Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Indahnya Pulau Berhala dan Daerah Pesisir Jambi

Oleh Sansan Sensen 09 May 2013

“Sebentar lagi Bulan Juni, bakal libur panjang nih!”
 
Tiba-tiba saja temanku melontarkan kata-kata itu. Akupun membenarkan kata-katanya. Ah, senangnya liburan! Tapi mau liburan kemana? Ke luar negeri budget-nya tinggi. Ke Jakarta sudah bosan. Tetap tinggal di Malang? Ah, masa sudah liburan masih mau menetap di Malang? Tiba-tiba saja terlintas di benakku untuk pulang ke tanah kelahiranku, Jambi. Sebuah provinsi di tengah-tengan Pulau Sumatera dan tentunya tidak begitu dikenali oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Terbukti saat aku kuliah di Malang dan begitu menyebutkan asal daerahku banyak dari mereka yang bertanya-tanya Jambi itu ada dimana. Ada yang menebak-nebak Jambi itu ada di Kalimantan, Sulawesi, dll. Hingga aku kesal sendiri menjelaskan dan menyarankan mereka untuk membeli atlas.
 
Oke, kali ini aku akan mengulas tanah kelahiranku. Jambi adalah sebuah tempat dengan tingkat kriminalitas terkecil di Indonesia, tingkat terjadinya bencana alam terendah di Indonesia, dan jalanannya hanya akan macet saat perayaan beberapa hari besar seperti tahun baru, kelulusan SMP dan SMA, pawai ,dll. Jambi adalah tempat yang tenang dimana para pengendara motornya tidak perlu gelisah saat tidak membawa STNK. Jambi adalah tempat dimana kita bisa parkir secara gratis dan aman di salah satu mal yang terkenal disana (amin, semoga saja selalu begitu hingga akhir zaman). Meskipun begitu, aku belum pernah menjajaki Provinsi Jambi secara menyeluruh. Jika mendengar cerita dari teman-teman yang sudah pernah traveling keliling Provinsi Jambi, aku hanya bisa terdiam menyimpan rasa iri. “Suatu saat nanti aku juga akan kesana!” batinku.
 
Dari dulu, aku suka sekali liburan ke pantai atau danau. Beberapa danau dan pantai yang pernah ku kunjungi diantaranya Danau Singkarak (Padang), Pantai Panjang (Bengkulu), Pantai Muaro (Padang), dll. Aku suka melihat hamparan batu besar atau pasir yang halus dengan air yang jernih. Sambil bermain air, biasanya saat seperti itu akan ku abadikan dalam bentuk foto. Aku suka air laut. Aku suka keindahan bawah laut. Meskipun aku sendiri tidak bisa berenang.
 
Sampai saat ini keinginanku sejak aku berusia tujuh tahun belum pernah terwujud: Liburan ke Daerah Pesisir Jambi dan Pulau Berhala. Sebenarnya untuk daerah pesisir Jambi aku sudah pernah kesana saat aku masih kecil. Dan yang hanya bisa aku ingat, aku dan Abi (sebutan untuk ayahku) dapat banyak kepiting besar disana. Lalu kami membuat kepiting saos tomat dan makan bersama. Itu pun aku tahu saat ku lihat album poto masa kecilku. Jadi aku ingin kesana sekali lagi agar moment itu tak hanya diingat oleh poto, tapi juga memori otakku. Dan Pulau Berhala adalah pulau yang sangat indah, menurutku saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Bagaimana tidak? Dengan keadaan pantai yang belum dijamah oleh tangan-tangan jahil manusia serta pasirnya yang putih bersih itu mampu menghipnotis banyak orang untuk singgah kesana.
 
 
 
 
 di Pulau Berhala pantainya pasir putih
 
 
Selain tempat wisata yang benar-benar bisa me-refresh jiwa dan raga, suguhan kuliner di dua tempat itu juga enak dan unik. Meskipun dua tempat itu terpisah oleh genangan air yang cukup luas, pada dasarnya wisata kuliner yang disajikan disana nyaris sama persis dengan kuliner masyarakat Jambi. Ku katakan enak karena rasanya memang enak. Ku katakan unik karena banyak masyarakat luar Provinsi Jambi terheran-heran dengan bahan dan menu masakan khas Jambi. Sebut saja Tempoyak Patin. Jika durian biasa dimakan langsung atau dijus, berbeda dengan di Jambi. Durian akan difermentasi untuk dijadikan tempoyak yang nantinya akan dimasak dengan ikan patin. Apa rasanya ikan patin dimasak dengan durian? Pasti penasaran kan. Hehe. Untuk Ibu hamil dan penderita diabetes saya anjurkan untuk menahan hasrat anda mencicipi makanan yang satu ini karena durian dapat meningkatkan kadar gula dalam darah dan bersifat panas. Tapi jangan khawatir, makanan yang satu ini juga punya banyak manfaat kok. Diantaranya dapat mencegah stress dan depresi karena kandungan vitamin B6 pada durian dan protein dari ikan patin sangat bagus untuk tubuh kita
 
