Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

“Ombus-ombus”, Medan Bukan Hanya Bika Ambon!

Oleh Rahma Wahdaniya 18 Oct 2012

Hi, Rahma hadir lagi, mengisi hari-harimu yang kosong (hehehe). Kalo kemarin para pembaca saya suguhkan dengan sebuah bacaan ringan yang bertema makanan “berat”, sekarang kita beralih kemakanan ringan yang “berat” di lidah.
Setiap negara pasti mempunyai ciri khas tersendiri baik itu dari segi kebudayaannya, adat istiadatnya, ataupun dari ciri khas makanan negara tersebut. Hal ini disebabkan masing-masing negara memiliki keanekaragaman penduduk yang masing masing penduduk di setiap daerah menghasilkan suatu kebudayaan yang khas baik itu dari segi tari-tarian ataupun makanan khas. Begitu juga dengan Indonesia yang selain kaya akan keanekaragaman hayati juga kaya akan keanekaragaman suku, agama, adat-istiadat, dan juga termasuk makanan khas atau makanan tradisional yang dihasilkan. Dengan begitu banyaknya wilayah atau daerah yang terdapat di Indonesia berarti juga terdapat beranekaragam keindahan ataupun pesona yang dimiliki oleh daerah tersebut termasuk makanan khasnya. Berbicara mengenai makanan tradisional atau makanan khas tersebut pasti kita sudah dapat membayangkan bahwa tiap daerah memiliki daya tarik tersendiri baik itu bagi para wisatawan asing ataupun wisatawan domestik yang gemar melakukan perjalanan untuk mencoba rasa baru dari makanan khas daerah di Indonesia. Makanan khas atau makanan tradisional adalah wujud pencapaian estetika tentang bagaimana bangsa dalam rentang waktu sejarah tertentu yang terbangun dengan spirit dan cita rasa. Pangan tradisional adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. Bagi masyarakat Indonesia umumnya amat diyakini khasiat aneka pangan tradisional, seperti tempe, kunyit, jahe, kencur, temu lawak, asam jawa, sambiloto, daun beluntas, daun salam, cincau, dan aneka herbal lainnnya.
Oleh sebab itu terdapat suatu ungkapan yang mengatakan bahwa sekali-kali jangan pernah mengatakan telah mengenal sebuah bangsa, jika belum mengenal makanan khas negara tersebut. Ungkapan ini berlaku bagi negeri manapun termasuk Indonesia. Maka, jangan pernah mengatakan telah mengenal Indonesia jika belum mengenal makanan khas yang dihasilkan dari setiap daerah yang ada di Indonesia, termasuk makanan khas Sumatera Utara. Salah satunya yaitu ombus-ombus.
“Parombus ombus do…
lampet ni humbang I,mancai tabo ….”
Itu adalah sepenggal lagu khas humbang (Siborongborong red), yang di populerkan oleh artis top batak, mengingatkan kita pada kota ombus-ombus, Siborongborong. Perlu diketahui, Siborongborong adalah salah satu daerah mayoritas suku batak di Provinsi Sumatera Utara. Nah, dari kota tersebutlah asal muasal kue ombus-ombus. Makanan khas ombus-ombus ini berasal dari bahasa Batak yang mempunyai arti ditiup-tiup. Makanan ini disebut dengan ombus-ombus karena makanan ini biasanya dimakan ataupun disajikan dalam keadaan yang masih panas dan itu berarti untuk menikmati ombus-ombus ini perlu ditiup-tiup terlebih dahulu. Biasanya makanan ini akan lebih enak bila disajikan bersama dengan teh manis ataupun kopi panas. Tak jelas sejak kapan penganan ini mulai “membudaya”. Namun pada acara seremonial adat Batak tertentu, biasanya ombus-ombus tetap menjadi hidangan penutup dalam acara tersebut. Ombus-ombus dibuat dari bahan tepung beras pilihan, yang dicampur dengan gula putih serta diaduk dengan kelapa parut dan sebagian lagi menggunakan gula merah kemudian dibungkus dengan daun pisang lantas dikukus layaknya seperti membuat panganan dari tepung beras lainnya. Adapun tepung beras yang digunakan adalah tepung pilihan dan tidak bisa sembarang, sedangkan kelapa harus diparut dengan tangan (secara manual) karena jika menggunakan parutan mesin, patinya akan hilang, serta daun pisang pembungkus yang digunakan juga tidak sembarangan yaitu jenis ‘ucim’ (pucuk teratas daun) karena sangat berpengaruh terhadap rasa ombus-ombus. Ombus-ombus tersebut menjadi khas dikarenakan salah satu sisi pelipatan daun menjadi empat persegi, dan ini disusun dengan rapat pada kantongan tandan, lalu dimasukkan ke dalam kaleng yang ditempatkan pada gerobak sepeda sehingga inilah yang membuat ombus-ombus tetap hangat meskipun dijajakan seharian penuh.

Wah, tulisan ini mengingatkan pada masa kecilku nan indah bersama kue ombus-ombus, saya paling suka dengan kue ombus-ombus, Emak sering ngolah kue ini di rumah, tapi sekarang ombus-ombus ini sudah hampir punah. Para generasi muda sekarang sudah lupa akan kue yang lezat ini. Padahal, kue ombus-ombus memiliki kandungan gizi yang bagus loh untuk perkembangan kita, tahu gak kandungan apa aja yang ada dalam sebungkus ombus-ombus? Satu bungkus ombus-ombus mengandung titik dua, (hehehe) :
-Protein
-Karbohidrat
-Kandungan serat
-Asam Lemak Omega 3 dan 6
-Kalsium
-Zat besi
-Kalium

Bagaimana? Tertarik untuk menyantapnya?? Jangan takut, meski makanan khas dari Medan (Medan ceritanya identik dengan “keras”) tapi ombus-ombus lembut dan mudah hancur kok, jadi gampang untuk ditelan. Hehehehe.
Kalau Anda berminat untuk membuat Ombus-ombus sendiri, ini saya bagi resepnya secara cuma-cuma untuk dicoba!
Bahan:
• 200 gr Tepung beras
• 200 gr Kelapa muda, parut panjang
• 1/2 sdt Garam
• 100 gr Gula merah, sisir
• Daun pandan, iris 2 cm
• Daun pisang
Cara membuat:
• Kupas tepung beras, kelapa muda parut, garam, aduk rata hingga adonan berbutir.
• Ambil daun pisang bentuk kerucut kecil, letakkan daun pandan iris, taruh 1 sendok makan adonan, isi 1/2 sdt gula merah, tutup kembali dengan adonan, bungkus. Lakukan hingga adonan habis.
• Masukkan dalam dandang yang telah dipanaskan, kukus sampai matang, angkat.

Mudahkan pengolahannya? Sambil nyanyi juga bisa mengolahnya, gak pakai manyun, hehe
Oh ya jangan lupa kawan, ombus-ombus ini paling enak dimakan dengan suhu yang dingin ditambah secangkir teh atau kopi hangat, hmmmmm enaknya……… :D Serupuuuttt. Cobain di rumah masing-masing yak! Dijamin ketagihan! :D

#Salam Jelazah Gizi, Nutrisi Untuk Bangsa!

Sumber: http://batakcom.tumblr.com/
Sumber Gambar: http://parsiborongborong.multiply.com/journal/item/3
http://nutrisiuntukbangsa.org/jelajah-gizi/