Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Berburu Gizi Kepulauan Seribu

Oleh Iqbal Kautsar 11 Jun 2013

Tidak perlu jauh-jauh dari Jakarta! Kehidupan masyarakat maritim yang bersumber dari kekayaan laut bisa dijumpai di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Gugusan pulau-pulau yang berada di utara ibukota negara ini menyediakan keanekaragaman dan potensi hasil laut yang melimpah.

Adalah program Jelajah Gizi 2, yang akan mengeksplorasi informasi tentang kekayaan sumber pangan, kuliner, dan kandungan gizi yang bersumber dari laut Kepulauan Seribu. Jelajah Gizi 2 merupakan “Jalan-jalan Unik” yang diselenggarakan Sari Husada untuk mengenalkan keragaman makanan khas pesisir sekaligus cerita dan gizi yang terkandung di dalamnya.

Berbeda dari kegiatan wisata kuliner lainnya, Jelajah Gizi juga mempelajari proses pembuatan hingga memahami nilai pada makanan tersebut dengan mengundang pakar di bidang gizi. Beruntung, saya diundang untuk berpartisipasi dalam Jelajah Gizi 2 Kepulauan Seribu bersama 9 blogger pilihan, puluhan wartawan dan tim Sari Husada. Turut serta juga Prof. Ahmad Sulaeman sebagai pakar gizi pangan dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA-IPB)

Kini, gegap gempita Jakarta perlahan terlihat samar. Hiruk pikuknya melirih seiring makin menjauhnya speedboat Bidadari Ekspress lepas dari Pelabuhan Marina Ancol. Meski termasuk wilayah DKI jakarta, Kep. Seribu adalah sebuah kontras dibandingkan Jakarta daratan. Menyeberang ke Kepulauan Seribu berarti menyeberang ke realitas lain Jakarta. Menyeberang menuju dunia sunyi lautan dari sebuah daratan megapolitan dimana jutaan orang berdesak-desak di dalamnya.

Sesungguhya, Kepulauan Seribu adalah kabupaten administratif DKI Jakarta yang mayoritas wilayahnya berupa perairan. Ibaratnya, semacam Laut Jawa yang bertaburkan pulau-pulau di utara Jakarta.  Meski gahar bernama seribu, jumlah pulau ternyata ‘hanya’ ada 110 buah. Sebanyak 11 di antaranya berpenghuni. Jumlah penduduknya sekitar 22.700 jiwa. Wilayahnya dibagi menjadi 2 kecamatan: Kecamatan Kep Seribu Utara dan Kecamatan Kep. Seribu Selatan, serta terdiri dari 6 kelurahan.

Sebagai daerah kepulauan, sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah nelayan. Kehidupan masyarakat tak bisa terpisahkan dari laut yang melingkupinya. Kepulauan Seribu dikenal menghasilkan aneka hasil laut yang melimpah. Kebutuhan ikan laut DKI Jakarta dan sekitarnya seperti ikan tongkol, kerapu, tenggiri, baronang, teri dan aneka ikan lainnya dipasok dari Kep. Seribu. Dihasilkan juga kepiting, rajungan,cumi-cumi, kerang-kerangan dan rumput laut di Kep. Seribu.

Blogger-blogger
Pemberangkatan

Selama 3 hari, 30 Mei – 1 Juni 2013, Jelajah Gizi 2 akan menjelajahi beberapa pulau di kawasan Kepulauan Seribu, yakni P. Pari, P. Lancang, P. Harapan, P. Pramuka, P. Putri dan P. Nusa Karamba. Bagi saya, jujur baru kali ini ikut dalam sebuah perjalanan unik yang mengeksplorasi suatu tempat dari sisi gizinya. Loncat dari pulau ke pulau untuk berburu gizi di Kepulauan Seribu.

“Kita belajar tentang bagaimana masyarakat Kep. Seribu memenuhi pangan, mengolah pangan, mengungkap gizi serta membuat makanan bisa enak.” ungkap Bapak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs PT Sarihusada.

Pulau Pari: Pulau Rumput Laut

Pulau Pari terkenal sebagai pulau budidaya rumput laut. Pulau yang berlokasi di Kelurahan Pulau Pari, Kec. Kepulauan Seribu Selatan menjadi tujuan pertama perburuan dari Jelajah Gizi. Satu setengah jam perjalanan dari Jakarta melalui perairan tenang Teluk Jakarta mengantarkan kami belajar tentang budidaya, pengolahan dan gizi rumput laut di Pulau Pari. Lalu, dengan bersepeda, kami menyusuri kampung menuju Pusat Penelitian Oseanografi Pulau Pari milik LIPI, tempat budidaya rumput laut hijau.

