Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Mencicipi Gonggong Khas Kepri: Seafood yang Kenyal dan Lezat

Oleh sefin 05 Nov 2016

gonggong-8-sefin

Setiap kali mendengar kata “kenyal”, saya selalu teringat akan salah satu kebiasaan saya sejak kecil, yaitu mencubit sikut milik orang lain. Meski kebiasaan ini aneh, kebiasaan ini ternyata menjaditrade marksaya, terutama ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Nggak hanya perihal mencubit sikut saja yang berkaitan dengan kata “kenyal”, saya juga suka menyantap berbagai hidangan yang teksturnya kenyal, seperti otak-otak, pempek, hingga olahan laut atauseafood yang lezat seperti cumi-cumi dan kerang. Keempat hidangan yang kenyal barusan mungkin terdengar lazim, tapi bagaimana dengan gonggong? Apakah kamu sudah pernah mencicipinya–atau bahkan mendengar namanya? Saat mampir ke Kepulauan Riau (Kepri) beberapa hari yang lalu, saya sungguh beruntung karena saya bisa mencicipi gonggong; kuliner seafoodkhas Kepri yang begitu kenyal dan lezat.

Makanseafood di malam hari nggak pernah menjadi sebuah aturan wajib, tapi nampaknya makanseafood di malam hari telah menjadi kebiasaan sebagian besar orang Indonesia. Apalagi karena cuaca di malam hari yang cenderung lebih adem dibandingkan siang hari, jadilah makanseafood di malam hari menjadi lebih nikmat, terutama bila ditemani oleh angin sepoi-sepoi. Kenikmatan menyantapseafood pun juga akan semakin bertambah jika kita bisa makan di luar ruangan atauoutdoor,tepat di pinggir laut. Menyantapnya bersama keluarga atau teman-teman akan menambah keseruan menyantap berbagai olahan laut di sebuah meja panjang maupun bundar.

Sebelum berkesempatan mengunjungi Kepri, saya sama sekali belum pernah mendengar “Gonggong”. Oleh karena itu, begitu saya mendengar namaolahan laut tersebut yang begitu unik, saya merasa harus mencicipinya sebelum kembali ke Jakarta. Ditemani angin sepoi-sepoi, saya beserta teman-teman yang lain mampir ke Rumah Makan Alim (RM. Alim) yang berlokasi di Jalan Pos No.19,Tanjungpinang Kota, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri) dan berada dekat dengan Pelabuhan Sri Bintan Pura. Sesuai namanya, rumah makan ini dimiliki seorang pria paruh baya bernama Alim. Beliau begitu ramah dan bersahabat.

Selamat di Rumah Makan Alim, Tanjung Pinang!

Selamat di Rumah Makan Alim, Tanjung Pinang!

gonggong-4-sefin

Ini dia Bapak Alim atau Ko Alim, pemilik RM. Alim.

Buka sejak sore, tepatnya pukul 5 sore hingga sekitar pukul 10 malam, RM. Alim merupakan salah satu lokasi favorit para wisatawan yang datang ke Kepri untuk mencicipi hidangan laut atauseafood. Kami pun sama sekali nggak heran begitu diajak makan malam terakhir di sini oleh orang lokal karena lokasinya yang begitu strategis dan menyenangkan: tepat di pinggir laut. Selain kami, ada banyak keluarga dan muda-mudi yang memilih untuk makan malam di RM. Alimuntuk bisa berkumpul bersama teman-teman. Saat itu, kami tiba sekitar pukul 8 malam. Perut sudah sangat keroncongan setelah seharian menjelajah Pulau Bintan dan merasa WAJIB untukmencicipi gonggong sebelum bertolak ke Jakarta keesokan harinya. Ditemani angin sepoi-sepoi yang cukup membuat ngantuk, kami pun memilih meja yang posisinya agak di ujung supaya bisa melihat pemandangan laut Tanjung Pinang di malam hari.

Suasana makan outdoor di RM. Alim. (1)

Suasana makan outdoor di RM. Alim. (1)

Suasana makan outdoor di RM. Alim. (2)

Suasana makan outdoor di RM. Alim. (2)

Pemandangan cantik Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang, di malam hari.

Pemandangan malam yang cantik Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang.

