Nadia Mulya (kiri) dan dr. Febriansyah Darus spOG (kanan) sedang berdiskusi dalam Talkshow "Love Your Pregnancy" di Jakarta, 12 Juli 2012. Kedua ahli tersebut merupakan panel ahli dari Lactamil Mama Care
Jakarta, 12 Juli 2012 – Menjelang bulan ramadhan, banyak ibu yang ragu untuk menjalankan ibadah puasa secara penuh karena mengkhawatirkan dampak perubahan pola makan terhadap kesehatan calon buah hati. Padahal, beberapa penelitian menunjukkan puasa justru dapat memberikan dampak positif bagi ibu hamil dan menyusui selama ibu dalam kondisi sehat serta pola makan diatur dengan baik dan asupan nutrisi tetap terjaga dengan seimbang.
Topik ini menjadi pokok bahasan di edisi perdana Talkshow ‘Love Your Pregnancy’ di Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Sarihusada dalam upaya memberikan edukasi nutrisi dan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui dengan mengundang narasumber yang relevan.
Arif Mujahidin, Corporate Affairs Head Sarihusada dalam sambutannya menyatakan, “Kehamilan dan menyusui merupakan momen yang sangat berharga bagi setiap ibu. Sayangnya, banyak ibu yang belum memahami secara tepat bahwa pemenuhan gizi pada masa inilah yang akan menentukan kualitas kesehatan buah hati di masa depan.”
Latar belakang tersebut yang mendasari terlaksananya acara talkshow ini dimana Sarihusada ingin terus berbagi informasi mengenai isu seputar kesehatan ibu kepada masyarakat luas. Topik berpuasa di bulan Ramadhan menarik untuk diangkat karena informasi yang dibahas oleh pembicara sangat relevan dengan kebutuhan para ibu saat ini.
dr. Febriansyah Darus SpOG yang hadir sebagai pembicara hari ini menjelaskan bahwa ibu yang hamil dan menyusui memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan wanita pada umumnya. “Seorang ibu hamil dan menyusui dianjurkan mengkonsumsi makanan berbahan dasar susu dan protein kurang lebih dua kali lipat lebih tinggi. Perubahan pola makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari sering membuat mereka khawatir untuk menjalankan ibadah puasa. Padahal, terdapat banyak manfaat yang didapat dari berpuasa, salah satunya adalah membantu pembakaran lemak yang tidak dibutuhkan tubuh.” ujarnya.
Kekhawatiran ibu sebenarnya beralasan karena salah satu penelitian menyebutkan, pada beberapa wanita hamil yang berpuasa memiliki resiko melahirkan bayi yang berberat badan rendah. Namun perlu dicatat bahwa hasil ini hanya ditemukan pada wanita yang cenderung memiliki pola makan dan diet buruk. Studi lain menemukan bahwa berpuasa di bulan pertama kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan bayi saat lahir, namun penurunannya hanya sekitar 40 gram sehingga relatif kecil dan tidak berdampak besar bagi kesehatan janin. Temuan medis lain menjelaskan bahwa puasa saat hamil tidak secara langsung berpengaruh pada kecerdasan intelegensia (IQ) pada bayi.
Dokter yang juga merupakan salah satu panel ahli Lactamil Mama Care (LMC) inimenambahkan bahwa pada wanita hamil yang berpuasa terjadi perubahan keseimbangan kimia dalam darah. Namun perubahan ini tidak berbahaya bagi ibu dan bayinya. “Tidak bisa dipungkiri bahwa ibu yang tengah hamil memang mengalami perubahan hormon yang berbeda dengan yang tidak. Hal ini berefek pada perubahan mood, nafsu makan dan gejala-gejala seperti muntah dan lain sebagainya,” ucap dr Febri.
Bagi ibu yang menyusui, tidak diperlukan makanan atau diet khusus. Namun untuk menjaga kesehatannya, seorang ibu disarankan menambah diet 50-55% kalori dari karbohidrat, 12-15% dari protein, dan ≤30% dari lemak. Sedangkan yang harus dihindari adalah trans-asam lemak seperti crackers, snacks, kue panggang karena meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler bagi ibu.
Pada kesempatan yang sama, dr Febri Juga menyampaikan sebuah studi yang dilakukan oleh sekolompok dokter anak di Asia Tengah pada 2007. Studi tersebut ditemukan fakta bahwa puasa Ramadhan bagi ibu menyusui tidak akan merubah komposisi ASI secara bermakna. Jadi meskipun berpuasa 14 jam, ASI yang dihasilkan ibu tidak akan berubah karena saat berbuka puasa tubuh akan melakukan kompensasi cadangan zat-zat gizi yang diambil dari simpanan tubuh, berupa lemak, energi, dan protein serta vitamin dan mineral. Oleh karena itu, dia menyarankan jumlah asupan gizi pada ibu hamil dan menyusui yang berpuasa harus diperhatikan. Ibu menyusui harus tetap makan tiga kali sehari, saat sahur, berbuka, & sesudah tarawih.
Nadia Mulya seorang Pakar Gaya Hidup Wanita yang juga merupakan salah satu panel ahli LMC menambahkan, selain pemenuhan nutrisi yang seimbang, ibu hamil dan menyusui juga harus memperhatikan kondisi psikologis dan emosional. “Untuk menikmati momen kehamilan dan menyusui, pastikan sang ibu mendapatkan istirahat yang cukup, menjauhkan diri dari stress, serta mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Selain itu ibu juga disarankan untuk melakukan olahraga ringan seperti mini cardio dan senam ringan sebelum waktu berbuka puasa agar tubuh tetap segar,” tambahnya.
Lactamil Mama Care
Selain pemenuhan nutrisi dan pola hidup yang teratur, ibu hamil juga membutuhkan dukungan dari orang terdekat dan informasi yang terpercaya. Untuk menjawab kebutuhan itu, maka Lactamil Mama Care hadir untuk memberikan dukungan secara menyeluruh dengan menghadirkan tim panel ahli yang terdiri dari dr. Febriansyah Darus SpOG, dr Margareta Komalasari SpA, financial planner - Fitriavi Noeriman, psikolog anak – Novita Tandry, Nutrisionist - Yona Shelly SGz, dan pakar gaya hidup - Nadia Mulya.
Dukungan yang diberikan oleh Lactamil Mama Care dapat dengan mudah diakses melalui website, channel social media, mobile site, dan careline. Lactamil Mama Care pun memberikan tips dan konsultasi seputar hamil dan menyusui yang berbeda setiap harinya serta mengadakan live chat bersama para panel ahli setiap minggu di hari Jumat.