Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Dendeng Batokok dari Kerinci

Oleh ikitita 24 Sep 2012

Pada saat membaca pengumuman lomba penulisan blog tentang makanan khas daerah di website Nutrisi Untuk Bangsa, saya langsung teringat kampung bapak.

Bapak saya berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Tepatnya di kota Sungai Penuh. Dulu, untuk memudahkan dan menyingkat penjelasan, jika ada yang bertanya asal bapak, saya sering menjawab “Padang”. Tidak sepenuhnya salah, karena sampai tahun 1957 Kerinci merupakan salah satu kabupaten Provinsi Sumatera Barat. Setelah itu, digabungkan ke wilayah provinsi Jambi.

Sedangkan bapak saya lahir tahun 1944. Jadi ya masih bisa lah jika saya menyebut asal bapak saya adalah “Minang” atau “Padang”, demi menyingkat jawaban.

Saya pernah beberapa kali berkunjung ke Kerinci. Sekedar informasi, bapak saya telah merantau ke Pulau Jawa sejak akhir tahun 50an.

Hal-hal yang saya ingat dari Kerinci, selain gunung dan danau Kerinci, adalah jalan menuju ke sana yang harus melewati jalan sempit di pegunungan, kerabat dan handai taulan yang setiap saat mengundang makan bersama, perkebunan teh Kayu Aro di kaki gunung Kerinci yang ternyata merupakan perkebunan teh tertua dan terluas di dunia, dan air panas alam Semurup.

Beberapa waktu yang lalu adik saya “mudik” ke Kerinci, dan pulang dengan membawa ratusan foto keren dari Kerinci. Ternyata wilayah Kabupaten Kerinci sangat potensial untuk dikembangkan jadi wisata budaya, sejarah dan alam. Dan tentu saja kuliner…

Dendeng Batokok

Pada awalnya, ketika pertama kali berkunjung, saya sempat merasa bosan dengan hidangan yang disajikan jika memenuhi undangan makan. Karena menu yang disajikan tidak berbeda dari menu di restoran Padang.

Oiya, sudah menjadi tradisi di sana untuk mengundang makan tamu atau kerabat yang datang dari jauh. Dan yang diundang wajib datang karena hal ini menunjukkan penghormatan kepada tuan rumah. Jadi siapkan perut untuk berjaga-jaga dari kemungkinan mendapat undangan makan siang sebanyak 5 kali sehari.

Nah, suatu ketika di salah satu undangan itu, tersaji menu yang berbeda, daging bakar yang memiliki cita rasa berbeda dari menu-menu pedas bersantan lainnya. Namanya Dendeng Batokok. Rasanya enak dan segar. Dagingnya tidak kering, dan tidak alot, mungkin karena sebelum dipanggang daging itu dipukul-pukul dulu (batokok).

Perkenalan pertama dengan Dendeng Batokok itu membuat saya langsung jatuh cinta. Setiap kali berkunjung ke Kerinci, pasti tak lupa ke restoran tempat menjualnya. Sayangnya, kesibukan beberapa tahun belakangan membuat kami sekeluarga tidak lagi melakukan perjalanan ke Kerinci lagi sehingga tidak lagi bisa menikmati Dendeng Batokok Asli Kerinci :)).

Untungnya, ibu saya termasuk rajin mencoba-coba masakan. Dan hasilnya Dendeng Batokok a la ibu saya.

Bahan:

500 gr daging sapi has dalam
1,5 liter air/air kelapa

Haluskan:
1 sdm ketumbar
5 siung bawang putih
1 cm jahe
2 sdt garam

Sambal:
300 gr cabai hijau
10 bawang merah
5 buah tomat hijau sayur, iris
6 sdm minyak goreng
1/2 sdt kaldu bubuk rasa sapi
50 ml kaldu
1 sdm air jeruk nipis

CARA MEMBUAT:

1. Rebus daging bersama bumbu halus sampai lunak, angkat. Iris daging memotong serat setebal 1 cm, kemudian ditokok (pukul atau pipihkan pelan-pelan). Panggang hingga cokelat gelap, sisihkan.
2. Sambal: pukul-pukul cabai hijau dan bawang merah hingga pipih.
3. Panaskan minyak goreng, tumis cabai merah dan bawang merah sampai harum. Masukkan kaldu sisa merebus dan kaldu bubuk, didihkan sampai kuah menyusut. Tambahkan irisan tomat dan air jeruk nipis, masak sebentar, angkat.

Cara Penyajian:

Biasanya, daging disajikan masih di dalam penjepit panggangan dalam keadaan panas, dan dimakan bersama bumbu sambal serta nasi dari beras payo khas Kerinci.

Oiya, konon, Dendeng Batokok ini lebih nikmat jika disantap di daerah asalnya, entah kenapa. Akan tetapi sekali waktu saya pernah membaca bahwa salah satu rahasia kenikmatan Dendeng Batokok adalah dipanggang di atas batang kayu manis.

Jangan lupa juga, Kabupaten Kerinci adalah salah satu penghasil kayu manis terbesar di Indonesia :)

Sumber foto: Okefood

1 Komentar

Nutrisi Bangsa

26 Sep 2012 12:05

Ini dia nih... makan pakai nasi panas, wah, mertua lewat bisa ga kelihatan ya.. Sudah dishare di FB dan Twitter?