sistin, arginin dan serene yang mudah dicerna tubuh tetap bermanfaat untuk mempertahankan dan membangun sel-sel baru. Juga bermanfaat untuk rambut, kuku dan kulit.

Selain kandungan nutrisi tersebut, santan juga mengandung bermacam mineral seperti natrium, kalium, fosfor, zat besi dan tembaga.

Kandungan garam:

kandungan mineral yang terdapat dalam garam yang biasa kita konsumsi sehari-hari dari makanan maupun minuman.

1. Yodium
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun pastikan garam yang anda beli memiliki kandungan yodium. Karena zat ini berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak pada masa pertumbuhannya.

2. Phospor
Phosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.

3. Cobalt
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah.

4. Kalsium
Kalsium atau zat kapur merupakan zat mineral yang memiliki fungsi dalam pembentukan tulang dan gigi disamping perannya dalam vitalitas otot pada tubuh.

5. Kalium
Kalium berfungsi sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.

6. Zinc atau Seng
Diperlukan untuk pembentuk enzim dan hormon penting.

7. Sulfur atau Belerang
Berfungsi dalam proses pembentuk protein di dalam tubuh.

8. Chlor
Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl sendiri berfungsi membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung serta mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

9. Magnesium
Magnesium berfungsi sebagai zat yang pembentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.

10. Mangaan
Mangaan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.

11. Tembaga
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.

12. Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.

Sejarah

Tradisi akaddo bulo berawal dari zaman Raja Gowa ke-9, yakni I Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparisi Kalonna, yang berkuasa pada 1510-1546. Narasi itu terabadikan dalam naskah-naskah catatan Kerajaan Gowa atau yang disebut juga Lontara’ Bilang.

Raja Gowa ke-9 memerintahkan pembangunan Benteng Somba Opu yang berdasarkan catatan mulai dibangun tahun 1525. ”Saat itu raja meminta kepada kampung-kampung yang wilayahnya berada di sekitar lokasi pembangunan benteng untuk berpartisipasi menyiapkan makanan bagi para pekerja.

Tama’la’lang adalah salah satu kampung tersebut yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Somba Opu. Warga Tama’la’lang pun membuat akaddo bulo untuk menyuplai kebutuhan makan para pekerja benteng. ”Akaddo bulo dipilih karena bisa awet selama 2-3 hari sebagai makanan.

Setelah itu, Raja Gowa ke-10 : I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipalangga Ulaweng (1546-1565), membangun Benteng Panakkukang dan Benteng Anak Gowa tak jauh dari Somba Opu. Warga Tama’la’lang kembali membantu menyediakan makanan, terutama akaddo bulo, bagi pekerja.
Saat ketiga benteng itu selesai, areal persawahan Kampung Tama’la’lang dijadikan tempat latihan pasukan perang Kerajaan Gowa. Warga pun diminta kembali menyuplai makanan untuk kebutuhan pasukan,”.

Sejak itu, akaddo bulo menjadi tradisi yang melekat dan selalu dirayakan warga Tama’la’lang untuk memperingati ulang tahun kampung sekaligus perayaan panen. Namun, tradisi ini terhenti saat Perang Makassar berkecamuk pada 1666 yang berlanjut dengan pendudukan Belanda hingga kemerdekaan pada 1945.

Akaddo bulo menjadi hidangan utama dalam tradisi ‘akaddo bulo’ yang digelar masyarakat Kampung Tama’la’lang dalam memperingati ulang tahun kampung sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.

”Tradisi akaddo bulo kembali dihidupkan setelah kemerdekaan oleh Raja Gowa ke-36 atau terakhir sekaligus bupati pertama Kabupaten Gowa, Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Aidudin. Raja tersebut pula yang mengusulkan agar akaddo bulo dirangkaikan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI sebagai pesta rakyat.

Sejak itu, akaddo bulo selalu dirayakan tidak lama setelah 17 Agustus. Tahun ini, perayaan digelar pada 19-20 Agustus. Selain pesta hidangan akaddo bulo, perayaan diisi dengan panggung hiburan dan berbagai atraksi kesenian di lapangan desa.

Di luar semangat pesta, akaddo bulo juga mengandung makna yang lebih dalam, yakni ajang silaturahim warga dengan sanak keluarga. Tak sedikit warga atau kerabat yang tinggal jauh di luar kota atau bahkan dubes (tamu undangan dari luar negeri) datang ke Tama’la’lang demi menghadiri acara ini.

Ajang silaturahim ini lebih ramai daripada silaturahim saat Lebaran, tahun ini menyiapkan lebih dari 200 potong akaddo bulo untuk menjamu tamu-tamunya. Dalam perayaan ini juga mencerminkan semangat kebersamaan dan gotong royong warga. ”Ada anggota keluarga yang menyumbang bahan baku seperti kelapa, bambu, daun pisang, dan ketan. Ada pula yang menyumbang tenaga untuk membuat kaddo bulo dan makanan-makanan tradisional lainnya.


banner jelazah gizi