Hamil Anggur, Apa Itu?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 01 Sep 2015

Sahabat nutrisi,

Alangkah sedihnya ketika kehamilan yang ditunggu-tunggu ternyata tidak berjalan lancar, alias gagal, karena ternyata ibu terkena mola hidatidosa atau kehamilan anggur.

Pernahkah mendengar istilah hamil anggur? Apa penyebab hamil anggur? Dan bagaimana penanganannya?

Hamil anggur terjadi karena pembuahan yang gagal, yang menyebabkan kegagalan pembentukan janin sehingga membentuk jaringan yang mirip gerombolan anggur. Biasanya sel telur yang telah dibuahi akan membelah diri. Sel-sel bagian dalam akan membelah diri dan tumbuh menjadi janin, sementara sel-sel di bagian luar akan membelah diri juga dan berkembang menjadi plasenta.

Pada kehamilan anggur, sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi plasenta justru tumbuh sebagai sel-sel yang berbentuk gelembung-gelembung berisi cairan yang mirip dengan buah anggur. Sel-sel ini menghentikan asupan makanan dan nutrisi menuju sel-sel bagian dalam yang seharusnya menjadi janin. Karena terhentinya asupan makanan itulah maka perkembangan janin berhenti dan tidak bisa tumbuh sama sekali.

Ibu yang mengalami kehamilan anggur mengalami gejala yang sama seperti hamil normal, seperti morning sickness dan perut yang membesar. Akan tetapi saat dilakukan tes USG dan tes kadar hormon HCG barulah dapat diketahui jika ibu ternyata mengalami hamil anggur.

Berikut beberapa tanda kehamilan anggur:

  • Tingginya kadar HCG
  • Kandungan kelihatannya lebih besar dari usia sebenarnya
  • Muntah dan mual yang luar biasa pada trimester pertama
  • Pendarahan berulang

Periksakanlah kandungan ibu jika menemukan gejala-gejala tersebut, mintalah dokter untuk melakukan tes USG dan HCG. Jika terbukti terjadi kehamilan anggur, dokter akan segera melakukan tindakan penghentian kehamilan dan pembersihan rahim, atau kuret. Karena jika tidak segera dikeluarkan dan rahim tidak dibersihkan akan membahayakan nyawa ibu. Misalnya, akan sering terjadi pendarahan yang mengakibatkan anemia, dan dapat berakhir dengan kematian.

Setelah dikuret, ibu akan diminta untuk kembali ke laboratorium selama beberapa kali dalam beberapa minggu. Hal ini dilakukan untuk memantau kadar hormon chorionic gonadotrophin atau HCG. Jika kadar HCG meningkat perlu dikendalikan dengan memberikan obat-obatan, karena sebagian dari sel-sel hamil anggur tersebut dapat menjadi ganas. Bahkan ibu yang pernah mengalami hamil anggur berisiko mengalami kejadian yang sama.

Namun jangan terlalu khawatir. Jika ibu berencana untuk hamil lagi, dokter akan memastikan ibu benar-benar bebas dari sel-sel tersebut dengan pengobatan dan perawatan yang tepat.