Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Yuk Nikmati, Kontribusi, dan Kabarkan Karunia Alam Budaya di Indonesia Utara

Oleh unggulcenter 29 Nov 2016

Alam Sulawesi Utara, Khususnya Minahasa memang menggoda. Tak hanya kaya kuliner, pemandangan alam dan budaya kaya yang dimilikinya harus kita pertahankan. Oleh karena itu, kita bisa membantu berkontribusi di penanaman mangrove,serta mengabarkan keindahan alam serta aktivitas warga lokal melalui tulisan. Yuk!

Oke, ditulisan kedua ini, saya ingin berbagi soal lain ya gais. Kalau kulinernya sudah ya di tulisan pertama, semua maknyuss sehat mantap ceria dan menggemukan serta menggemaskan. Tapi soal Minahasa ngga hanya soal gizi semata. Ada banyak hal lain yang bisa kita bagi, sebagai bagian dari Nutrisi Untuk Bangsa.

Hari pertama, belum cukup kita makan bergizi di tepi danau tondano dan melihat langsung tambak/keramba ikan Mujair dari danau, kita lanjut ke Bukit nan indah melepas pandangan ke kota Tomohon. Namanya Bukit Temboan, populer disebut Temboan Hills, di Rurukan. Pemandangan Gunung KlabatTempat yang mantab banget untuk refleksi diri, sekedar selfie dan wefie bersama sahabat dan keluarga terkasih.

danau tondano dari restoran

rumah pandang di bukit

Tempat ini juga tak jauh dari tempat kita menginap di Hotel Jhoannie. Hotel yang cukup representatif di tempat yang tadinya, antah berantah namun sekarang jadi destinasi favorit. Gunung Lokon, bisa kita saksikan dari Hotel ini. Indahnya alam Minahasa.

Tentu, perpaduan gizi dan pemandangan alam menjadi hal yang menarik untuk kita simak. Menurut pendapat para ahli, makan dengan nuansa yang tematik akan meningkatkan keterserapan gizi loh gais.

Gunung Lokon dilihat dari Hotel Jhoannie

Setelah hari pertama itu, kami beranjak ke peraduan, dengan perut kenyang banget sih pastinya. Makan malam di Green Garden Resto, dengan beragam kuliner khas Minahasa menjadi asupan gizi terakhir memenuhi ruang sempit terakhir di dalam perut hehe..

Esoknya, kami langsung check out hotel dan berangkat Menuju Manado. Sensasi kuliner sudah menunggu sembari di Manado, namun kami tentunya mampir dulu di sebuah tempat sensasional di Tomohon. Yup, Pasar Ekstrim Tomohon. Disini beragam kuliner khas yang pada hari pertama kami dapatkan di rumah pak Camat seperti Nasi Jaha, Lelempet, Klappertaart bisa juga dicari. Juga kue kering kenari. Uniknya, bahan-bahan ini dijadikan materi untuk lomba oleh panitia. Seru!

Keseruan di Tomohon ditambah pula dengan menengok para “warga” pasar yang diperjualbelikan hehe.. ada tikus hutan, ular, kucing, anjing, babi, kelelawar. Semua ada. Makanya dinamakan pasar ekstrim! Eit tapi kita ngga berburu ini ya untuk lomba.

Hasil lomba blusukan di Pasar Tomohon

Selesai blusukan di pasar tomohon, perjalanan ke Manado lumayan lama. Waktu yang tepat mengistirahatkan perut dan makan siang di sebua tempat yang juga pilihan terbaik dari panitia. Suka deh!

Suara Hati “Warga” Pasar Tomohon, Salah Satu Kekhasan Kearifan Lokal

Pemandangan alam antara Minahasa dan Manado juga menarik banget. Seakan ngga mau tidur kalau bukan karena malamnya asyik upload foto-foto keseruan melalui Wifi Hotel Jhoannie yang kenceng gila. Gila di tengah “antah berantah” aja kenceng broh.

Ngga langsung ke Manado, kita semua ke pesisir Bahowo. Masakan disini, menurut saya the best. Selain dari masyarakat lokal dan kesegarannya mantab, juga rasanya enak. Kami semua mendapatkan informasi mengenai kegiatan masyarakat dalam menanam Mangrove dan menjaga pesisir pantai bersama pemerintah dan LSM yang ada.

Selain itu, snorkeling di Bahowo juga menarik, karena kita naik rakit ditarik perahu. Pemandangan di jembatan menuju laut lepas dengan pemandangan Manado Tua di ujung horison tempat Bunaken berada sangat menyejukkan hati. Apalagi, ada anak-anak kecil yang bergembira di pesisir.

Masakan The Best of The Best I’ve ever taste di Sulawesi Utara.. adanya di Bahowo

Menanam mangrove menjadi aktivitas menarik, karena kita ngga hanya menikmati pemandangan alam dan menikmati kuliner saja, tapi berkontribusi untuk masyarakat sekitar. Saya acungi jempol dua, eh empat untuk panitia yang sudah mengajak kami ke tempat ini.

Menu siang ini, the best of the best!

Bahkan, saya bertemu Regina, salah satu perempuan keren di Bahowo. Beliau baru ngeblog, untuk aktivitas Manengkel alias membersihkan rawa-rawa dari ikan yang terperangkap dan melepaskan kembali. Manengkel Solidaritas merupakan LSM yang Regina dan kawan-kawan bekerjasama. Blog beliau yang rencananya akan banyak aktivitas anak-anak di Bahowo dan sekitarnya, dengan Sekolah Pante Sei Bahowo, bisa dicek ya di http://rrumaratu.blogspot.id yuk bantu Regina dan teman-teman aktif ngeblog dan bersemangat. Sudah ada tulisan pertama loh!

Menginap malamnya, kita makan dulu di restoran City Extra, Manado. Nah, bukan soal makanan lagi yang saya bahas, tapi suguhan kebudayaan menari atau dansa dari Sulawesi Utara. Tari Maengket dan Tari Matrili yang menarik. Sebab berpasang-pasangan dan juga wanita-wanita cantik yang berpakaian ala bangsawan seperti di film Disney-disney itu. Seperti Frozen hehe.. Ini budaya dan pemandangan alam yang khas di belahan utara Indonesia yang patut kita ketahui loh.

Malamnya, saya melipir ke Jembatan Soekarno yang indah diwaktu malam. Warna warni jembatan menjadi spot asyik bagi pelancong maupun muda-mudi Manado. Kemudian nongkrong cantik hingga jam 2 malam di spot anak-anak Muda manado, di tepian pantai. Esoknya, setelah makan Bubur Manado alias Tinutuan, tim secara resmi ke Jembatan Soekarno tersebut. Kembali berfoto ria. Berbeda halnya dengan malam yang suguhkan lampu kerlap kerlip, siang hari pemandangan laut begitu mempesona.

Selain masakan yang lezat, budaya yang kaya, dan pemandangan yang indah, mana lagi yang bisa kamu dustakan tentang keindahan alam Indonesia yang diciptakan Tuhan? Yuk Jelajah Gizi ke Minahasa!