Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Tiga hari, banyak cerita (Bagian 1)

Oleh Rikardo Kaway 23 Nov 2012

Salam Jelajah Gizi

Sore itu (29 oktober 2012) sekitar pukul 17.10 saya baru saja selesai mandi, iseng mengintip timeline twitter eh ternyata akun twitter saya dengan username @Eghheezz_ mendapat mention dari akun twitter Nutrisi Untuk Bangsa (@Nutrisi_Bangsa) dengan maksud mengkonfirmasi nomor handphone saya yang benar. Ternyata sebelumnya nomor handphone saya di telepon tidak aktif  karena memang saya sedang mematikan handphone untuk charging. Membaca mention itu prasaan saya sudah mulai gak tenang nih.. hehehe maklum hari itu merupakan hari pengumuman lomba blog Jelajah Gizi bertema “Apa Makanan Khas Daerahmu”  yang diselerenggarakan PT Sarihusada. Saya pun segera mereply mention ke @Nutrisi_Bangsa untuk memberitahukan kalau nomor handphone saya yang tadinya nonaktif telah aktif kembali. Tidak sampai 5 menit saya pun mendapat telepon dan setelah diangkat ternyata itu telepon dari panitia lomba blog Jelajah Gizi yang bermaksud untuk memberitahukan kalau saya terpilih sebagai salah satu dari 10 pemenang yang akan ber Jelajah Gizi ke Gunung Kidul pada tanggal 2-4 November 2012. Prasaan senang bercampur dengan rasa tidak percaya pun sempat ada pada saat itu, namun setelah beberapa saat saya pun harus menerima kenyataan kalau saya memang menang hehehe ;)

Sesuai dengan briefing via email, pada hari jumat 02 november 2012 kami pemenang yang berasal dari Jakarta diwajibkan sudah harus berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada pukul 06.00 pagi guna mendapat pengarahan lanjutan sebelum check-in. Tidak lupa beberapa perlengkapan yang dianggap perlu saat perjalanan Jelajah Gizi pun ikut disertakan dalam briefing via email tadi.

Sehari sebelum hari keberangkatan (01 november 2012) saya benar benar disibukan dengan jadwal padat yang menyita waktu hingga seharian penuh, kuliah jam 08.00 pagi hingga berakhir di jam 15.00 kemudian dilanjutkan dengan pergi ke Tebet guna mengikuti latihan tari khas Papua untuk mengisi acara di TMII hingga jam 22.00 membuat saya tidak sempat melakukan persiapan untuk perjalanan Jelajah Gizi ini. Rasa capek yang menyerang terpaksa membuat saya lebih memilih untuk langsung tidur ketika sampai dikosan sepulang dari latihan. Pukul 03.00 pagi saya tiba-tiba terbangun karena perut minta diisi hehehe.. jamnya tidak pas nih, namun saya pun terpaksa keluar untuk mencari makan karena sudah tidak mempunyai pilihan lain. Kira-kira di pukul 04.00 saya sudah selesai makan dan langsung kembali ke kosan, namun saya pun bingung mau lanjutin tidur saya yang tadi atau menunggu pagi tanpa tidur lagi. Disinilah awal mula saya membuat blunder, badan yang masih capek dan butuh istirahat lagi, saya malah memilih menunggu pagi saja, akhirnya saya pun ketiduran di sekitar sekitar jam 04.45. Hal yang bisa jadi akan “menggagalkan” perjalanan Jelajah Gizi saya ke Gunug Kidul hehehe.

Ketika terbangun, hal pertama yang saya lakukan adalah melihat jam dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul 06.30. Saya memang belum terlambat namun saya juga belum tentu bisa berangkat mengingat waktu keberangkatan yang tertera di e-ticket adalah pukul 7.35. Saya pun dengan prasaan sedikit panik mencoba untuk mengontrol waktu sebaik mungkin agar dapat tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat dan tidak terlambat. Persiapan yang seadanya, rasa ngantuk dan prasaan panik mengiringi perjalanan saya menuju bandara pagi itu yang kebetulan diantar teman saya menggunakan motor. Untungnya, tempat tinggal saya berada di daerah Cengkareng yang memang jaraknya tidak begitu jauh dari bandara. Sepanjang perjalanan handphone saya terus berdering karena ditelpon oleh kakak kakak panitia Jelajah Gizi yang ingin memastikan dimana posisi keberadaan saya saat itu dan saya pun hanya bisa berusaha meyakinkan kalau saya tidak akan terlambat hehehe.. Setelah melewati perjalanan kurang lebih 35menit saya pun tiba di bandara Soekarno Hatta terminal 1A dengan waktu yang sudah menunjukan pukul 07.20. Saya pun langsung berlari kecil menuju AW Resto untuk mengambil tiket saya. Setelah bertemu kak reno dan mengambil tiket saya pun langsung segera melakukan check in dan untungnya masih bisa melakukan check ini karena memang masih dilayani.

