Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Jelajah Gizi Malang Day 1, Keunikkan Kuliner Malang

Oleh Eliza Setiawan 30 Oct 2017

Kuliner, traveling dan fotografi merupakan 3 hal yang mempunyai pesona tersendiri buatku. Aku suka masak, baking, motret, dan jalan2. Ketika ketiganya digabung, kebayang dong bahagianya seperti apa?

Jadi, ketika aku dihubungi mba Dewi, salah satu team advertising dari Jelajah Gizi, dan dinyatakan sebagai salah satu pemenang trip Jelajah Gizi 2017, aku bahagia banget. Trip yang berhubungan dengan makanan, pemandangan, dan juga edukasi tentang kesehatan. So very excited!

clockwise: Pak Arif (Corporate Communication Director PT Danone Indonesia), Pak Sukarli (pemilik Warung Khas Jawa), Prof. Ahmad Sulaeman (ahli gizi) dan Pak Novan (Danone)

Program Jelajah Gizi ini diadakan setahun sekali, bertujuan untuk mengeksplorasi kekayaan gizi, nutrisi dan kearifan lokal dari berbagai bahan pangan khas Indonesia. Jelajah gizi saat ini sudah memasuki tahun kelima. Pemilihan kota Malang sebagai destinasi kelima dikarenakan Malang dikenal sebagai kota yang memiliki berbagai makanan lokal yang bisa dieksplorasi. Selain itu, Malang juga dikaruniai sumber bahan makanan yang berlimpah. Kekayaan sumber daya alam ini yang menjadikan Malang sebagai salah satu destinasi favorit untuk berwisata kuliner. Dan sudah tak asing juga di telinga kita bahwa Malang merupakan Kota Apel. Sebagai penghasil apel, industri kreatif di Malang memanfaatkan apel yang berlimpah dengan dikreasikan ke aneka jenis penganan lain yang amat menarik. Contohnya: sari apel, jenang apel, keripik apel,cuka apel, pie apel dan sebagainya.

Bersama 9 rekan blogger, 15 rekan media, juga teman-teman dari Nutricia-

sariHusada, kami mengeksplorasi kekayaan pangan di Malang, Jawa Timur. Perjalanan yang kaya akan pengetahuan ini semakin lengkap dengan kehadiran Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, seorang ahli gizi. Mau tau cerita lengkapnya? Aku akan coba ceritakan kegiatan-kegiatan seru yg kami lakukan selama di Malang.

dok. Team Jelajah Gizi

Saat landing di bandara Abdul Rahman Saleh, kami dijemput oleh team panitia dan dipersilahkan masuk ke bis yang sudah disediakan. Kami langsung dibagikan snack khas Malang dari Toko Sara, yang kabarnya cukup terkenal di Malang. Isinya ada tahu berontak sambal petis, roti, dan pipis kopyor. Penganan terakhir yang namanya unik ini baru sekali kucoba. Menurutku rasanya mirip sekali dengan jongkong. Teksturnya juga mirip, sepertinya terbuat dari tepung beras dan tepung ketan. Sayang sekali aku lupa foto, karena udah lapar berat dan sakit kepala timbul lagi, jadi langsung dimakan aja, heheheheh. Walaupun kondisi badan sedang tidak fit karena tensi darah lagi rendah, harus tetap semangat karena jadwal kita padat banget, ngalahin pejabat kelurahan deh padatnya :D

RUMAH MAKAN KHAS JAWA

Tujuan pertama kami adalah Rumah Makan Khas Jawa, rumah makan yang menyajikan masakan khas pulau Jawa yang otentik dan tidak menggunakan vetsin. Pemilik rumah makan ini adalah Bapak Sukarli dan istrinya, rumah makan sudah beroperasi sejak tahun 1985. Sudah lumayan lama ya, kurang lebih seumuran denganku (ooopss korupsi umur detected).