Tanpa ba-bi-bu, kami pun segera memesan sepiring Gonggong Rebus kepada pelayan RM. Alim. Meski sebenarnya kami nggak hanya memesan gonggong saja, tapi di postingan ini saya hanya akan membahas gonggong untuk mencegah mengalirnya air liur yang semakin deras. Hehehe… Dalam satu piring Gonggong Rebus, kira-kira ada sekitar 20 gonggong. Saat pertama kali melihat bentuknya, saya sangat terkejut karena ternyata siput khas Kepri ini cukup sering saya jumpai. Cangkangnya yang cantik berwarna putih kekuningan membuatnya sering menjadi hiasan atau pajangan. Makanya, begitu selesai makan, salah satu teman kami pun langsung sigap meminta kepada pelayan restoran untuk membantunya membungkus cangkang gonggong untuk dibawa pulang.

Pasti kamu sudah pernah liat cangkang gonggong, kan? Saya juga baru tahu banget nih kalo ini namanya gonggong dan bisa dimakan. :D

Pasti kamu sudah pernah liat cangkang gonggong, kan? Saya juga baru tahu banget nih kalo ini namanya gonggong dan bisa dimakan.

Sebagai pecinta kerang rebus, saya begitu bersemangat mencicipi gonggong. Meski terlihat begitu biasa, ternyata saat direbus, gonggong dimasak dengan berbagai rempah-rempah, seperti lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, gula, garam, dan daun salam, supaya nggak amis dan memunculkan rasa yang alami. Untuk cara memakannya juga begitu mudah, tinggal ditarik dari capit kecilnya yang agak keras dan kehitaman supaya dagingnya bisa keluar, atau dengan menggunakan garpu kecil atau tusuk gigi untuk mengeluarkan dagingnya. Dan begitu dikeluarkan… ternyata dagingnya meliuk-liuk mengikuti bentuk cangkang dan nggak berlendir. Teksturnya juga kenyal. Supaya lebih nikmat, seperti halnya kerang rebus, gonggong biasa dimakan dengan sambal. Serunya lagi, saat disajikan, ada empat jenis sambal atau olahan cabe dari RM. Alim yang bisa kami pilih. Ada sambal pedas biasa, sambal kacang, cabe kecap, hingga sambal asam manis. Favorit saya sih, sambal kacang dan saos asam maniskarena segerrr!

Foto gonggong dari dekat. Itu yang capit hitamnya bisa ditarik. :D

Foto gonggong dari dekat. Itu yang capit hitamnya bisa ditarik.

Daging gonggong yang sudah dikeluarkan. Meliuk-liuk dan kenyal!

Daging gonggong yang sudah dikeluarkan. Meliuk-liuk dan kenyal!

Saos-saos untuk menemani makan gonggong. Hayooo mau pilih yang mana? (1)

Saos-saos untuk menemani makan gonggong. Hayooo mau pilih yang mana? (1)

Saos-saos untuk menemani makan gonggong. Hayooo mau pilih yang mana? (2)

Saos-saos untuk menemani makan gonggong. Hayooo mau pilih yang mana? (2)

Jika dibandingkan dengan kerang rebus biasa, seperti kerang hijau dan kerang dara, tekstur daging dari gonggong memang sedikit lebih padat, tebal, dan keras. Tapi ya itu tadi, tetap kenyal. Kekenyalannya sedikit banyak mengingatkan saya akan kekenyalan cumi-cumi yang direbus, namun juga mirip dengan kekenyalan kerang biasa. Seperti halnya kerang rebus biasa yang konon dapat meningkatkan vitalitas pria, gonggong juga dikabarkan bisa meningkatkan vitalitas pria sehingga ia pun menjadi salah satu cemilan favorit para pria di Kepri. Dan untuk fakta gizinya sendiri, nggak hanya memiliki rasa yang lezat dan kenyal, di setiap 100 gram gonggong terkandung nilai gizi yang cukup tinggi menurut Dinas Kesehatan Bangka Barat:

4,1% karbohidrat yang memiliki nilai gizi 1,4 kalori

31,19 protein yang memiliki nilai gizi 124,8 kalori

24,9% lemak yang memilikinilai gizi 224,1 kalori

Jadi nggak hanya kenyal dan lezat, ternyata gonggong cantik ini sangat bergizi! Sebelum bertemu dan mencicipi gonggong yang begitu tersohor di Kepri, saya pun nggak pernah menyangka bahwa olahan laut yang tampak begitu cantik dan biasa menjadi hiasan ternyata sangat kenyal, lezat, serta bergizi. Jika kamu mampir ke Kepri, jangan lupa menyempatkan diri untuk mencicipi gonggong, ya!

logo-jelajah-gizi