Setelah semuanya beres saya pun harus segera berlari menuju pintu A1 karena waktu boarding memang sudah dimulai sejak saya baru akan melakukan check in. Tidak lama mengantri di pintu A1 saya pun akhirnya bisa menarik nafas lega karena sudah berada didalam pesawat yang akan membawa kita menuju Jogjakarta pagi itu. Ternyata saya tidak ketinggalan hehehe..

Beberapa saat setelah itu, pesawat kami pun segera take off menuju Jogjakarta di sekitar pukul 17.55 atau telat 20 menit dari jadwal sebelumnnya. Nah, setelah pesawat kami lepas landas dari bandara Soekarno Hatta, saya pun kembali diserang rasa lapar hehehe.. sungguh pagi yang berat saat itu. Untungnya saya, meskipun pesawat yang kami tumpangi adalah pesawat Lion Air, saya tetap bisa kebagian makan pagi karena waktu check in saya mendapat seat nomor 1D yang merupakan tempat duduknya penumpang kelas bisnis hehehe….

Setelah menyantap sarapan yang diberikan saya pun langsung memilih tidur meskipun waktunya tidak banyak, hitung-hitung dapat ngembaliin stamina yang tadi sempat ngos-ngosan berlari dan berlari karena saking takut ketinggalan pesawat.

Tidak terasa 60 menit telah berlalu, pesawat yang kami tumpangi akhirnya mendarat di bandara Adi Sucipto di Jogjakarta, kota yang dikenal orang banyak dengan sebutan kota istimewa itu. Saya pun langsung bergegas mengambil tas untuk segera turun dari pesawat. Setelah turun akhirnya saya bertemu dengan seluruh peserta Jelajah Gizi lainnya beserta para panitia dan beberapa rombongan wartawan media cetak yang juga diajak untuk meliput perjalanan kami selama berada di Jogjakarta.

Tidak menunggu lama kami pun segera diajak untuk naik kedalam sebuah bus yang telah disediakan panitia untuk mengangkut rombongan peserta Jelajah Gizi. Setelah semuanya naik, bus pun segera bertolak menuju daerah Gunung Kidul, tempat yang menjadi tujuan utama dalam perjalanan Jelajah Gizi kali kita kali ini.

Sepanjang perjalanan, kami didalam bus sedikit terhibur dengan adanya dua orang pemandu perjalanan yang kebetulan sangat humoris, mereka adalah mas fuad dan mas kelik (nama panggilan). Tidak sedikit candaan mereka mampu membuat seluruh raut wajah peserta didalam bus untuk terus tersenyum dan tersenyum. Pemandangan seperti persawahan warga dan beberapa badan jalan yang sedikit menanjak dan berbelok membuat mata kami tidak mau berhenti untuk terus ingin melihat keluar bus. Jujur ini merupakan kesan pertama saya berada didaerah gunung kidul, meskipun ke Jogja saya sudah sering hehehe… Setelah kurang lebih satu jam didalam perjalanan, kami pun akhirnya tiba disebuah rumah makan untuk beristirahat sekaligus makan siang. Pari Gogo, begitulah tulisan yang terbentang didepan rumah makan yang kami singgahi itu. Rumah makan yang menawarkan berbagai macam makanan khas tradisional daerah gunung kidul ini letaknya sangat strategis karena berada dipinggir jalan, tepatnya di Jl Wonosari – Semanu, Gunung Kidul. Makan siang kami pun ternyata sudah disediakan, dan akhirnya belalang goreng yang selama ini hanya bisa saya dengar keberadaaannya dari cerita-cerita orang kini makanan khas Gunung Kidul itu telah berada didepan mata untuk siap disajikan.. hmmmmm rada-rada gimana gitu hehehe… Sambil menyantap makan siang, tidak lupa beberapa makanan yang kami santap dijelaskan secara langsung kandungan gizinya oleh Prof. Sulaiman (pakar gizi IPB). Beberapa makanan yang coba dijelaskan kandungan gizinya adalah nasi merah dan belalang goreng yang fenomenal itu.