Adalah Nurhayat (40) yang menjadi ‘guru’ budidaya rumput laut. Lelaki yang menjadi ketua RW Pulau Pari ini mengajarkan proses dari persiapan menanam hingga mengeringkan rumput laut. Kami diajak untuk memotongi ujung tunas rumput laut. Lalu, jari jemarinya lincah memasang dan membimbing kami mengikat satu per satu pucuk rumput laut muda jenis Eucheuma Cotonii pada tambang sepanjang 7 hingga 12 meter dengan jarak antar ikatan 20-25 cm.

Beberapa tali tambang rumput laut ini kemudian akan ditanam di sebuah lagoon tak jauh dari pesisir P. Pari. Rumput laut paling baik hidup di tempat yang airnya tenang, tetapi tetap memiliki sirkulasi air laut. Semakin baik sirkulasi airnya, semakin cepat dan besar rumput laut itu bisa tumbuh. 

“Rumput laut akan dipanen setelah 45 hari. 100 gram rumput laut yang ditanam bisa menghasilkan 2 kg rumput laut basah. Biasanya setiap kami panen, bisa mencapai 1 ton.” ungkap Nurhayat.

Nurhayat
Menanam

Keprihatinan

Tapi, sebenarnya ada yang dirisaukan Nurhayat. Sampah-sampah dari Jakarta menjadi ancaman utama keberlangsungan budidaya rumput laut di P. Pari. Sebagai Ketua Kelompok Tani Pari Karya, Nurhayat paham benar sampah ibukota ini mengganggu pertumbuhan dan kesehatan rumput laut. Kondisi ini membuat makin sedikit penduduk P. Pari yang mau berbudidaya rumput laut.

Seiring berkembangnya wisata di Pulau Pari, para penduduk lebih memilih menjadi pemandu atau nelayan untuk wisatawan. Budidaya rumput laut baru menghasilkan setelah tiga bulan. Adapun dari wisata, setiap akhir pekan bisa mengantongi ratusan ribu rupiah.

Untungnya, saat musim tanam rumput laut, penduduk akan ramai-ramai berbudidaya rumput laut. Dia sendiri akan mempekerjakan tetangganya untuk mengikat bibit rumput laut. Butuh banyak tenaga karena paling tidak Nurhayat akan menanam ‘tambang’ rumput laut sebanyak 100 buah.

Pak Ubaidilah (55) dan Fadillah (65) telah menanti kami di tempat pengeringan rumput laut. Kakak beradik ini akan menjelaskan tentang proses pengeringan rumput laut. Saat itu sedang tidak musim sehingga tak banyak rumput laut yang dikeringkan. Deretan papan untuk menempatkan rumput laut dijemur sinar matahari lebih banyak kosong.

Sebelum dijemur, rumput laut terlebih dulu dibekukan pada suatu mesin pendingin untuk menjadikannya bisa berwarna putih. Warna putih ini berasal dari rendaman air garam yang berfungsi  juga untuk mengawetkan secara alami rumput laut. Proses ini memakan waktu semalam. Setelah itu, rumput laut ini dijemur sampai kering. Kalau matahari sedang terik sehari penuh saja sudah bisa kering. Sepuluh kg rumput laut basah akan menghasilkan 1 kg rumput laut kering.

Proses

Masyarakat Pulau Pari biasanya menjual rumput laut basah kepada para pembeli besar dari Jakarta untuk dijadikan bahan baku kosmetik. Untuk rumput laut kering, para ibu-ibu akan mengolahnya menjadi dodol dan manisan. Kalau tidak, rumput laut ini bisa sekedar dijadikan campuran minuman,seperti es buah dan sirup serta masakan, seperti sup. Olahan rumput laut ini layak menjadi oleh-oleh khas jikalau wisatawan berkunjung ke Pulau Pari.  Kami beruntung bisa mencoba manisan rumput laut.

