Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Inilah Sashimi

Oleh warnayogi 06 Nov 2016

Mo maso maso Pulau Ternate

Terlihat sudah Pulau Hiri

Di ujung sana Pasir Putih, Siokona

Cinta yang hilang di Pulau Halmahera

Di muka sana Pulau Ternate

Su dapa lia Gunung Gamalama

Kapal mo sandar di pelabuhan

Di situlah torang dilahirkan

Selamat Datang, Selamat Datang

Di Kota Ternate

Torang datang dari rantau so rindu mo baku dapa

Torang, orang basudara, Sioo

****

Di ufuk Timur Indonesia, pagi itu jam menunjukkan pukul 06.35 WIT. Pesawat baru saja mendarat di Bandara Sultan Baabullah. Keluar dari bandara, kami langsung disambut oleh penampakkan gunung api yang gagah membentang dan terlihat aktif mengeluarkan kabut asap. Namanya Gunung Gamalama. Nama yang kemudian dipakai oleh seorang artis tanah air : Dorce Gamalama. Ya, kabarnya Dorce pernah mendaki Gunung tersebut pada tahun 1997. Setelah sebelumnya, pada tahun 1984 Ia pernah diberi nama kepanjangan Gamalama sebagai bentuk penghargaan oleh Sultan asal Ternate saat itu, Sultan Muda Farsyah. Dan, hingga kini Dorce masih setia menggunakan nama kepanjangan Gamalama di dunia keartisannya.

Di Kaki Gunung Gamalama inilah, terhampar Kota Ternate yang menawarkan keindahan pantai, gunung, laut, danau dan eksotisme budaya yang memukau. Selain itu, bersama tetangganya Tidore, Ternate menjadi sebuah kota pulau yang penuh dengan saksi bisu sejarah. Sejak beberapa abad yang lalu, Ternate sudah menjadi tempat persinggahan bangsa-bangsa asing. Mulai dari Bangsa Arab, Portugis lalu Belanda.

Gunung Gamalama Dilihat Dari Batu Angus
Gunung Gamalama Dilihat Dari Batu Angus

Mereka datang untuk tujuan perdagangan. Membeli rempah-rempah sebagai hasil alam yang berlimpah di Ternate, dan menjualnya kembali ke negeri masing-masing dan ke negeri lainnya. Namun, akhirnya Portugis dan Belanda secara bergantian terbawa nafsu untuk menguasai dan menjajah Ternate. Penjajahan Ternate dan beberapa tempat lainnya di Maluku, menjadi tonggak awal penjajahan orang asing di bumi nusantara tercinta ini. Pengaruh ketiga bangsa tadi masih bisa kita temukan di Ternate berupa benteng peninggalan, bahasa, gaya berpakaian dan lain-lain.

Fort Oranje. Benteng Peninggalan Belanda

Benteng Tolukko Peninggalan Portugis di Ternate

Kira-kira seminggu sebelum kedatangan kami, yaitu Tanggal 3 Agustus 2016, Gunung Gamalama sempat diberitakan dalam status siaga. Karena, menyemburkan abu vulkanik setinggi hampir 600 meter. Bandara Sultan Baabullah pun ditutup, dan beberapa penerbangan pun dibatalkan. Termasuk, rencana penerbangan kami juga terancam batal. Namun, akhirnya Tuhan jua yang mengizinkan kami untuk dapat melihat langsung keindahan Ternate, yang dulu telah berhasil mengambil hati para penjajah. Kami saat itu datang untuk suatu tugas pekerjaan yang diperintahkan dari Jakarta.

Masih pagi sekali dari bandara, kami dijemput oleh seseorang bernama Rudi. Dia adalah kenalan rekan kerja saya bernama Dedi. Kami diajak untuk mampir ke rumahnya sebelum mencari hotel untuk menginap. Di rumahnya Rudi, kami dijamu sarapan pagi. Awalnya, menu sarapan pagi yang disajikan biasa saja, tidak ada yang aneh. Kurang lebih sama lah dengan yang sehari-hari kami santap di Jakarta. Sampai akhirnya rekan saya Dedi, dengan nada becanda (dan meniru logat Orang Timur) berkata pada temannya :

“Kakak kenapa kita tidak dibuatkan Gohu Ikan?”