Setelah makan siang perjalanan kami pun segera dilanjutkan menuju desa Sambirejo yang mana didesa tersebut terdapat seorang ibu bidan yang sangat berjasa dalam memberikan bantuan kepada ibu-ibu hamil disana untuk proses bersalin dan juga membantu menyediakan air bersih yang selama beberapa tahun terakhir sangat susah didapatkan masyarakat sekitar desa sambirejo. Ibu bidan itu bernama lengkap liestiani ritawati. Ketika rombongan kami tiba di desa sambirejo, ibu bidan tersebut rupanya sedang melakukan tugasnya dengan membantu seorang ibu dalam proses bersalin, sungguh pekerjaan yang mulia sekali mengingat ibu bidan ini merupakan satu-satunya bidan didesa tersebut, bisakah kita bayangkan jika didesa tersebut tidak ada seorang bidan liestiani ini?

Kami juga berkesempatan mengunjungi sebuah tempat yang menjadi sumber air bersih bagi seluruh warga didesa sambirejo itu. Disana terdapat beberapa sumur air bor yang sudah dibuat untuk membantu menyediakan kebutuhan air bersih warga disana. Ya, meskipun untuk mengambil airnya warga desa harus mengantri, namun hal ini sepertinya sudah sangat disyukuri mengingat konon dalam beberapa tahun lalu mereka harus berjalan berkilo-kilo meter hanya untuk sekedar mendapatkan air bersih. Dan kembali lagi yang berperan besar disini adalah ibu bidan liestiani ini, dia bersama suaminya yang bahu membahu berusaha agar didesa tersebut harus terdapat sebuah sumber air bersih yang bisa dibagikan ke masyarakat, jiwa yang patut dicontohi oleh kita semua.

Beberapa kegiatan lainnya didesa sambirejo ternyata telah membawa kami pada sore hari, kami pun segera bergegas untuk meninggalkan desa sambirejo dan segera menuju ke tempat penginapan kami di Wisma Joglo Samiaji.

Perjalanan ke penginapan memakan waktu kurang lebih 1 jam 15 menit sehingga saya pun memilih tidur sejenak untuk melepas lelah. Sesampai di penginapan, kami langsung mandi dan bersih-bersih karena setelah itu kita akan keluar untuk makan malam.

30 menit berlalu, seluruh peserta telah rapi untuk siap makan malam. Kompak menggunakan kaos berwarna putih yang telah diberikan panitia membuat rombongan tim Jelajah Gizi mendapat perhatian dari beberapa warga sekitar penginapan wisma joglo saat kita berjalan menuju bus. Setelah semua peserta berada didalam bus, kami pun segera bergerak menuju tempat makan malam di Bakmi Soto Mbah Noto. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit kami pun sudah sampai disana. Sesuai dengan namanya, warung makan ini menyediakan mie dengan beberapa cara penyajian entah itu direbus dan ada juga yang digoreng.

Selain itu bagi yang tidak ingin makan mie, di Bakmi Soto Mbah Noto ini juga disediakan ayam bakar dan ayam goreng yang tentunya dicampur dengan racikan bumbu yang khas sehingga menimbulkan rasa yang berbeda dengan ayam bakar/goreng ditempat lain. Semangkuk mie goreng dan segelas es jeruk nampaknya memberikan rasa kenyang pada saya saat itu, rasa ngantuk pun langsung timbul dengan seketika mengingat badan yang terus digerakan tanpa istirahat dari pagi hari. Setelah semuanya selesai makan, akhirnya rombongan tim Jelajah Gizi kembali menuju penginapan untuk beristirahat.

Lewat 10 menit kami pun sampai lagi di wisma joglo, saya pun segera menuju ke kamar untuk langsung beristirahat. Perjalanan Jelajah Gizi hari pertama pun berakhir (...bersambung…)

1 Komentar

Nutrisi Bangsa

23 Nov 2012 06:21

Terima kasih artikelnya.. Ditunggu lanjutannya ya