Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Karnaval Ayo Melek Gizi: Lebih Menyadari Peran Penting Orang Tua dalam Pemberian Gizi Seimbang

Oleh Ririe Khayan 10 Feb 2016

Bisa hadir di acara Karnaval Gizi merupakan moment yang sudah saya nanti-nantikan bahkan sejak mengisi form pendaftaran. Meski sedikit ada drama: baru datang dari Solo menjelang Shubuh sehingga ketiwasan hendak berangkat ke acara sesuai rencana awal: jam 06.30 WIB. Alhamdulillah, saat saya mention di twitter NUB segera direspon bahwa saya tetap bisa berangkat dan langsung menuju Halaman Monumen Benteng Vrederberg, yang merupakan garis finish fun walk dan sekaligus tempat perhelatan serangkaian kegiatan peringatan Hari Gizi Nasionaltahun 2016 oleh PERGIZI Pangan Indonesia bekerjasama dengan Sarihusada.

Better Late Than never, ini yang memantapkan kami (saya dan suami) untuk tetap meluncur ke Malioboro, tepatnya di Halaman Benteng Vrederberg.
SPEKTAKULER! Satu kata yang menurut kami bisa mewakili kemeriahan acara Karnaval Ayo Melek Gizi pada tanggal 31 Januari 2016 lalu. Panggung yang keren, jajaran tenda yang ditata sedemikian rupa dengan kelengkapan untuk permainan yang edukatif dan mengasah kreativitas bagi anak-anak. Juga ada tenda konsultasi gizi dengan ahli gizi dan nutrisi yang siap sedia memberikan sesi konsultasi gratis tis.


Baru lima menitan kami membaur di antara para pengunjung yang memadati halaman benteng, rupanya peserta fun walk sudah mulai berdatangan di garis finish. Spektakuler lagi, parade barisan Bregodo keraton yang disusul barisan Srikandi dengan penampilan lengkap membawa busur dan anak panahnya, parade simbol sumber-sumber gizi alami yang dibawa oleh barisan komunitas sepeda onthel yang berhias sayur mayur.
Ah iya, ada juga barisan badut dengan kostum gizi buah dan sayur, gunungan buah-buahan dan sayuran yang dipikul , lalu diakhiri dengan lewatnya gerobak sapi penuh buah dan sayuran segar yang bikin gemes ngangkutin pulang.


Karena kami tidak membawa anak, jadinya tidak bisa maksimal memanfaatkan arena permainan yang disediakan. Lha iya, masak orang tua menjarah jatah mainan anak-anak, dijamin kami bisa di usir oleh para Bregodo. Oleh sebab itu, kami mengasyikkan diri keliling halaman Monumen, mengamati satu persatu pajangan tulisan yang sarat makna semua. Apalagi saat menyimak penjelasan dari Prof. Hardiansyah yang mengatakan bahwa Indonesia masih menghadapi persoalan gizi yang serius seperti kurus, pendek, gemuk dan anemia, baik pada usia balita, sekolah, remaja maupun dewasa.
“ Upaya memberikan edukasi mengenai gizi seimbang sejak dini perlu terus dilakukan, karena kebiasaan mengkonsumsi beragam makanan bergizi masih rendah, khususnya konsumsi buah, sayur, dan pangan hewani: telur, ikan, daging dan susu. “

Dari serangkaian acara Karnaval Ayo melek Gizi yang menampilkan kostum buah dan sayur, gerobak sapi dengan buah dan sayur serta gunungan buah dan sayur, sengaja ditampilkan dalam rangka membrikan edukasi mengenai contoh-contoh bahan pangan sumber gizi sekaligus membrikan inspirasi dalam mengolah makanan lokal demi memenuhi kebutuhan akan Gizi Seimbang seluruh keluarga setiap hari.


Berbagai pesan gizi seimbang: Gizi Seimbang, bangsa sehat berprestasi, Biasakan sarapan bagi anak anda, Tumpeng Gizi seimbang dan masih banyak pesan moral tentang gizi yang dikombinasikan dengan kegiatan-kegiatan kreatif dan permainan untuk anak yang berkaitan dengan gizi seimbang, membuat kami lebih menyadari Peran Penting Orang Tua dalam Pemberian Gizi Seimbang bagi anak-anak sejak dini.

Terlebih setelah mengetahui bahwa:
- Kekurangan buah dan sayur termasuk 10 besar yang meningkatkan resiko kematian ~ WHO
- 93,5% orang Indonesia kurang makan buah dan sayur ~ Riskesdas, 2013

Dan faktanya, selain masih susah untuk sarapan setiap pagi hari, konsumsi aneka ragam buah dan sayur juga merupakan PR serius yang kami hadapi terkait pemenuhan Gizi seimbang untuk anak kami, Azka (10 tahun).

Oleh sebab itu, perlu digarisbawahi bahwa (idealnya) tak hanya tanggung jawab ibu tapi kedua orang tua memegang sangat peran penting untuk membiasakan anak-anak sejak dini memiliki pola makan yang memenuhi kebutuhan gizi tubuh Peran penting: biasakan sarapan, minum air putih yang cukup, konsumsi aneka ragam makanan pokok, ragam buah dan sayuran, mengonsumsi lauk yang mengandung protein tinggi, aktif gerak.
Kami semakin menyadari untuk menegakkan pilar gizi seimbang dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang sinergis antara Ayah dan Ibu. Bukan hanya karena kami sama-sama bekerja, tapi mengelola sikap dan menggali kreatifitas untuk memenuhi gizi seimbang, saya dan suami perlu bahu membahu, saling melengkapi dan saling menguatkan. Salah satu keunikan sikap dan sifat anak-anak yang masih suka moody atau ngambeg, perlu strategi yang dinamis untuk membuat Azka mau sarapan, konsumsi buah dan sayur yang bervariasi.


Artinya, hari ini trik saya manjur membuat azka legowo sarapan tapi tidak lagi di beberapa hari berikutnya. Lha kalau saya kehabisan akal, perlu bala bantuan kan untuk menghadapi Azka. Begitu pula sebaliknya. Intinya, untuk memenuhi gizi seimbang tidak mutlak sebagai tanggung jawab ibu. Perlu adanya keterlibatan Ayah secara proporsional dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing sarapan.

Diluar urusan yang sifatnya fitrah (hamil, melahirkan dan menyusui), tak ada pemisahan tugas dan peran yang mutlak antara Ayah dan Ibu untuk menerapkan pola gizi yang seimbang sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh konsultan gizi, ketika anak tidak mau sarapan atau enggan makan buah dan ragam sayuran, artinya perlu diupayakan cara-cara yang menyenangkan yang bisa membuat anak mau sarapan tanpa ada unsur paksaan, salah satu contohnya ya seperti sesi story telling dalam acara Karnaval Ayo Melek Gizi lalu, yang sukses menarik perhatian anak-anak.

Demikianlah, kami beranjak pulang begitu usai sesi story telling. Dengan harapan semoga tahun depan bisa datang lagi di acara Karnaval Ayo melek Gizi dengan mengajak Azka.

Terima kasih buat pihak Sarihusada yang sudah berkomitment menyelenggarakan kegiatan edukasi gizi seimbang sehingga kami dan masyarakat mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang nutrisi dan bisa menjadi bekal untuk memperbaiki perilaku dalam menciptakan generasi bangsa yang lebih kuat dan sehat melalui asupan gizi yang baik dan sehat.