Penyebab Anemia

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Mar 2016

Sahabat nutrisi,

Anemia merupakan hal yang seharusnya mendapat perhatian serius. Berdasarkan data poliklinik hematologi medik FKUI/RSCM 2012 sebanyak 50-63% perempuan hamil di Indonesia mengalami anemia, lalu 48% pada anak usia 2 tahun, 35% pada anak usia prasekolah, dan 25% pada pria.

Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap anemia menyebabkan sekitar 4,5 milyar orang di seluruh dunia mengalami kekurangan zat besi, dan 1 dari 3 di antara mereka menderita anemia atau kekurangan darah parah. Di Indonesia sendiri, 40% dari wanita subur mengalami anemia.

Umumnya, anemia disebabkan oleh defisiensi atau kurangnya zat besi dalam tubuh. Sayangnya hal ini tidak memperlihatkan gejala spesifik sehingga banyak yang tidak menyadari telah terkena anemia. Anemia defisiensi zat besi termasuk salah satu penyakit penyebab kematian, atau silent killer.

Selain defisiensi zat besi, berikut beberapa keadaan lain yang menyebabkan seseorang berisiko terkena anemia:

  • Asupan zat gizi penting pembentuk hemoglobin yang rendah. Zat gizi penting tersebut adalah zat besi, asam folat, vitamin B12 dan protein.
  • Perdarahan, karena infeksi usus, trauma atau luka
  • Malaria, karena terjadi pecah sel darah merah
  • Penderita infeksi kronis seperti TBC atau HIV/AIDS
  • Penderita thalasemia, kelainan darah secara genetik ini tentunya menyebabkan anemia, karena sel darah merah cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.

Untuk menghindari risiko terkena anemia, perbanyak konsumsi makanan yang kaya sumber zat besi seperti bahan makanan hewani, vitamin C, dan mengurangi faktor yang menghambat penyerapan zat besi, seperti tannin yang terkandung dalam teh dan kopi.