Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Mengenal kecerdasan emosi anak

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 May 2016

Sahabat nutrisi,

Jika membicarakan masalah tumbuh kembang anak, maka kita tidak hanya membicarakan masalah pertumbuhan fisik dan kecerdasan intelektual, melainkan juga kecerdasan emosi. Ketiganya merupakan satu kesatuan dan yang tidak dapat dipisahkan. Karena anak dengan kecerdasan emosional yang baik akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter baik.

Kecerdasan emosi atau Emotional Intelligence, terkadang disebut sebagai Emotional Quotient (EQ) merupakan kecerdasan non intelektual yang bersifat individu. Dengan mengenali EQ sejak awal, kita akan dapat membantu anak untuk mengelola emosi dan tumbuh menjadi anak berkepribadian baik dan disukai teman dan lingkungannya. Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi rendah dapat ditandai dengan beberapa indikasi seperti suka menyendiri, egois, sulit bekerja sama, rendah diri, tidak sabaran dan sebagainya.

Berikut beberapa tahapan perkembangan kecerdasan emosi anak berdasarkan usia:

  • Usia 0 - 2 tahun, anak sudah mampu memberikan respon seperti tersenyum, marah, takut dan merasa bersalah. Ajarkan anak untuk memahami emosinya, dengan menanyakan penyebab wajahnya cemberut, apakah karena marah atau sedih.
  • Usia 2 - 6 tahun, di usia pra sekolah ini anak semakin pandai menunjukkan emosi dan juga sudah mengenali emosi orang lain. Ajarkan dia untuk lebih peduli pada orang lain dan membantu orang lain dengan memberikan contoh nyata.
  • Usia 6 - 12 tahun, di usia ini kecerdasan kognitif anak semakin berkembang, mereka sudah pandai menganalisa sikap dan berempati. Saatnya untuk mengajarkan konsekuensi, bahwa setiap perbuatan akan mendapat akibatnya. Perbuatan baik akan berbuah kebaikan, dan sebaliknya.

Nutrisi yang baik dan seimbang merupakan salah satu faktor penting dalam mendidik anak memiliki kepribadian yang baik. Oleh karena itu pastikan si kecil mendapatkannya.