Saat ini rumput laut adalah primadona bagi orang yang ingin hidup sehat. Prof. Ahmad Sulaeman menjelaskan bahwa rumput laut memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Rumput laut sangat baik untuk pencernaan dan metabolisme kita karena memiliki zat prebiotik. Rumput laut juga rendah kalori sehingga bagus untuk penderita diabetes. Dan, bagi yang ingin diet tapi tetap sehat dan alami, rumput laut adalah jawabannya. Rumput laut mengandung sumber karbohidrat dari serat yang bisa mengenyangkan perut.   

Selain itu, rumput laut ternyata sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Rumput laut sangat kaya unsur yodium, 2.400-155.000 kali lebih banyak yodium sayuran daratan.  Yodium berguna untuk mencegah cacat janin, anak kerdil, pertumbuhan terhambat, dan keterbelakangan mental. Rumput laut juga kaya akan omega-3 dan omega-6, yang bagus untuk kecerdasan bayi dan pertumbuhan bayi.

“Agar bisa dikonsumsi masyarakat, makanan tak sekedar sehat dan bergizi tapi harus juga bisa dibuat enak.” Jelas Pak Arif.

Jelajah Gizi 2 pun menghadirkan Chef Opik, runner-up Master Chef 2. Sebuah siang yang begitu panas mengantarkan rombongan Jelajah Gizi di Pantai Perawan. Di pantai cantik pasir putih kebanggaan Pulau Pari ini, diadakanlah kegiatan memasak bersama  Chef Opik. Para pesertanya adalah ibu-ibu PKK Pulau Pari dan peserta Jelajah Gizi. Emmm… Masakan apa ya yang akan dibuat?

Tentu tidak jauh-jauh dari rumput laut yang khas Pulau Pari. Chef Opik akan memasak Salad Rumput Laut!        

Salad Rumput Laut adalah kreasi spesial dari Chef yang pembawaannya cool ini. Masakan ini khusus dipersembahkan kepada masyarakat yang tinggal di kawasan pulau. Jadi, bahan-bahannya bisa mudah didapatkan oleh ibu-ibu di Pulau Pari dan Kep. Seribu.

Salad Rumput Laut menyajikan sebuah fillet ikan baronang dengan taburan garnis nanas dan saus kacang spesial. Tak hanya Chef saja yang jago, ibu-ibu PKK ternyata hebat dalam meracik sehingga rasa yang dihasilkan pun tak kalah lezat.

Salad

Saya tak mau ketinggalan. Ya, bukan untuk memasak, tapi tak mau ketinggalan untuk mencicipi. Begitu sentuhan lidah menyentuh ikan baronang. Emmmm, rasa garnis yang meriah bumbu sedikit asam manis ini cocok berpadu dengan rasa ikan Baronang segar yang khas ‘manis’ ikan. Rasa pedasnya juga lumayan nendang. Kreasi ini pun begitu menancap di lidah sehingga tak butuh waktu lama Salad Rumput Laut langsung tandas dikerubung peserta Jelajah Gizi.

Ikan Baronang bisa juga diganti dengan ikan lain yang mudah ditemui di perairan Kepulauan Seribu. Bisa seperti kerapu, tongkol, tenggiri. Ikan-ikan laut ini mengandung omega 3 yang bagus untuk memperlambat penuaan, meningkatkan kecerdasan serta merawat daya ingat. Ikan laut juga memiliki protein tinggi yang bagus untuk antibodi pembentuk imunitas tubuh penangkal penyakit, sebagai sarana kontraksi otot, dan sebagai penghasil berbagai enzim untuk menimbulkan reaksi proses kehidupan.

Kreasi Chef Opik Salad Rumput Laut pun menambah ilmu baru mengolah rumput laut bagi ibu-ibu PKK Pulau Pari, yang selama ini hanya membuat dodol dan manisan dari rumput laut. Dan, lebih dari itu, kreasi ini membuat makanan dari rumput laut makin variatif, lezat dan tentunya sehat! Yummy…

Pantai

Teri dan Rajungan Khas Pulau Lancang

Sebuah kapal nelayan baru saja mendarat di dermaga Pulau Lancang. Memboyong berkilo-kilo ikan teri dalam beberapa keranjang yang habis dijaring dari laut. Ikan teri ini buru-buru langsung dibawa ke tempat pengolahan. Tak dinyana, kedatangan Jelajah Gizi di Pulau Lancang ‘disambut’ bersamaan dengan kepulangan nelayan ikan teri.

