Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Pindang Gombyang membuat lidah bergoyang

Oleh rizca oktaviani 28 Apr 2013

[gallery columns=“1”]

Ada banyak tempat makan di sepanjang jalur pantura mulai dari jakarta sampai dengan semarang. Tapi yang benar – benar enak dan nempel di lidah tidaklah banyak, atau menu makanan yang itu-itu saja tentu saja membosankan. Biasanya menu makanan di sepanajng jalur itu pastinya adalah berbahan dasar ikan, namun selalu saja tidak ada yang berbeda ataupun unik seperti menu makanan seafood lainnya. namun sekarang ada makanan khas daerah pesisir kota Indramayu ini yang sedang membuming di jalur pantai utara itu. Yaitu Pindang Gombyang, dulu masakan ini tidaklah terkenal karena hanya tersedia di meja makan rumahan saja, namun sekarang di deretan sepanjang jalan rumah makan lesehan Indramayu pasti ada menu makanan ini, dan makanan ini hanya ada di Indramayu Loh. Masakan ini terbuat dari ikan Manyung dengan kuah khas berwarna kuning seperti gulai, namun kuahnya tanpa santan. Orang Indramayu menyebutnya makanan itu sebagai masakan pindang. Ukuran kepala ikan yang besar. Meski disajikan dengan sederhana, namun rasanya jangan dikira. Kuah kuningnya cukup khas, hingga saya sendiri sulit membandingkan dengan rasa kuah yang lain. Lemak yang cukup banyak di area kepala ikan tentu saja menambah kegurihan masakan ini. Kalau menilai gizinya tentu saja makanan ini mengandung banyak gizi. Ikan manyung sendiri termasuk dalam ikan berprotein tinggi yang dapat mecegah stroke dan penyakit jantung, minyak dalam ikannya memiliki kandungan omega 3 yang sangat berguna bagi tubuh manusia, ikan ini juga berlemak rendah sehingga jika mengkonsumsi  ini dalam jumlah banyak tidak akan menyebabkan kelebihan kolesterol. Sedangkan kuah gombyang terbuat dari campuran berbagai jenis bumbu pedas dan panas seperti lengkuas, jahe, kemiri, bawang putih, bawang merah, ketumbar, merica, dan beragam bumbu pedas lain, ditambah kunyit yang akan memberi warna kuning pada kuah. Selain bumbu-bumbu tadi ada pelengkap lainnya berupa irisan cabai merah, cabai hijau, tomat, dan bawang daung. Bumbu itu dicampur lalu disiramkan ke kepala ikan manyung. Bumbu yang digunakan berbahan rempah-rempah yang aman dan sehat bagi tubuh manusia. Makanya campuran gurih dan pedas. Pada saat hawa sedang dingin, menyantap gombyang bisa membuat tubuh terasa hangat. Jika disantap di siang hari saat sinar mentari sedang panas menyengat, cucuran keringat pun tak terhindarkan, mengalir berbarengan dengan rasa nikmat yang menggoyang lidah.

Mengapa dinamakan pindang gombyang?

Konon katanya dulu ada nelayan yang sedang merebus kepala ikan manyung dengan bumbu pindang sama campuran rempah-rempah, lalu datang pengelana dari daerah bandung yang laper, si pengelana itu membawa membawa hasil panen seperti sayur sama umbi-umbian, si pengelana meminta si nelayan untuk melakukan barter antara pindang yang lagi direbus sama sayur dan umbi-umbian tersebut, kata si nelayan “ikannya baru direbus dan airnya belum habis” namun karena sudah lapar si pengelana bilang “yasudah nggak apa-apa, yang penting sudah mateng” lalu si pengelana pun bertanya apa nama masakan yang sedang direbus itu. Berhubungan itu pindang masih berair dan masih gombyang makanya si nelayan menamainya pindang gombyang.

Pastinya mungkin masih banyak lagi makanan khas daerah pesisir yang unik lainnya selain pindang gombyang namun menurut saya pindang gombyang selain nikmat tapi juga sehat bagi tubuh.

2 Komentar

rizca oktaviani

29 Apr 2013 19:48

mau tanya itu kirim datanya ke mana ya? terimakasih

Nutrisi Bangsa

29 Apr 2013 21:05

ke http://bit.ly/JelajahGizi" rel="nofollow">Form Lomba Blog Nutrisi Untuk Bangsa. Jangan lupa masukkan URL artikel-nya ya... baik yang di website NUB maupun yang di blog pribadi

Nutrisi Bangsa

29 Apr 2013 12:05

Terima kasih yaaa... Oiya, jangan lupa kirim data ya.. dan link/URL artikel, baik artikel di blog pribadi dan website NUB, terima kasih