“Wah masih pagi ini sobat. Nantilah kalau hari so siang, baru enak kita buat itu Gohu Ikan. Atau, besok siang datang kembali sudah.” Jawab temannya

“Tidak bisa kakak. Siang nanti, kita so harus masuk hotel dan siap-siap ada meetingdengan orang. Besok juga kita batugas. Ayolah kakak. Kasihan ini kita pe teman (sambil menepuk pundak saya) dari Jakarta belum pernah coba itu Gohu Ikan ” Dedi mulai agak ngotot tampaknya hehe.

Dulu Dedi dan Rudi adalah teman kuliah di Surabaya. Sebelumnya, Dedi sudah 2 kali berkunjung ke Ternate dan mampir ke rumahnya Rudi. Wajar saja kalau mereka terlihat lebih akrab dan berani “menodong” seperti itu.

Akhirnya karena diminta seperti itu, Rudi pun mengiyakan juga.
“Ah, Gampang sudah itu Gohu Ikan. Habiskan dulu ini baru kita buat”.

Aku yang tadi diam saja, penasaran juga dan bertanya pada Rudi. “apa itu Gohu Ikan, Mas?”. Ia kemudian menjelaskan, sembari kami asyik menyantap sarapan pagi yang sudah ada.

Seperti di daerah lainnya di Indonesia, Ternate juga menawarkan anega ragam kuliner yang menggugah selera. Selain itu, terkadang juga mengugah rasa ingin tahu kita lebih jauh soal asal muasalnya. Makanan pokok di Ternate selain nasi juga ada sagu. Sedangkan, untuk sayur dan lauknya kebanyakan adalah olahan hasil laut. Ini bisa dipahami, karena Ternate terletak di sebuah provinsi berbentuk kepulauan (Maluku Utara) yang masyarakatnya terbiasa berinteraksi dengan laut. Ternate sendiri juga sebuah kota berbentuk pulau yang dikelilingi oleh lautan.

Kebanyakan kuliner Ternate, selain dipengaruhi oleh kuliner tempat-tempat lainnya di Maluku, juga dipengaruhi oleh Sulawesi Bagian Utara. Khusus untuk Sulawesi Utara, tak hanya memberikan pengaruh pada makanan, tapi yang paling terlihat juga ada pada bahasa. Bisa dengan mudah kita dengarkan bahasa keseharian orang di Ternate banyak terdapat kemiripan dengan bahasa di Sulawesi Utara. Contohnya seperti petikan syair lagu di awal tulisan tadi.

Kata Gohu pada “Gohu Ikan” kabarnya, bisa juga kita temukan pada bahasa masyarakat di Sulawesi bagian Utara, yang artinya rujak. Jadi Gohu Ikan artinya rujak ikan. Awalnya saya kaget mendengar rujak ikan, karena khan yang biasa dibuat rujak itu khan buah-buahan. Namun dari penjelasan Rudi, sedikit-sedikit saya mulai paham kalau Gohu ikan itu salah satu makanan Ternate yang bahan dasarnya berupa ikan mentah. Ini mengingatkan pada menu makanan yang populer di Jepang yaitu “Sashimi”.

Sushi dan Sashimi Jepang. Sumber Gambar :https://www.tripadvisor.co.nz/

Sushi dan Sashimi memang dikenal sebagai menu atau cara makan yang khas dari Jepang. Sashimi biasanya lebih berupa ikan mentah yang diiris tipis-tipis lalu dicampur dengan saus khusus. Sedangkan Sushi, biasanya berupa makanan yang terbuat dari ikan mentah, lalu dibungkus dengan nasi yang difermentasi. Meskipun di kebanyakan masyarakat Indonesia tidak lazim makan daging/ikan secara mentah, bukan berarti kita tidak punya cara makan seperti itu. Salah satunya Gohu Ikan dari Ternate ini. Selain Gohu Ikan, setelah saya baca-baca, ternyata juga ada menu di daerah Indonesia lainnya yang berbahan dasar ikan mentah yaitu Naniura dari Sumatera Utara. Mungkin masih banyak juga jenis masakan lainnya berbahan ikan/daging mentah yang belum saya ketahui.

Kami pun menyatakan cukup untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan Rudi, dan ingin langsung mencoba Gohu Ikan. Rudi bilang cara buatnya mudah dan praktis. Dan memang betul saya melihatnya sendiri sungguh cepat dan praktis. Rudi mulai mengeluarkan stok daging ikan Tuna dan bahan-bahan lainnya yang masih dimilikinya dalam kulkas. Lalu sret sret sret, kurang dari 1 jam sudah tersedia Gohu Ikan di mata kami.

