Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Galamai si nakal dalam kuali

Oleh ratu chairunissa 19 May 2013

GALAMAI SI NAKAL DALAM KUALI (jelajah gizi 2)

 
GALAMAI SI NAKAL DALAM KUALI

Hal yang di butuhkan manusia selain bernafas adalah makanan.
Apa yang terlintas di fikiranmu jika seseorang menyebutkankan kata makanan? apakah donat ?  makanan cepat saji ? atau makanan-makanan ringan yang di jual di pasaran?

Negara kita adalah negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Yang terdiri dari beribu ribu pulau dengan budaya dan adat yang bermacam-macam. Begitu pula dengan makanan nya.Setiap daerah memiliki makanan dengan ciri khasnya tersendiri.Namun ini lah masalahnya, kebanyakan anak bangsa sekarang tidak pernah mencoba mengenal makanan tradisonal daerahnya sendiri. Mereka cenderung lebih kenal dengan ice cream, donat , permen karet. Padahal banyak jajanan tradisonal  yang tidak kalah enak dibandingkan makanan ringan tersebut.

Nah, di sinilah letak kelemahan kita, kita kurang memperhatikan perkembangan wisata kuliner yang terjadi di indonesia.Seharusnya dengan lebih  mengembangkan makanan tradisional yang ada,dapat menarik para wisatawan untuk datang ke indonesia dan mencicipi keunikan makanan tersebut.Selain itu kita juga menjalankan kewajiban kita untuk mewarisi kebudayaan kepada anak cucu kita di masa tua nanti dan menyelamatkan hidup mereka.Sisi positif lainnya adalah, dengan jajanan dan makanan tradisional,resiko kita terserang penyakit lebih kecil dikarenakan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya dalam makanan tersebut.

okey :) 
Sehubungan saya berasal dari MinangKabau alias Sumatera Barat , saya akan membahas jajanan khas Padang.

Pernah kah anda mencicipi Galamai ? nama makanan yang terdengar unik bukan ?
Galamai adalah jajanan tradisional minang kabau yang berasal dari Payakumbuh, Solok , Pariaman,atau Pasaman dan ada pula berasal dari Muaro Pati. Tetapi yang lebih sering di sebut orang adalah Payakumbuh dan Muaro Pati. Galamai memiliki bahan dasar  tepung beras ketan, gula aren dan santan yang berasal dari buah kelapa. Galamai ini mirip seperti dodol atau jenang yang terdapat di daerah lain nusantara.Wah , berarti galamai punya saudara jauh lo ?

Biasanya dalam membuat galamai ini bisa menghabiskan waktu hampir seharian penuh dan membutuhkan tenaga yang banyak untuk mengaduk adonan.Karena pembuatan galamai ini sangat rumit.Adonan santan , gula aren ,dan kentan tidak boleh berhenti di aduk.Api dalam proses pembuatannya juga di atur dan tidak boleh terlalu besar karena akan membuat galamai gosong dan tidak matang dengan sempurna. Makanya galamai hanya sering di temui ketika ada acara hajatan atau pun idul ftri.Sekarang ini telah kita temui galamai menggunakan plastik sebagai pembungkusnya.Tetapi aslinya galamai di bungkus menggunakan daun pandan yang di hias.Orang minang meyakini bahwa rasanya akan lebih harum dan nikmat jika di bungkus menggunakan daun pandan.

Ayoo , berikut ini saya akan menunjukkan bagaimana pembuatan galamai yang enak dan kenyal.
Pertama sekali , kita harus mempersiapkan bahan dan alat alat nya terlebih dahulu yaitu berupa 
  • 1 kg tepung ketan
  • 1 kg gula aren/pasir/jawa 
  • 1 butir kelapa yang besar dan tua , diparut diperas 1 l air
  • 1 sendok garam halis
  • 1 bungkus kecil vanile 
  • 1 lembar daun pandan (kira-kira 40cm ) di blender dengan1/2 gelas air dan disaring

alat nya berupa :

  • Kuali berukuran besar (kanca)
  • Pengaduk (pengacau)
  • Tungku (terbuat dari tanah )

Berikut ini langkah-langkah pembuatannya,  ayoo simak bersama


  1. Parut kelapa dan kemudian peras hingga 3 kali perasan
  2. Kemudian santan hasil perasan di masukkan ke dalam kuali (kanca) yang telah di siapkan di atas tungku yang di panaskan
  3. Ketika santan di masukkan ke dalam kuali aduk secara perlahan dan tidak boleh di diamkan harus aduk secara terus menerus
  4. Setelah agak panas, baru di masukkan tepung dan kembali di aduk secara terus meneru hingga kental dan terasa keras untuk di aduk
  5. Lalu, masukkan bahan tambahan lainnya, seperti gula pasir , vanilli dan garam
  6. Setelah di masukkan semuanya, waktu yang di butuhkan pada tahap ini adalah 1 jam, dan santan yang tadi masih cair sekarang sudah mengeras dan di butuhkan tenaga untuk mengaduknya
  7. Sekarang hanya proses mengaduk/mengacau, pada tahap ini di butuhkan tenaga yang ekstra dan prosesnya bisa mencapai 5-7 jam tergantung selera yang punya galamai.kalau ingin keras dan tahan lama maka aduklah yang lama 5-6 jam. jika ingin lunak, maka aduklah sebentar saja.
  8. Adonan makin keras dan berubah warna menjadi abu abu kecoklatan  menandakan bahwa semakin keras
  9. Ada pula suatu waktu yang di tunggu yang di namakan proses POLANG. pada saat proses polang ini adonan terasa sangat enak cara makan nya pun unik yaitu menggunakan ujung jari dan di jilat. memakan polang tidak membuat bosan.namun proses itu hanya sebentar , dan adonan akan mulai mengeras.
  10. Setelah beberapa jam , galamai mengeluarkan minyak, minyak kelapa akan keluar dan semakin menyulitkan dalam proses pengadukan karna takut terkena percikan minyak yang panas, maka minyak tersebut di kumpulkan
  11. Kemudian di lanjutkan dengan proses pelepasan kerak yang melekat pada bagian kuali.
  12. Setelah matang, maka galamai harus segera di pindahkan jangan sampai dingin, karena ketika dingin sudah tak dapat diambil dengan tangan lagi
  13. Setelah di keluarkan , lalu di masukkan ke dalam kibang (tempat yang terbuat dari daun pandan)
  14. Akhirnyaa selesai juga pembuatan galamai nya. galamai siap di pasarkan dan di santap bersama sama.

Nah, jika kamu berwisata ke Sumatera Barat , jangan lupa untuk singgah/ berkunjung ke Payakumbuh dan Muaro Paiti.Dijamin kamu akan ketagihan galamai deh.Di bawa pulang dan beri tau sama teman-teman., kerabat, atau keluarga kamu.Biar mereka tau Indonesia memiliki jajanan yang sangat enak, unik dan istimewa.

 
 
 
18 MEI 2013
 
18:12
RATU CHAIRUNISSA
                                                                                                        JELAJAH GIZI 2
@ratuceha
fb: ratu chairunnissha