Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Dangke, kejunya Enrekang

Oleh cheko wynee 12 May 2013

 dangke,
Masyarakat khususnya di Kabupaten Enrekang sampai sekarang umumnya menjadikan dangke sebagai lauk pendamping makanan pokok nasi sehari-hari. Untuk menyantapnya terlebih dahulu dangke tersebut, antara lain, melalui proses penggorengan.
 
Sekilas makanan ini tampak seperti tahu, sama-sama berwarna putih. Namun, makanan khas Kabupaten Enrekang ini terbuat dari fermentasi susu. Masyarakat menyebutnya Dangke. Makanan ini juga bertekstur kenyal.
 
Ada yang mengatakan bahwa rasa dangke mirip dengan rasa keju dari luar negeri.  Memang dangke bisa dijadikan sebagai salah satu makanan khas yang dapat menarik wisatawan dan seharusnya pemerintah memaksimalkan potensinya tersebut.
 
 

Terlebih popularitas dangke sebagai makanan khas di Kabupaten Enrekang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Enrekang, Lateng, menuturkan bahwa dangke sudah sampai Malaysia dan Jepang.

 
Dangke dapat bertahan hingga satu bulan. Biasanya, saat dangke dibawa keluar daerah yang membutuhkan waktu berjam-jam atau bahkan beberapa hari, dangke dibungkus dalam kemasan kedap udara.
 
“Biasanya, jika dangke dibawa ke tempat yang membutuhkan waktu lama, dangke dipanaskan dan dimasukkan ke dalam lemari es,”
 
Hmm…. nyumi bukan, Tapi apa kalian tahu Dangke adalah susu kerbau atau susu sapi yang digumpalkan melalui kearifan lokal menggunakan bantuan enzim papain atau daun pepaya. Bentuk gumpalan dangke tersebut berwarna putih seperti Tahu.
 
Dangke merupakan hasil permentasi dari susu, dan cara membuatnya pun tidak begitu sulit. Berikut alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat dangke, keju lokal asal enrekang.
 
Alat yang di butuhkan:
Alat untuk memasak/merebus seperti panci dll.
kompor;
 
Bahan yang diperlukan :
Susu {bisa susu sapi, susu kambing maupun susu kerbau}
getah papaya
 
Cara membuatnya:
Tuang susu kedalam panci/wajan;
Rebus sampai suhu sekitar 70-80C {Sebenarnya, dikeluarga kami hanya memperkirakan saja karena tidak ada alat untuk mengukur suhu di rumah ketika membuat dangke}
Sebelum mendidih, masukkan getah pepaya beberapa tetes {jangan terlalu banyak, karena jika getah pepayanya terlalu banyak maka akan membuat rasa dangke menjadi pahit}
 
Aduk secara rata sampai susunya menggumpal/padat dan terpisah dengan kandungan air dari susu.
Setelah susunya sudah menggumpal/padat dan mirip dengan tahu yang agak kenyal, pisahkan dengan airnya;
 
Setelah itu, masukkan pada cetakan [biasanya orang-orang di kampung menggunakan tempurung kelapa sebagai cetakannya];
 
Tunggu beberapa saat sampai dangke agak mengeras dan siap dinikmati;
Jika ingin memberikan rasa asin, dangke bisa direndam dengan air garam;
selain itu, dangke juga mempunyai rasa yang enak jika di goreng.

Jika anda memiliki kesempatan mengunjungi Kabupaten Enrekang, mungkin mengunjungi kerabat atau singgah menikmati pemandangan alam saat perjalanan ke tanah toraja, jangan lupa untuk memasukan dangke sebagai salah satu menu kuliner perjalanan anda.

 

Selamat mencoba dan menikmati aroma dangke, keju indonesia asal enrekang sulawesi selatan.

NB:  Saya berharap kedepannya dangke  dapat dikenal lebih luas lagi bukan hanya di enrekang dan Indonesia tapi mancanegara, karena dangke juga termaksud salah satu wisata kuliner yang menarik untuk dipromosikan, jadi ngga ada salahnya donk sebagai anak  daerah juga ikut membantu mengenalkan lebih jelas lagi tentang dangke.

 
 Sumber : 
 
 
Jelajahgizi, apakah dangke salah satunya?
 
Pastikan tetap mengikuti jelajah gizi bersama saya dan peserta lainnya, karena bakal banyak banget  informasi tentang kuliner yang bernutrisi, 

oh iya, jangan sampai kalian kelewatan sedikitpun kesempatan untuk bisa mengikuti petualangan jelajah gizi berikutnya, ok :)