 
 
Lain lagi dengan Nasi Gemuk. Saat ku katakan menu ini kepada masyarakat non-Jambi mereka berpikir bahwa Nasi Gemuk itu nasi dengan porsi yang besar (gemuk). Ada juga yang berpendapat bahwa sang pencipta masakan ini berpostur tubuh gemuk. Bahkan ada yang berpendapat bahwa Nasi Gemuk ini merupakan salah satu suplemen makanan untuk orang kurus supaya bisa jadi gemuk. Tentu saja semua jawaban itu salah. Nasi Gemuk adalah nasi yang dimasak dengan santan agar rasanya gurih. Mungkin kalau di Pulau Jawa beken-nya nasi uduk. Akan tetapi Nasi Gemuk dan Nasi Uduk berbeda. Nasi Gemuk memiliki rasa yang gurih dan khas dari Nasi Uduk. Penyajiannya pun juga berbeda. Nasi Gemuk biasanya disajikan dengan kacang tanah yang telah digoreng, ikan teri, telur, mie bihun goreng, bawang goreng, tak lupa sambal dan kerupuk sebagai pelengkap. Sedangkan Nasi Uduk hanya disajikan dengan bawang goreng saja. Selain itu perbedaan yang jelas antara Nasi Gemuk dan Nasi Uduk terletak pada waktu penjualannya. Di Jambi, Nasi Gemuk biasa dijual pada pagi hari sebagai menu sarapan, sedangkan Nasi Uduk dijual pada malam hari. Asal-usul nama nasi gemuk sendiri belum diketahui secara pasti. Mungkin karena jumlah santan yang digunakan untuk membuat Nasi Gemuk jauh lebih banyak dibandingkan Nasi Uduk. Bagi penderita obesitas, jangan terlalu banyak makan nasi gemuk yah. Karena santan memiliki kadar lemak yang cukup tinggi.
 
Nasi Gemuk
 
Selain Tempoyak dan Nasi Gemuk, masih ada banyak menu kuliner lainnya yang disajikan di daerah pesisir Jambi dan Pulau Berhala, seperti Sop Tulang, Gulai Tepek Ikan, Nasi Minyak, Cumi Cah Kangkung, Bolu Kojo, dan Aneka menu Kepiting karena di tempat ini banyak sekali kepiting. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini biasanya juga akan membawa oleh-oleh berupa kepiting yang ukurannya tidak kecil.
 
Gulai Tepek Ikan
 
Sop Tulang
 
 
Jika Nasi Gemuk merupakan menu untuk sarapan sehari-hari, Nasi Minyak justru akan muncul di acara-acara penting seperti hajatan pernikahan, khitanan, aqiqah, dll. Hal ini terjadi mungkin karena biaya untuk membuat Nasi Minyak jauh lebih mahal dibandingkan dengan Nasi Gemuk. Nasi minyak biasanya disajikan dengan daging. Aroma dari Nasi Minyak sendiri sangat menggugah selera!
 
Nasi Minyak
 
Untuk jajanan pasar khas Jambi sendiri tidak jauh berbeda dengan daerah Sumatera yang berdekatan dengan Provinsi Jambi (Padang, Palembang, Lampung, Riau). Diantaranya adalah dodol, wajik, pempek, sala bulek, bolu kojo, dll. Untuk Bolu Kojo sendiri saat ini mulai sulit ditemukan. Bolu yang berbahan dasar santan, air perasan pandan dan daun suji ini tampaknya mulai memasuki tahap kepunahan bila tak dilestarikan oleh masyarakat Jambi. Untuk itu, ini juga merupakan tanggung jawabku sebagai masyarakat Jambi untuk melestarikan kebudayaan yang ada. 
 
Bolu Kojo yang mulai sulit ditemukan
 
Semoga suatu hari nanti, keinginanku untuk berlibur ke Pulau Berhala untuk menikmati hidangan khas Jambi sambil menikmati pantai pasir putih yang indah terwujud. Dan ke daerah pesisir Jambi sekali lagi untuk mengabadikan moment itu di memoriku.
 
Sekian oret-oretku kali ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca
 
J
 
Salam Oret-Oret Sansan Sensen