Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Serba-Serbi Bandeng Presto Khas Semarang

Oleh Novy khusnul khotimah 11 May 2013

Bagi Anda yang sedang jalan-jalan ke Semarang, hal yang sayang untuk dilewatkan bila Anda tidak mampir di pusat jajanan dan oleh –oleh khas Semarang yaitu di sekitar Jalan Pandanaran.  Disana Anda dapat menemukan berbagai macam makanan khas dari kota ini sebagai buah tangan untuk keluarga Anda, salah satunya adalah Bandeng Presto atau bandeng duri lunak.  Bandeng Presto memang sudah menjadi ikon kuliner kota Semarang sejak lama. Selain karena rasanya yang enak dan gizinya yang banyak,  Bandeng Presto memiliki keistimewaan lebih yaitu duri lunaknya yang tentu saja memudahkan penikmatnya dalam mengonsumsi. Tapi tahukah Anda dibalik keistimewaannya tersebut, ternyata bandeng presto juga menyimpan serba-serbi unik didalamnya?

Bandeng Presto mulai populer dimasyarakat pada era tahun delapan puluhan.  Bahan makanan ini merupakan modifikasi proses pemindangan dari Pindang Bandeng buatan Sidoarjo, Jawa Timur yang terkenal  kala itu. Penemuan bandeng presto ini bisa dibilang diciptakan secara tidak sengaja. Hal ini bermula pada tahun 1976 dari pengalaman seorang ibu rumah tangga bernama Hanna kelahiran Juwana-Pati yang turut merantau bersama suaminya di Semarang. Profesi suaminya yang sebagai supir antar kota Semarang – Jakarta membuat kondisi perekonomian keluarganya pas-pasan. Sehingga memaksa dirinya untuk berpikir kreatif dalam membantu ekonomi keluarga dengan mencari usaha sampingan.

 

Toko

Berbekal sebuah panci Pressure  Cooker  yang bermerk “Presto”hadiah ulang tahun dari suaminya, ibu muda ini mencoba mengolah bandeng biasa menjadi bernilai tinggi. Sehingga tercetuslah ide untuk melunakkan duri bandeng dengan menggunakan panci tersebut. Setelah mengalami kegagalan berkali-kali, akhirnya beliau menemukan metode yang tepat dalam melunakkannya. Kemudian, hasil olahan bandeng itu dijajakkannya dilingkungan sekitar. Semakin hari semakin laris terjual, membuatnya semakin percaya diri untuk membuka toko  bernama “Bandeng Preto” didepan rumahnya sendiri beralamatkan Jalan Pandanaran No.33. Karena kesuksesan dalam penjualannya dan turut meningkatkan taraf kehidupan ekonominya, hal itu menarik minat para tetangganya untuk mengikuti jejak serupa menjual Bandeng Presto pula. Maka untuk menunjukkan eksistensi diri sebagai perintis dan menjaga kualitas, pada tahun 1977 Bandeng Presto dipatenkan sebagai merk pertama bandeng duri lunak khas Semarang. Sejarah inipun sekaligus menjadi tonggak asal-usul Jalan Pandanaran menjadi pusat jajan dan oleh-oleh khas kota Semarang.

Saat ini Bandeng Menjadi komoditas budidaya penting karena selain rasanya gurih, harganya terjangkau oleh segala lapisan masyarakat, tahan terhadap serangan penyakit, serta dapat dibudidayakan diberbagai habitat yaitu air payau, laut, dan tawar. Bandeng secara umum sudah dikenal masyarakat luas terutama masyarakat pesisir pantai. Bandeng yang bahasa latinnya bernama Chanos-chanos memiliki persebaran cukup luas yaitu hidup di pantai-pantai mulai dari bagian selatan Jepang sampai Australia, dari pantai timur Afrika dan Madagaskar sampai keberbagai pulau di Samudra Pasifik. Didunia Internasional dikenal dengan milkfish, sementara nama lokal Indonesia antara lain Bandang, Bandeng, Bolu, ikan Bebi, dan ikan Agam.

