Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Tempe, Makanan Sederhana yang Mendunia

Oleh rinta adita 15 Oct 2015

“Tenang aja mas, asal ada nasi, sambel dan tempe aja aku udah merasa cukup kok”

Saya masih ingat kata-kata yang pernah saya ucapkan ke mas bebeb waktu dia khawatir gajinya gak cukup buat membiayai hidup kami berdua di kota metropolitan yang kejam dan serba mahal ini. Saya mengatakan hal ini bukan cuma untuk meyakinkan mas bebeb supaya gak berubah pikiran waktu mau melamar saya lho, tapi emang beneran saya gak macem-macem kalo soal makanan. Bahkan saya cenderung gak terlalu doyan makan daging sapi dan ayam. Meskipun pada akhirnya juga mas bebeb sadar kalo ternyata pengetatan anggaran dengan makan nasi dan tempe ini termasuk akal-akalan saya supaya bisa tetep sering plesiran. Yahh gimana ya, katanya yang namanya jodoh kadang memang harus dijebak dulu #eh

Oke kembali ke topik nasi, tempe dan sambel. Siapa sih disini yang gak suka tempe? Meskipun beberapa orang menganggap tempe bukan sebagai lauk utama, tapi rata-rata orang Indonesia pasti menghadirkan menu tempe dalam hidangannya sehari-hari. Kandungan gizi yang cukup lengkap dan kemudahan dalam pengolahannya menjadikan tempe sebagai makanan favorit kita semua.

PicsArt_1444795865643

Konon katanya tempe ini sudah ada di Indonesia sejak abad ke 16. Makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai ini dipercaya berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa, terbukti dengan ditemukannya kata “tempe” pada manuskrip serat centhini yang merupakan salah satu karya sastra terbesar dalam kesusatraan Jawa.

Selain terkenal di Indonesia, tempe saat ini juga sudah mendunia. Tidak sulit menemukan makanan sederhana ini di luar negeri. Saya beberapa kali membaca postingan blog teman-teman yang tinggal di luar negeri dengan berbagai cerita terkait memasak olahan tempe. Kendati demikian Indonesia masih merupakan produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.

1444869871863

Sayangnya dalam hal memproduksi tempe, Indonesia sangat bergantung pada kedelai impor. Dibutuhkan kurang lebih 2 juta ton kedelai per tahun untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Dengan digunakannya kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tempe, menimbulkan dilema bagi para pengrajin tempe di tanah air. Biaya produksi yang terus naik akibat mahalnya harga kedelai impor, sementara di sisi lain mereka dituntut untuk tidak menaikkan harga. Tidak heran jika beberapa kali kita sempat mendengar berita mogoknya perajin tempe yang menyebabkan tempe menghilang di pasaran.

1444796220281

Konsumsi tempe rata-rata orang Indonesia adalah sebanyak kurang lebih 6,45 kg per tahun. Sampai saat ini Indonesia baru dapat memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri sebanyak 60% saja. Sementara petani tidak berminat menanam kedelai karena harga jual yang cukup rendah. Ironi lain di balik populernya tempe adalah bahwa saat ini sudah terdaftar 19 hak paten atas tempe yang didaftarkan oleh perusahaan Amerika dan Jepang.

Hal ini tentunya sangat disayangkan mengingat tempe adalah makanan khas Indonesia yang memiliki kandungan gizi yang lengkap, bahkan bisa dijadikan sebagai pengganti daging karena merupakan sumber protein tinggi dengan kandungan sekitar 18 jenis protein dan asam amino yang mudah dicerna tubuh. Tempe juga mengandung lemak tak jenuh majemuk (PUFA), niasin, Omega 3 dan 6 sehingga dapat menurunkan resiko serangan jantung. Selain itu tempe juga merupakan sumber vitamin B yang sangat bermanfaat untuk metabolisme sel darah merah, kesehatan kulit dan otot, meningkatkan kekebalan dan fungsi sistem syaraf, meningkatkan hormon pertumbuhan, dan mencegah anemia serta kanker pankeras. Tapi yang paling penting, tempe dapat untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan *brb cuci muka pake tempe*.

1444869818604

Berbagai olahan tempe yang sering kita temui diantaranya tempe goreng, tempe bacem, tempe mendoan, oseng tempe, keripik tempe, bahkan ada juga steak tempe dan burger tempe. Tapi sebagai anak kos yang juga mempertimbangkan nilai kepraktisan dan keekonomisan, olahan tempe favorit saya adalah orek tempe. Kenapa? karena orek tempe ini selain rasanya enak dengan perpaduan rasa manis dan gurih, juga bisa tahan dalam beberapa hari. Lumayan kan bisa ngirit beli lauk untuk beberapa hari :D Selain itu, cara membuatnya juga cukup mudah dan tidak memakan waktu lama.

Resep Orek Tempe :

  • 500 gram tempe
  • 100 ml air
  • 55 gram gula merah
  • 15 gram asam jawa
  • garam secukupnya
  • 3 butir bawang merah diiris tipis
  • 2 siung bawang putih diiris tipis
  • 2 buah cabe merah besar dihaluskan
  • 3 buah cabe merah keriting dihaluskan
  • minyak goreng
  • Potong tempe berbentuk batang kecil-kecil kemudian digoreng hingga kering, tiriskan.
  • Panaskan sedikit minyak, tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum
  • Masukkan cabe, gula merah dan air
  • Masukkan asam jawa dan garam, masak sampai mendidih dan mengental
  • Setelah panasnya berkurang, masukkan tempe yang sudah digoreng dan aduk rata.
  • Angkat dan siap untuk disantap

Kalau olahan tempe favorit kamu yang mana?

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan blog competition yang diadakan oleh Sari Husada yang berjudul Jelajah Gizi

poster-jelajah-gizi