Sarihusada Dukung World Allergy Week 2016

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 12 Apr 2016

Allergy Awareness Week yang diluncurkan pada Minggu 10 April 2016 merupakan kerja sama antara Sarihusada bersama Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IKK FK UI) dan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam rangka mendukung World Allergy Week 2016.

Dalam kesempatan tersebut, secara bersamaan dilakukan peluncuran buku ‘Mengenal Alergi Pada Anak’, website alergianak.comserta kampanye ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K’.

DR. Dr. Zakiudin Munasir, SpA(K) yang merupakan penulis buku ‘Mengenal Alergi pada Anak’ dan Konsultan Alergi-Imunologi Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan bahwa angka kejadian penyakit dan risiko alergi meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data dari World Allergy Organization (WAO) pada tahun 2011, angka prevalensi alergi mencapai 30 - 40 persen dari total populasi dunia.

Peningkatan risiko alergi ini terutama disebabkan karena perubahan pola hidup masyarakat, sehingga menyebabkan lingkungan yang rentan menimbulkan penyakit alergi. Ditambah dengan rendahnya pemahaman masyarakat mengenai alergi, seperti mengenali faktor risiko hingga kesalahan dalam menangani alergi anak.

Dokter Zakiudin menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi pada anak, di antaranya riwayat alergi pada keluarga, kelahiran secara caesar, serta polusi, termasuk polusi udara dan asap rokok.

Jika anak-anak dengan orangtua yang tidak memiliki riwayat alergi tetap berisiko mengalami alergi sebesar 5 - 15 persen, maka anak-anak dari kedua orangtua yang memiliki riwayat alergi memiliki risiko alergi sebesar 40 - 60 persen. Lalu, anak-anak dengan orangtua yang memiliki riwayat alergi dan dengan manifestasi yang sama, berisiko menderita alergi hingga sebesar 60 - 80 persen. Dengan kata lain, risiko alergi akan semakin tinggi jika terdapat riwayat alergi pada keluarga, khususnya kedua orangtua.

Anak yang dilahirkan secara caesar memiliki risiko asma hingga sebesar 20 persen dan alergi rhinitis sebesar 23 persen, jika dibandingkan dengan anak-anak yang dilahirkan secara normal. Begitu pula dengan kota yang tingkat polusinya tinggi, memiliki prevalensi gejala alergi yang lebih tinggi pada penduduknya.

Masyarakat harus dapat mengenali dan menangani risiko dan kejadian alergi dengan tepat agar prevalensi alergi tidak terus meningkat, kata Dr. Zakiudin. Untuk itulah dibutuhkan edukasi mengenai alergi yang komprehensif tetapi mudah dipahami oleh masyarakat.

Buku “Mengenal Alergi pada Anak” karya Dr. Zakiudin ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemahaman mengenai alergi secara praktis. Mulai dari pengertian alergi, bagaimana terjadinya alergi, serta berbagai macam allergen sebagai pencetus alergi. Diharapkan tidak terjadi lagi kesalahan dalam mengenali alergi, tambah Dr. Zakiudin.

Ditambahkannya, bahwa alergi makanan merupakan salah satu alergi yang paling banyak dialami anak-anak. Terdapat sekitar 20 persen anak-anak dalam satu tahun pertama kehidupannya mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan. Allergy & Asthma Foundation of America menyatakan bahwa alergi susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling banyak terjadi. Dr. Zakiudin juga menjelaskan bahwa 1 dari 25 anak di Indonesia menderita alergi protein susu sapi, dengan gejala paling umum pada pernafasan sebesar 51,5 persen, pada kulit sebesar 48,7 persen, dan pencernaan sebesar 39,3 persen. Pemberian nutrisi awal kehidupan yang kurang tepat dengan kondisi dan kebutuhan anak juga dapat meningkatkan risiko alergi.

Pada kesempatan yang sama, DR. Dr Herqutanto, MPH, MARS, Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas - FKUI menjelaskan bahwa alergi memiliki dampak yang lebih dari sekedar gangguan atau gejala pada pernafasan, kulit atau pencernaan. Juga tidak saja berdampak pada tingkat kesehatan di kemudian hari, seperti asma atau rhinitis, tetapi dapat menimbulkan dampak sosial dan ekonomi karena mahalnya biaya pengobatan, dan menjadi gangguan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Website Alergi Anak

Dalam rangka memberikan dukungan pada World Allergy Week 2016, yang juga bertepatan dengan pencanangan Allergy Awareness Week ini, Sarihusada juga meluncurkan website alergianak.comdan kampanye ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K’. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Hamdani, Healthcare Nutrition Director Sarihusada, bahwa sebagai sebuah perusahaan yang memiliki komitmen untuk mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak, Sarihusada menyadari kebutuhan akan alat edukasi yang sederhana, mudah diakses dan bersahabat bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi mengenai alergi dan cara penanganan yang tepat.

Melalui website alergianak.com, masyarakat diharapkan dapat mengenali faktor risiko alergi anak dari riwayat keluargam gejala-gejala awal, tips mengatasi alergi dan nutrisi untuk anak penderita alergi. Orangtua juga dapat berdiskusi dan bertanya langsung kepada para pakar terkait alergi anak, serta berbagi pengalaman.

Sementara itu, kampanye ‘Bunda Tanggap Alergi dengan 3K’ atau ‘Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan’ diluncurkan agar masyarakat lebih teredukasi dalam mengenali dan mengatasi alergi dengan langkah yang tepat, sehingga tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Allergy Awareness Week akan berlangsung dari tanggal 11 hingga 17 April 2016, dengan kegiatan utamanya berupa roadshow untuk memberikan edukasi dan penyuluhan oleh Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI ke 12 titik klinik di Jakarta. Dalam roadshow tersebut, masyarakant dapat melakukan deteksi dini terkait resiko alergi, penyuluhan mengenai alergi dan melakukan berbagai permainan interaktif yang menarik. Akan diadakan pula radio talkshow mengenai alergi pada tanggal 12 sampai 15 April 2016 di beberapa stasiun radio nasional.

Puncak kegiatan Allergy Awareness Week akan berlangsung pada Minggu 17 April 2016, dengan mengadakan acara ‘Tanggap Alergi Day’ bersamaan dengan kegiatan Car Free Day, di Jakarta. Kegiatan ini akan diramaikan dengan parade drum band dari anak-anak sekolah, jalan sehat keluarga dan edukasi serta konsultasi.