Saya mulai mencicipi. Hmm sebetulnya untuk rasa tak jauh berbeda dengan masakan ikan pada umumnya. Anyir pun sudah tidak terasa. Yang ada di lidah hanya tekstur daging ikan tuna yang kenyal dan campuran rasa asam, gurih, manis dan pedas dari bumbu-bumbu lainnya. Ya betul ini seperti rujak. Rujak yang diberi potongan ikan tuna.

Sebelum Gohu Ikan disajikan, untuk menunggu, rekan saya Dedi iseng memutar lagu “Selamat Datang Kota Ternate” dari android miliknya. Liriknya seperti di awal tulisan. Hari itu tampaknya menjadi cukup istimewa bagi saya, karena mencicipi menu baru yang unik. Dan, Gohu Ikan yang disajikan saat itu ter-anchoring dalam otak sebagai kenangan ucapan selamat datang pada saya yang baru pertama kali datang di Kota Ternate.

Banyak orang beranggapan bahwa makan sashimi dari daging ikan mentah itu menyehatkan karena asli tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Sashimi (dan Sushi) juga dianggap sebagai makanan yang membuat orang Jepang punya otak yang cerdas/pintar. Akan tetapi, tidak sedikit juga yang menganggap makan makanan jenis sashimi ini tidak selalu sehat atau bisa berbahaya bagi tubuh. Ikan mentah dianggap memiliki ancaman parasit, juga berpotensi membawa larva cacing yang tentunya berbahaya bagi tubuh manusia. Ini tentunya bisa menyebabkan keracunan atau penyakit lainnya.

Akan tetapi kata Rudi, resiko itu bisa dihindari dengan memasukkan ikan ke dalam es (dibekukan) terlebih dahulu sesudah ditangkap. Ikan dibekukan sampai suhu yang minim 0 derajat atau mungkin di bawahnya untuk mematikan kemungkinan parasit yang ada. Selain itu, lanjutnya ikan tuna yang diperoleh di Ternate itu berasal dari Laut Maluku dan laut sekitarnya yang bisa dibilang masih bersih dari limbah-limbah industri tidak seperti di Ibu Kota. Tapi untuk menjaga kemungkinan parasit tadi, ikan terus dibekukan dan selama belum dipakai juga disimpan dalam kulkas (Freezer). “Ini aman kawan, buktinya saya sering makan masih sehat saja tho?. Dan belum pernah dengar juga di Ternate ada orang keracunan makan Gohu Ikan” kata Rudi berseloroh.

Gohu Ikan lazimnya dibuat dengan bahan Ikan Tuna, meskipun bisa juga dibuat dengan bahan ikan lainnya. Ini bisa dipahami karena, ikan tuna adalah ikan yang banyak sekali ditemukan di laut-laut yang menjadi pertemuan antara 2 Samudera besar : Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Laut Maluku, dan laut lainnya yang dekat dengan Pulau Ternate (sama seperti laut lainnya di nusantara) adalah laut yang berada di antara 2 samudera besar tadi. Banyak terdapat ikan tuna.

Bentuk Ikan Tuna. Sumber Gambar :http://hkti.org/ikan-tuna.html

Oh ya, menurut keterangan Rudi Ikan Tuna ini salah satu menu yang cukup tua lho di Ternate. Ia sudah dikenal berabad-abad silam. Sebelum Ternate disinggahi Bangsa-bangsa asing. Dahulu, kehidupan masyarakat masih sederhana dan belum begitu banyak mengenal alat-alat untuk memasak, terlebih alat masak modern seperti sekarang.

***

Tak terasa sudah 3 bulan meninggalkan Ternate. Namun, pengalaman di Ternate cukup berkesan bagi saya. Semoga besok-besok ada kesempatan lagi untuk bisa pergi ke sana. Saya pun tidak akan lupa akan Gohu Ikan. Sashimi “Selamat Datang” yang pernah disuguhkan pada saya. Agar makin mudah mengingat kenangan tersebut, sebelum pulang ke Jakarta saya pun belajar bagaimana caranya membuat Gohu Ikan pada Rudi. Baru saja kemarin-kemarin saya mencoba membuatnya sendiri di Jakarta. Mau tau caranya? Kali ini saya bagikan untuk teman-teman semua.