Pulau Lancang terkenal sebagai pulau penghasil ikan teri. Sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan ikan teri. Terhitung di Pulau Lancang ada 16 tempat pengolahan ikan teri yang dikelola oleh masyarakat setempat. Jelajah Gizi mendatangi salah satu tempat pengolahan ikan teri yang terbesar di Pulau Lancang.

Andi Bado’ tampak sibuk. Tidak terlihat lelah sedikitpun meski berulang kali mengaduk-aduk air pada sebuah tempat perebusan. Ya, lelaki bersuku Bugis ini sedang merebus ikan teri pada sebuah bak besar. Perebusan ini dilakukan untuk membuat ikan teri menjadi ‘kering’, membuang basah lautnya. Mula-mula air perlu dipanaskan dulu setidaknya 2 jam. Setelah itu diberikan berkilo-kilo garam dan biarkan agar air menjadi asin merata.

Para

Ikan teri kemudian dituangkan pada bak yang sudah bergaram itu. Proses ini selain menjadikan ikan teri kering dari basah laut, juga untuk mengawetkan ikan teri. Garam adalah pengawet alami yang bisa membuat ikan teri bertahan dalam jangka waktu lama. Setelah direbus setidaknya 15 menit, ikan teri diangkat untuk dijemur di tepi pantai. Kalau matahari sedang terik, dalam sehari ikan teri sudah jadi kering.

“Setiap merebus ikan teri, paling tidak ada 50 kg ikan teri basah agar kami tidak rugi. Dari jumlah segitu akan dihasilkan 15-20 kg ikan teri kering.” ungkap Andi Bado’

Ada dua jenis ikan teri yang dihasilkan di Pulau Lancang, yakni teri nasi dan teri belah. Teri nasi bentuknya kecil-kecil seperti nasi. Teri ini dikenal sebagai teri Lancang. Adapun teri belah bentuknya lebih besar dan kasar. Dari segi rasa, tidaklah berbeda jauh. Ikan teri dari Pulau Lancang sudah memiliki nama di hati masyarakat Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. Popularitasnya tidak kalah dengan ikan teri medan yang dari segi bentuk memang tidak berbeda dengan ikan teri Lancang. Dengan jarak yang lebih dekat, ikan teri lancang lebih ‘fresh from the sea’ .

Jika ikan teri yang sudah dikeringkan jadi, proses selanjutnya adalah penyortiran. Ibu-ibu dan anak-anak lah yang melakukan pekerjaan ini. Ikan teri dipisahkan berdasarkan jenisnya. Mana yang teri nasi, mana yang belah. Selain itu, dipisahkan juga teri yang berkualitas baik dan jelek. Penyortiran seperti ini akan membawa dampak pada harga jual.

“Ikan teri ini akan dijual di Pelabuhan Muara Saban, Tangerang. Sekilo (gram) sekitar Rp 50 ribu. Kalau lagi tidak musim bisa mencapai Rp 75 ribu per kilogram. “ ujar Ibu Elis sembari tangan-tangannya menyortiri ikan teri. Dia begitu lincah dan cekatan, sama halnya ibu-ibu lainnya karena setiap harinya mereka bekerja seperti ini. Ikan teri yang kadang bagi sebagian orang diremehkan adalah tumpuan hidup warga Pulau Lancang.

Proses
Memilah-milah

Dari segi gizi, ikan teri juga sebenarnya tak pantas untuk diremehkan. Prof Ahmad Sulaeman menyatakan bahwa ikan teri segar mengandung 17 persen protein. Jika dikeringkan akan bertambah lagi kandungan proteinnya. Ikan teri juga mengandung omega-3 yang begitu kaya. Oleh karena itu, mengonsumsi ikan teri sangat bagus untuk meningkatkan kecerdasan otak, meningkatkan kinerja jantung, dan meningkatkan daya tahan tubuh. 

Ikan teri juga mengandung vitamin B 1 dan B 12 yang baik untuk proses metabolisme pada tubuh. Selain itu, ikan teri kaya dengan kandungan mineral. Kalsium pada ikan teri sangat bermanfaat untuk kesehatan tulang dan perawatan kinerja jantung.  Meski begitu, kandungan sodium yang begitu tinggi pada ikan teri yang diasinkan harus diwaspadai bagi penderita tekanan darah tinggi. Terlalu asin tidak baik bagi penderita hipertensi.

