Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Pangek : "Tom Yam"nya Orang Sibolga

Oleh Vincensia Naibaho 22 May 2013

Sebenarnya aku ini buta soal kuliner. Buta dalam hal memasak maksudnya. Kalau dalam hal makan memakan, melek terus. Hi hi hi . Di sisi lain, aku senang menulis dan selalu menerima tantangan menulis apapun, mulai dari menulis puisi lebay sampai menulis artikel tentang pemanasan global. Soal menang atau tidak, itu belakangan. Yang penting hajar terussss :D :D

Nah, begitu juga saat  mengetahui ada lomba menulis tentang makanan khas daerah pesisir di Nutrisi untuk Bangsa, aku langsung tertarik untuk ikut.  Apalagi hadiahnya menggiurkan,  Bo. Jalan-jalan ke pulau Seribu. Maklum, sudah setua ini belum pernah menginjak pulau Seribu. Menginjak uang seribu sering.  Demi Tuhannnnn :D

Tapi sayangnya kampungku bukan daerah pesisir  dan modus  banget kan kalau aku ngaku-ngaku berasal dari daerah pesisir hanya agar bisa ikutan lomba ini.  Saat kebingungan ini, aku baru sadar kalau suamiku berasal dari daerah pesisir Sibolga. Almarhum mertuaku malah dulunya seorang pelaku kuliner yang cukup terkenal di sana. Beliau membuka usaha semacam katering dan pelanggannya banyak sekali. Dari beliau  jugalah dulu aku mengenal beberapa macam makanan khas Sibolga khususnya yang berbahan dasar ikan.

Sekilas tentang Sibolga, daerah ini merupakan daerah pesisir yang  berada di pantai barat Sumatera Utara dan merupakan ibukota Tapanuli Tengah. Menurut sejarah sejak dulu pelabuhan Sibolga ramai sekali dikunjungi oleh orang-orang dari luar pesisir . Banyak pendatang yang datang ke Sibolga dan akhirnya menetap di sana. Itu sebabnya  kota ini dihuni oleh banyak etnis seperti Batak, Melayu, Nias, Minangkabau, Jawa, Bugis, Thionghoa, Aceh, dll. Akibatnya, Sibolga berkembang menjadi kota yang yang bahasa, kesenian, makanan, dan ain-lainnya merupakan campuran dari berbagai etnis.

Misalnya bahasa. Meski Sibolga terletak di provinsi yang banyak dihuni masyarakat Batak, tapi bahasa Batak bukan bahasa yang umum digunakan di sana. Bahasa yang paling banyak digunakan di sana adalah bahasa Minangkabau dengan logat pesisir. Hal ini terjadi karna etnis Minangkabaulah yang lebih dulu menempati tempat ini.

Pengaruh Minangkabau di Sibolga bukan hanya terlihat pada bahasa, tapi juga dalam hal makanan. Ada beberapa makanan khas Sibolga yang mirip  dengan makanan khas Minangkabau. Salah satunya adalah Pangek Ikan. Tapi ada hal yang menarik dari Pangek Ikan ini jika dibandingkan  dengan Pangek Minangkabau. Dan inilah sebenarnya alasanku memilih makanan ini sebagai bahan tulisan.

Dalam dunia kuliner Minangkabau, Pangek  itu sudah merupakan makanan yang umum dan bisa dijumpai setiap hari.  Yang perlu dicatat bahwa Pangek  orang Minangkabau itu biasanya menggunakan santan. Jadi rasanya lebih kental dan lebih berlemak.  Sementara Pangek Sibolga itu tidak menggunakan santan dalam memasak Pangek. Jadi rasanya lebih mirip seperti Tom Yam. Rasa asamnya lebih kentara.

Ini menarik sebenarnya untuk ditelusuri.  Sekedar info, di kota Sibolga banyak sekali bermukim orang-orang Thionghoa.  Seperti kebanyakan orang Thionghoa pada umumnya, mereka ini kurang menyukai masakan yang bersantan, tapi lebih cenderung pada makanan yang direbus, ditumis, ataupun di soup. Akibatnya, mereka bereksplorasi dalam menyajikan makanan khas yang sudah ada dengan disesuaikan dengan lidah, salah satunya Pangek Ikan. Itu sebabnya, lama-kelamaan Pangek Ikan Sibolga itu sudah tidak seperti Pangek Minangkabau lagi, tapi sudah mirip seperti Tom Yam.

Tidak percaya? Coba saja datang ke Sibolga dan coba jalan-jalan ke Sibolga Square di Jalan Ahmad Yani. Di sana anda akan puas menikmati berbagai menu berbahan dasar hasil laut, termasuk Pangek Ikan.

http://sipengutipkata.blogspot.com/2013/05/pangek-tom-yamnya-orang-sibolga.html