Langkah awal yang harus disiapkan adalah mencari Ikan Tuna yang baik. Di Jakarta kita bisa menemukan Ikan Tuna di pasar-pasar yang khusus menjual ikan. Yang saya tahu sih di Muara Angke, atau Pasar Kramat Jati kalau malam juga banyak yang menjual ikan. Tapi, untuk kali ini saya membelinya di supermarket besar yang ada di Jakarta. Karena kali ini akan dikonsumsi secara mentah, maka saya memilih tempat yang saya anggap penyimpanan dan pengolahannya lebih higienis. Selain itu, saya juga bisa minta untuk langsung dipotong sesuai kebutuhan saya membuat Gohu Ikan. Memang ikan Tuna di Jakarta ini harganya tidak semurah di Ternate atau tempat lain di Maluku yang cukup berlimpah. Sebelum diolah, Saya cuci dulu terlebih dahulu dan membekukannya di freezer selama semalam. Lalu kita siapkan bahan lainnya yang juga sangat mudah kita dapatkan. Secara lengkap Bahan dan cara masaknya adalah sebagai berikut :

BAHAN

1. Daging Ikan Tuna 500 gram yang sebelumnya sudah dibekukan dan dicuci bersih (Potong kecil-kecil)

2. Kacang tanah 200 gram (Goreng, tiriskan lalu haluskan bisa ditumbuk atau pakai blender)

3. Daun Kemanggi secukupnya (petik daun pisahkan dengan batangnya)

4. Jeruk peras / jeruk nipis /jeruk lemon 3 biji

5. Bawang merah 6 siung (Iris tipis)

6. Minyak Goreng secukupnya, jangan terlalu banyak (pilih yang bagus, dan panaskan)

7. Garam dan Gula pasir secukupnya

CARA MEMASAK

1. Kucurkan perasan jeruk pada daging ikan dan ratakan. Diamkan selama 2 - 3 menit

2. Lalu, taburkan irisan bawang merah kemudian juga ratakan. Pastikan semua bagian daging ikan terkena taburan bawang merah ini. Diamkan selama 2 -3 menit.

3. Taburkan kacang tanah yang sudah dihaluskan, dan ratakan. Diamkan juga selama 2 – 3 menit

4. Lalu siramkan minyak goreng yang sudah dipanaskan secukupnya. Aduk-aduk lalu diamkan selama 5.

5. Terakhir taburkan daun kemanggi dan aduk untuk memberikan aroma harum.

Dan, Taraaaa ……

Gohu Ikan sudah siap disajikan

Gohu ikan ini bisa dimakan langsung begitu saja, pakai nasi atau ditemani sagu. Untuk kali ini saya ingin mencobanya makan dengan sagu. Oleh-oleh dari teman lain yang minggu lalu giliran tugas ke Ambon. Karena belum terbiasa makan sagu yang keras akhirnya saya celupkan dulu sagu beberapa menit ke dalam air hangat.

Praktis Bukan??

KANDUNGAN GIZI

Nah ngomong-ngomong bagaimana soal Gizi yang ada pada Gohu Ikan ini?

Ikan Tuna sebagai bahan dasar utama pada Gohu Ikan ini, tidak diragukan lagi memiliki gizi yang cukup tinggi. Kadar protein pada ikan tuna hampir 2 kali kadar protein yang ada pada telur. Untuk 100 gram ikan tuna mengandung protein antara 22,6 – 26,2 gram. Sedangkan untuk 100 gram telur mengandung kadar protein sebanyak 13 gram saja.

Bagian daging pada ikan tuna terdiri dari daging berwarna putih dan daging berwarna merah. Untuk Gohu Ikan kali ini, kedua jenis daging tersebut dipergunakan. Daging putih dari ikan tuna kadar proteinnya lebih tinggi daripada daging merahnya. Pada daging putih ini banyak terdapat jenis-jenis protein yang berkualitas tinggi. Sedangkan pada daging merahnya terdapat kandungan mioglobin yang tinggi.

Selain protein, secara umum ikan tuna juga mengandung zat-zat gizi lain yang bermanfaat seperti : niacin, selenium, triptofan, kalium, lemak asam omega 3, magnesium, tiamin, vitamin B6.