Bandeng termasuk dalam jenis ikan yang bergizi tinggi. Setiap 100 gram daging bandeng mengandung 129 kkal energi, 20 g protein, 4,8 g lemak, 150 mg   fosfor, 20 mg kalsium, 2 mg zat besi, 150 SI vitamin A, dan 0,05 mg vitamin B1. Berdasarkan komposisi tersebut maka Bandeng tergolong sebagai ikan berprotein tinggi dan berlemak rendah. Tidak hanya itu, berdasarkan penelitian terbaru bahwa kandungan omega 3 Bandeng juga memiliki nilai gizi 6 kali lebih tinggi daripada ikan Salmon.

Walau Bandeng Presto mengalami proses bertekanan tinggi, Bandeng yang telah mengalami proses pelunakan tetap tidak kehilangan nilai gizinya. Bahkan karena duri dan sirip ikan tidak ikut termakan, asupan vitamin dan mineralpun jadi lebih banyak, seperti kandungan vitamin A dan vitamin D. Bandeng Presto sangat baik untuk anak-anak serta ibu hamil dan menyusui karena kandungan kalsiumnya akan memperkuat dan mencegah pengeroposan tulang. Mineral lainnya dapat mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan gizi dan penyakit degeneratif. Disisi lain juga aman dikonsumsi oleh lansia, karena kandungan lemaknya yang rendah bahkan lebih rendah daripada lemak hewani lainnya. Akibatnya sangat menguntungkan bagi kesehatan karena artinya kandungan kolesterolnyapun relatif rendah untuk meminimalkan resiko penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner.

Bandeng

Proses pengolahan Bandeng Presto relatif gampang-gampang susah, karena jika kurang mengerti teknik pengolahannya mustahil bisa menghasilkan Bandeng Presto lezat ala Semarang yang sudah terkenal itu. Hal yang perlu diperhatikan mula-mula adalah pada proses pemilihan ikan Bandeng mentah, pastikan pilih ikan yang segar-segar dan tidak berbau tanah atau lumpur. Selanjutnya cuci ikan sampai bersih, lalu siangi Bandeng untuk membersihkan kotoran dan isi perutnya. Upayakan agar empedu tidak pecah, karena jika pecah Bandeng akan berasa pahit. Setelah itu, bumbui bandeng dengan komposisi bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, ketumbar, kunyit, garam dapur, daun serai, dan daun salam.

Dalam proses pengukusannya ada dua cara yaitu diolah secara tradisional atau modern. Secara prinsip sama yaitu dimatangkan dalam suhu tinggi, perbedaannya kalau cara tradisional hanya menggunakan dandang biasa dan memerlukan waktu jauh lebih lama sekitar 6 - 7 jam. Sedangkan untuk cara modern menggunakan panci pressure cooker dengan waktu yang relatif singkat yaitu 60-90 menit  dalam proses pematangannya.  Untuk harga 1 kg Bandeng Presto adalah antara 60-100 ribu rupiah tergantung pada kualitas ikan dan rasanya, karena banyak juga yang dijual dengan harga yang lebih murah dengan rasa dan kualitas lebih rendah.

Salah

Untuk penyajiannya, Bandeng Presto tidak terbatas hanya digoreng saja namun juga fleksibel untuk dimasak sesuai selera masing-masing seperti “Acar Bandeng Presto”, “Asem-Asem bandeng presto”, “Bandeng Presto Bumbu Bali”, Bandeng Presto Bumbu Kuning, “Bandeng Presto Saus Jamur”, “Rica – Rica Bandeng Presto”, “Pepes Bandeng Presto”, dan sebagainya. Sampai saat ini, Bandeng tidak hanya dijual dipasaran lokal Semarang, namun juga dijual hingga keluar kota seperti Surabaya dan Bandung, bahkan diekspor keluar negeri seperti Amerika Serikat.

 Diharapkan postingan Serba-Serbi Bandeng Presto Khas Semarang dapat memperkaya khasanah kekayaan daerah pesisir Indonesia dan turut menyemarakkan Jelajah Gizi 2, serta turut serta meningkatkan Nutrisi Untuk Bangsa.

Referensi :

-          Suparinto, Cahyo dan Ida Purnomowati. 2006. “Bandeng Duri Lunak”. Yogyakarta : Kanisius

-          Kordi, M. Ghufran. 2010. “Nikmat Rasanya Nikmat Untungnya”. Yogyakarta : Andi

-          http://www.thecrowdvoice.com/post/fakta-ikan-bandeng-vs-ikan-salmon-3414014.html

-          https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=343448955699536&id=343446522366446