Ikan teri sangat baik dikonsumsi bagi ibu hamil dan menyusui. Banyak mengonsumsi ikan ini akan mencegah dari sifat depresi saat hamil dan menyusui. Ikan teri bisa meningkatkan EPA pada ASI sang ibu. Ikan teri juga memiliki kandungan DHA tinggi yang berguna untuk perkembangan kecerdasan otak bayi. Makan ikan teri juga bisa mencegah cacat pada janin, anak kerdil dan keterbelakangan mental.

Pulau Lancang ternyata memiliki satu lagi hasil laut yang tak kalah lezat dan bergizinya. Rajungan! Banyak masyarakat P. Lancang bergerak pada bidang penangkapan dan pengolahan rajungan. Rajungan adalah hewan mirip kepiting tapi hanya bisa hidup di air saja, tidak seperti kepiting yang hidup di dua alam (air dan tanah). Selain itu, bentuk kaki rajungan yang paling belakang berbentuk pipih, adapun kaki kepiting berbentuk runcing.

Jelajah Gizi berkunjung ke tempat pengolahan rajungan milik Ibu Ika Atika (40). Bersama suaminya, dia merintis usaha pengolahan sejak tahun 2002. Dari awal, dia bisa mandiri menggerakkan ekonomi setempat dari rajungan. Saat ini dia mempekerjakan pegawai 10 orang dan menerima pasokan rajungan dari puluhan nelayan Pulau Lancang. Dari usaha pengolahan rajungan ini, dia pun bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan tiga putranya.

Proses pengolahan rajungan tidaklah susah. Pertama kali rajungan yang berasal dari laut langsung direbus pada sebuah wadah. Kemudian didinginkan dengan es. Setelah itu baru dipetikan agar awet terjaga. Sehari dia bisa mengumpulkan rajungan sebanyak satu kuintal. Dia sudah memiliki penjual tetap yang datang dari Tangerang. Per kilogram rajungan yang diolah, ia hargai Rp 50 ribu.

Sore kian menjelang. Perlahan tapi pasti mentari merendah ke ufuk barat. Sebuah sore di Pulau Lancang disempurnakan dengan pesta makan ikan teri dan rajungan. Kami makan beramai-ramai masakan berbahankan sumber pangan laut dari Pulau Lancang. Ikan teri dimasak dengan bumbu kacang. Rajungan dimasak menggunakan bumbu saos padang. Emmmmm.. Bersamaan lapar yang melanda, saya makan pun dengan kalap… Nyam.. Nyam..

Mengolah
Santap

Ikan teri bumbu kacang cukup pas rasanya untuk menendang lidah. Rasa asinnya tidak monoton karena teracik dengan rasa manis dan gurih dari aneka bumbu. Adapun, untuk rajungan saos padang saya sangat suka. Betapa tidak, rasa asam manis bercampur pedas begitu meresap pada lekuk-lekuk tubuh rajungan beserta cangkangnya. Karena terbatas, saya melahap rajungan ini berbagi bersama @andyputera dan @TraveLafazr. Jujur, saya merasa kurang!

“Hati-hati jangan makan rajungan terlalu banyak! Punya efek kedepan. Bukan lagi efek samping doang.” ujar Prof. Ahmad Sulaeman yang orangnya begitu kocak, pandai berseloroh canda.

“Kok bisa Prof?”

Rajungan memiliki kadar kolesterol tinggi. Meski kolesterol juga dibutuhkan tubuh, terlalu sering dan banyak makan rajungan itu tidak baik karena terlalu banyak kolesterol berpotensi menyebabkan stroke. Rajungan berkolesterol tinggi yang bisa menimbulkan stroke itulah artinya ‘berefek ke depan’ menurut Prof Ahmad Sulaeman. Oleh karena itu, harus diimbangi dengan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak serta pola hidup rajin olahraga. Cukup sekali seminggu saja menyantap rajungan.

Meski begitu, tetap banyak gizi yang terkandung pada rajungan. Kandungan Omega-3 yang kaya pada rajungan sangat baik bagi kecerdasan otak. Terutama bagi ibu hamil dan dan menyusui, omega-3 akan membuat bayi mengalami pertumbuhan yang baik untuk ke depannya. Selain itu, rajungan memiliki kandungan zinc yang berguna untuk pertumbuhan janin dan mencegah berbagai penyakit. Bagusnya, rajungan juga sangat rendah kandungan merkurinya  karena dia hidup tidak menyerap zat-zat merkuri di lautan.

