Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

5 Panganan Lokal Khas Malang Ini Siap Go International #JelajahGiziMalang

Oleh Suciati Cristina 26 Oct 2017

Seminggu berlalu usai dari perjalanan ke Malang yang masih membekas di hati saya.

Bagaimana tidak? sebagai pecinta kuliner Indonesia, kota Malang memang layak untuk dikunjungi.Bersama teman-teman blogger dan wartawan, kami melebur dalam acara Jelajah Gizi tahun 2017 yang diadakan oleh Sarihusada. Dengan mengangkat tema From Local to International, sepertinya sangat tepat rombongan penjelajah gizi menjejakkan kakinya di Malang.

Saya bersyukur bisa menjadi salah satu pemenang dari 10 blogger untuk Jelajah Gizi di Malang. Juga menjadi keputusan yang nggak mudah meninggalkan anak-anak dalam waktu 3 hari 2 malam untuk pertama kalinya. Well,acara Jelajah Gizi ini merupakan kegiatan tahunan yang dipersembahkan oleh Nutricia Sarihusada (Danone Group) mulai dari tahun 2012. Keren ya! Selama perjalanan kami menjelajah, nggak ada iklan satu pun:) bahkan kami didampingi oleh profesor ahli gizi yang baik hati, ramah dan kocak nian. Beliau adalahProf. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD. Semua penjelajah bisa langsung bertanya kepada prof Ahmad Sulaeman. Subhanallah.

Nah, selanjutnya blogger dan media bisa melanjutkan informasi tentang gizi dari panganan lokal pada masyarakat luas, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Menarik bukan?

Okay, ternyata banyak sekali makanan khas dari kota Malang yang berpotensi go international. Dalam #JelajahGiziMalang kali ini. Mulai dari snack yang disajikan panitia, sekotak kue dari toko kue Sara. Di dalamnya ada makanan yang unik banget namanya yaitu pipis kopyor. Lalu kami makan siang di rumah makan khas Jawa yang menggunakan resep kuno tanpa vetsin. Disanalah awal petualangan kuliner kami dimulai. Rumah makan ini menyediakan masakan rumahan khas Jawa yang menjadi legenda ditambah dengan interiornya yang Jawa banget. Saya bisa mengenal menjes, krengsengan, mendol, urap yang rasanya masih tersimpan rapih dalam kenangan. Ya, selain enak ternyata gizinya bukan main. Seperti Prof. Ahmad Sulaeman tegaskan, kita bisa proteksi asupan makanan di era global lewat panganan lokal. Panganan lokal yang dekat dengan kita. Pun mudah untuk kita mengontrol kebaikan kandungan yang ada di dalamnya.

Dari acara ramah tamah di rumah makan khas Jawa milik bapak Sukarli kami dibawa ke Kusuma Agro Industri. Saya senang sekali bisa melihat secara langsung pohon apel Malang yang terkenal itu. Ditambah lagi teman-teman bisa memetik apelnya. Juga melihat tempat produksi minuman dari apel. Apel yang bisa diolah jadi apa saja seperti keripik, jenang, wingko, cuka apel, minuman… masya Allah.

Hari kian senja, udara di Batu Malang semakin terasa sejuk. Hmm, meski kesorean tiba di Museum Angkut selepas wisata buah apel Malang tadi, nggak mengurangi keseruan menikmati lampu-lampu museum. Serasa bukan di Indonesia, apalagi saat menginjak zona Eropa. Saya berkali-kali menelepon anak-anak untuk memperlihatkan view museum angkut saat itu.

Exit museum Angkut, kami bisa mencoba beberapa makanan di pasar Apung. Honestly, saya baru kali ini nyobain cwie mie Malang. Dan bertemu menjes lagi juga tahu telor yang pedas. Lagi-lagi kulineran lokal yang pasti bakal saya kangenin. Malam makin larut dan dinginnya menembus kain pakaian. Saya bersama penjelajah gizi lainnya diajak berkuliner di Pupuk Bawang Resto. Outdoor! Kebayang serunya nggak? Hawa dingin dari hijaunya pohon sangat kontras dengan kehangatan bakso Malang yang saya pesan. I enjoy that moment. Salut dengan panitia yang telah menyiapkan acara yang sedemikian rupa asyiknya. Dinner di Pupuk Bawang ini terkenang selalu. Nasi mawut, sempol, ketan legenda, angsle Malang. You made our day!

Hari kedua adalah acara di Coban Rondo, kami berangkat dari tempat penginapan Jambuluwuk. Lelah sangat terasa setelah berlarian di taman labirin. Dilanjutkan charge energi dengan lunch di Dancok cafe.

Lalu cooking demo dan competition yang menghadirkan chef Revo, chef usia 14 tahun. Beliau memasak dua menu makanan, salah satunya Rawon Steak. Rasanya enak. Rawon steak lebih sehat dari steak biasa karena menggunakan kluwek yang bersifat antioksidan.

Usai cooking competition, kami menuju desa Sanan pembuat tempe dan keripik tempe. Kesukaan!

Sepulang berkeliling untuk melihat cara pembuatan tempe dan keripik nya, kami mampir di toko oleh-oleh. Acara ditutup dengan gala dinner di Indie Resto. Makanan yang disajikan pun nikmatnya terkenang. Sop buntutnya juara. Saya pun mengambil cwimie lagi. Alhamdulillah..

Hari kedua kami beristirahat di Ijen Suites Malang.

Yes, nggak terasa sudah di malam terakhir kami menjelajah gizi Malang. Keesokannya, kami jalan santai di kampung Tridi dan warna warni. Menyantap makan siang di rumah makan Inggil. Rumah Makan Inggil juga menampilkan khas gaya retro, tempo doeloe.

3 hari 2 malam yang sangat berkesan di kota Malang.

malang

Ternyata inilah 5 Panganan lokal khas Malang yang siap go international:

Mendol

Mendol adalah makanan khas Malang Jawa Timur, Indonesia. Untuk membuatnya mudah sekali. Selain itu rasanya yang enak dan bergizikarena berbahan dasar tempe.Lalu diracik dengan bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, kencur dan daun jeruk. Sedapnya.

Menjes

Menjes merupakan ampas tahu. Yaa, sama seperti mendol yang berbahan dasar kedelai juga. Biasa digoreng dalam balutan tepung berbumbu kunyit, bawang putih, daun jeruk, kemiri, ketumbar) Saya masih ingat bagaimana rasanya menjes di pasar apung Malang, yang gurih dan dimakan bersama cabai rawit hijau.

Sempol

Sempol ini termasuk street food yang uenak. Biasanya terbuat dari daging ayam. Dililitkan ke tusukan sate mirip kaki naga. Juga terasa lebih sedap bila ditambahkan udang. Nggak hanya orang dewasa, anak-anak pun suka banget.

Olahan Apel

Berbagai olahan apel mulai dari keripik apel yang kriuk renyahnya, cuka apel, jenang apel semua bisa berpotensi go international. Ditambah lagi minuman teh Siiplah yang segarnya puol.

Cwie Mie

Siapa yang nggak suka mie? Kayaknya jarang ya yang anti mie. Taburan ayam halus dan selada dalam Cwie mie Malang sudah nggak diragukan lagi lezatnya. Hmmm. .

Terpesona akan panganan lokal khas Malang yang rasanya mendobrak lidah ini. Ah, insya Allah saya akan kembali lagi ke Malang. Soon. .

Terima Kasih Nutricia Sarihusada yang telah mengadakan program Jelajah Gizi semoga bisa selalu menebar manfaat.