Dengan segudang kandungan gizi ini ikan tuna cukup bermanfaat bagi kesehatan diantaranya :

1. Baik untuk kesehatan jantung

2. Mencegah kanker payudara

3. Baik untuk kesehatan mata

4. Mencegah Stroke

5. Mencegah obesitas

6. Meningkatkan kecerdasan dan fungsi kognitif lain serta melawan penyakit Alzheimer (kelupaan)

7. Meningkatkan respon hormon insulin, sehingga dianjurkan bagi para penderita diabetes

8. Membantu proses detoksifikasi

9. Baik untuk kesehatan kulit.

Selain bahan dasar ikan tuna, bahan-bahan bumbu lain juga yang alami punya cukup banyak manfaat. Misalnya bawang merah adalah bumbu masak yang punya sifat obat yang sangat baik. Ia cukup rendah kalori. Selain itu, sumber potasium yang baik, kalsium, magnesium, Fosfor vitamin B3 dan B6, Vitamin C dan Vitamin E. Bawang merah berkhasiat diantaranya untuk terlibat dalam produksi sel darah merah dan putih, membantu menjaga tekanan darah, memiliki efek antioksidan dari vitamin E nya, membantu meredakan beberapa penyakit seperti flu, masuk angin, mengurangi resiko jantung, diabetes dan lain-lain.

Kemudian Perasan jeruk yang sudah kita kenal kaya akan vitamin C yang memiliki manfaat baik akan tubuh. Ditambah kacang tanah sebagai sumber protein nabati yang cukup tinggi disamping vitamin A, B Kompleks, E, K, Zat Besi Fosfor, Kolin, Kalium dan Letsitin. Dengan kandungan ini, kacang tanah berkhasiat untuk menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah dan menghambat pertumbuhan sel Kanker, meningkatkan daya ingat, dan mengontrol kadar kolesterol.

Selain itu, masih ada Daun Kemanggi yang juga hadir bukan dengan tanpa manfaat gizi. Selain memiliki aroma yang harum, daun kemanggi juga mengandung Magnesium, Zat Arginin, Beta Karoten, Fosfor dan Kalsium. Dengan kandungan ini Daun Kemanggi berfungsi untuk melancarkan aliran darah, mencegah adanya kemandulan, Menjaga Kesehatan Organ Jantung, Mengobati Sariawan dan Meningkatkan kekebalan tubuh.

Nah Lalu, bagaimana dengan minyak goreng, Bukannya itu tinggi kolesterol? Memang tampaknya kita tidak bisa terlepas dari minyak goreng untuk memasak sehari-hari. Namun, kita bisa memilih produk minyak goreng yang berkualitas. Kita pilih yang mengandung asam lemak tak jenuh lebih tinggi dari asam lemak jenuhnya. Untuk penggunaannya pun tak perlu banyak-banyak, secukupnya saja. Sehingga diharapkan bisa meminimalisir kolestrol. Bagaimana pun dalam minyak goreng (dalam hal ini minyak kelapa) tercatat memiliki zat yang berguna lainnya seperti lipid antimikroba, asam kaprat,asam laurat, dan asam kaprilat yang memiliki sifat anti jamur, anti bakteri dan antivirus.Dengan kandungan ini, minyak goreng memiliki manfaat untuk sistem imun tubuh.

Dari hasil pemaparan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa Gohu Ikan bisa menjadi pilihan santapan bergizi yang patut dicoba. Bahan-bahannya pun kesemuanya alami tanpa ada campuran kimia lainnya. Cara membuatnya pun praktis. Sebenarnya, walaupun bahannya berupa ikan tuna mentah, tapi secara tidak langsung ia sudah “dimasak” oleh bumbu-bumbu yang dicampurkannya yang memberi efek panas. Ditambah lagi dengan siraman minyak goreng yang disiramkan sudah membuatnya siap untuk dikonsumsi.

Jangan Lupa Untuk dicoba ya !!

Salam

Foto di Depan Pulau Hiri

Referensi Bacaan :

http://www.nangimam.com/2014/03/kandungan-gizi-dan-manfaat-ikan-tuna.html

www.daunbuah.com/manfaat-bawang-merah-dan-kandungan-gizinya/

www.kesehatanpedia.com

www.manfaatbuahdandaun.com

http://manfaat.co.id/manfaat-minyak-kelapa-bagi-kesehatan

http://hkti.org/ikan-tuna.html