Kapal

***

Menuju senja berarti menuju Pulau Putri. Loncat-loncat pulau selama tiga hari di Kepulauan Seribu mengantarkan kami untuk dua malam menginap di Pulau Putri. Ibaratnya, Pulau Putri menjadi pulau peristirahatan sesudah sesiangharian menjelajahi pulau-pulau demi berburu gizi.Pulau Putri menjadi homebase Jelajah Gizi Kepulauan Seribu.

Pulau Putri merupakan pulau resort nomor wahid di Kepulauan Seribu. Tak sekedar kenyamanan hunian terbaik, Pulau Putri menyuguhkan berbagai fasilitas yang memanjakan wisatawan. Ada kolam renang, lapangan tenis, ruang pertemuan yang pasti itu sudah biasa. Luar biasanya, hanya di Pulau Putri yang terdapat Undersea Aquarium dan Glass Bottom Boat dimana pengunjung bisa melihat cantiknya alam bawah laut dari tempat seperti layaknya di aquarium. Ada juga fasilitas Sunset Cruise, yakni kapal khusus untuk menyesap suasana sunset di perairan sekitar Pulau Putri.

Alam Pulau Putri juga patut diandalkan. Perairan tenang dan terumbu karang yang masih terjaga bisa menjadi hiburan yang menawan. Cocok untuk snorkeling ria. Pulau seluas 8,29 Ha juga memiliki daratan yang masih dipenuhi pohon-pohon yang tinggi.  Ada nuansa kesejukan ketika bisa menyusuri jalan tanah yang melingkari pulau. Bahkan, hewan liar seperti biawak masih dijumpai.

Pulau
Dermaga

Sunyi. Suasana sudah begitu sepi tatkala Pulau Putri mulai menyongsong malam. Hiruk pikuk hanyalah suara-suara kami yang sengaja gaduh memecah kesendirian. Setelah perut kenyang menyantap dinner seafood dan FGD Jelajah Gizi, kami menutup petualangan hari pertama. Malam makin larut. Menghitam. Karena bulan tak menampakkan diri, tertelan mendung. Selamat Malam Kep. Seribu, luruh dalam keheningan tengah lautan utara ibukota!

1 Komentar

syifa azkiya

15 Jun 2013 02:31

Syifa azkiya @azkiya_syifa artikel ini pilihan saya yang ke-dua . berikut beberapa alasannya : di artikel ini memiliki judul yang sangat spesifik sehingga saat membaca judulnya saja saya sudah penasaran . selain itu pada pembuka dan penutup di tulis dengan bahasa yang kalau menurut saya sangat bernilai sastra . isinya sangat informatif , tak tanggung-tanggung saking begitu ingin informatifnya semua dijelaskan dengan beberapa foto yang bermakna begitu baik , seperti foto limbah di pinggiran pantai yang sangat mengerikan . foto-fotonya mewakili sekian banyak penejelasan menurut saya , karena itu begitu bagus sekali fotnya . isi artikel begitu infomatif , pembahasannnya juga begitu jelas dan spesifik sehingga pembaca tidak kebingungan , saya begitu tergiur dengan ikan teri-nya kebetulan saya pecinta teri :) , artikel ini membuat para pembaca terbuka matanya akan sebuah kekayaan lautan yang takan pernah habisnya, artikel ini menjelaskan tentang makanan hasil laut yang begitu enak ;) kiranya itu bisa dikembangkan terus menerus dan dapat perhatian dari pemerintah saya rasa kepulauan seribu akan semakin banyak dikunjungi oleh para turis kuliner makanan laut bukan hanya pariwisata . dan pasti itu dikarenakan artikel ini juga membuat para pembaca yang menjadi semakin kaya pengetahuan akan kepulauan seribu . terimakasih mas iqbal kautsar atas foto di pulau pari begitu indah buat saya iri :) artikelnya TOP

Iqbal Kautsar

15 Jun 2013 17:34

Syifa Azkiya.. Terima kasih atas apresiasinya.. Saya sngat senang skali dengan komen apresiasimu yg begitu panjang, detail dan konstruktif.. Mari kita dukung bersama gizi masyarakat sekaligus wisata di Kepulauan Seribu.. :) Makasih sekali lagi.. Salam kenal.. @iqbal_kautsar