Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Mengapa si kecil cadel?

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 26 Dec 2017

Sahabat nutrisi,

Si kecil sebenarnya sudah berusia yang cukup untuk masuk taman kanak-kanak, atau TK. Akan tetapi kenapa dia masih berbicara seperti bayi ya?

Ketika mendengar si kecil berkata, “Lapel, ma. Mau mamam,” atau “Adek atuuuutt,” memang terdengar lucu dan imut. Akan tetapi jika kata-kata tersebut keluar dari mulut anak yang seharusnya sudah bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas, tentu menjadi tidak lucu lagi.

Apa sebenarnya yang menyebabkan si kecil cadel?

Ternyata, salah satu penyebabnya bisa jadi orang tua atau lingkungan terdekatnya. Awalnya mungkin dianggap lucu dan manja, sehingga orang tua atau mereka yang berada di dekatnya mengikuti caranya. Hal ini membuat mereka merasa mendapat dukungan dan hal itu kemudian menjadi kebiasaan. Ini membuat perkembangan berbahasa si kecil menjadi kurang baik. Sebaiknya segera lakukan koreksi dan tidak mengajak si kecil berbicara dengan ‘bahasa bayi’ seperti itu. Misalnya dia berkata, “mau mamam picang” sebaiknya dijawab “adik mau makan pisang?”.

Si kecil berbicara cadel karena sedang mencari perhatian. Misalnya dia merasa orang tua terlalu sibuk dengan adik bayi, dan dia berharap diperhatikan. Ajaklah dia ikut terlibat dalam perawatan adiknya, misalnya dengan memintanya mengambilkan baju adik yang baru selesai mandi.

Namun, cadel juga dapat disebabkan karena gangguan fonologis pada si kecil. Gangguan ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu ringan dan berat.

Gangguan fonologis ringan biasanya berupa ketidakmampuan anak yang berusia di atas 3 tahun menyebutkan hurul “l”, “r” atau “s”. Misalnya ‘kasur’ menjadi ‘kasul’ dan sebagainya. Namun gangguan ini biasanya akan hilang seiring dengan pertambahan usia anak, sekitar 6 sampai 7 tahun.

Sementara gangguan fonologis berat berupa kesulitan anak mengucapkan beberapa huruf dengan bunyi yang sama, menghilangkan huruf tertentu atau menggantikan huruf dan suku kata. Misalnya ‘toko’ menjadi ‘toto’, atau ‘stasiun’ menjadi ‘tatun’. Keadaan ini akan menyulitkan orang-orang di sekitarnya dalam memahami maksud pembicaraan

Gangguan fonologis disebabkan karena tiga hal yaitu gangguan yang melibatkan organ bicara seperti lidah dan langit-langit, gangguan neurologis yang berhubungan dengan sistem saraf di daerah mulut yang mempengaruhi kerja otot untuk memproduksi suara dan gangguan fonologis yang terkait dengan perkembangan, sehingga anak memang tidak dapat melafalkan kata dengan tepat.Untuk mengatasinya dibutuhkan bantuan dari ahli terapi bicara.