Kami tiba di jam shalat Jum’at, sehingga rumah makan tutup sementara. Suasana rumah makan amat homey, dan terasa sekali aura jadul nya. Ketika masuk, mata langsung menatap etalase kaca berisi makanan-makanan yang disediakan. Benar-benar menu rumahan ala Jawa. Tidak spesifik Jawa Timur, tapi pulau Jawa secara keseluruhan. Ada mie goreng yang penampilannya mengingatkan pada mie goreng yang dijual di mbok2 penjual pecel sayuran di pasar Beringharjo, ada gudeg khas yogya, serundeng kelapa, kering tempe yang dari jauh kliatan mengkilat menggiurkan, opor ayam, urap sayur, krengsengan, dan tak ketinggalan mendhol dan menjes.

2 menu yang kusebutkan terakhir ini merupakan menu khas Jawa Timur, tidak pernah kutemukan di Jakarta. Kalo mendhol, aku pernah coba membuatnya, tapi memang tempe di Malang itu beda banget kualitasnya dengan yang di tempat tinggalku. Beda sekali hasil akhirnya! Yang disajikan di Rumah Makan Khas Jawa adalah menjes yang dari kacang2an. Rasanya enak! Gurih dan terasa bumbu2nya. Nah, semua menu tadi bisa kita pilih sesuai dengan selera, tinggal ditambah nasi, jadilah nasi rames!

dok. Team Jelajah Gizi

Kusuma Agrowisata, Batu

Setelah perut kenyang, perjalanan dilanjutkan ke Kusuma Agrowisata. Wisata perkebunan ini terkenal dengan petik apel langsung dari pohonnya. Tempatnya yang dekat dengan gunung Arjuna membuat udara di sana sejuk dan segar. Mungkin itu sebabnya buah-buahan seperti apel, buah naga, dan stroberi tumbuh subur di lahan agrowisata. Selain petik apel, kami jg masuk ke pabrik yang memproduksi sari apel, teh kemasan, jenang apel dll. Sayang sekali ketika kami kesana, pabrik sudah tutup.

dok. Team Jelajah Gizi

Kusuma Agrowisata memiliki beberapa jenis apel yang ditanam disana, ada apel manalagi, apel ana. Sesuai penjelasan Prof. Ahmad, apel lokal lebih berkualitas dibanding yang impor. Pertama, tidak dilapis dengan lilin, fungisida dan pirazolin sebagai anti mikroba. Apel impor, yang harus saya akui, lebih manis, crunchy, banyak variannya, dan relatif lebih murah harganya itu, melalui proses yang amat panjang untuk bisa kita nikmati. Pertama, pengirimannya lama melalui kapal laut. Bisa sekitar 2-3 minggu. Dan buah2an impor ini harus antri di gudang cukup lama, ada yg 6 bulan sampai 2 tahun lamanya. Supaya lebih awet, mereka mempertahankan suhu buah2an ini di angka max 10 derajat celcius.

Buah lokal tidak perlu proses sepanjang itu untuk bisa kita nikmati, dan memang tidak tahan lama, karena tidak menggunakan lapisan lilin dan fungisida lainnya. Jadi tentu saja lebih aman untuk dikonsumsi. Btw, kalian tau kan kandungan gizi dari apel? Saking banyaknya manfaat apel, sampai ada quote yg berbunyi “An apple a day, keeps the doctor away”. Apa saja sih manfaat apel? Pertama, apel kaya akan antioksidan, mengurangi resiko diabetes, menyehatkan sistem pencernaan, dan masih banyak lagi.

Di kusuma agrowisata ini, kami dibagi menjadi 5 kelompok. Aku ada di kelompok Mendhol, anggotanya ada mba Uci, mba Luis, mas Bagus dan Pak Erwan.

dok. Team Jelajah Gizi

Museum Angkut

dok. Team Jelajah Gizi

Museum yang dibuka pada tahun 2014 ini mempunyai koleksi alat transportasi yang cukup banyak dan menarik dari seluruh penjuru dunia. Di tempat ini, kami masuk ke museum de’ Topeng yang koleksinya berupa topeng, batik, perkakas, dan benda-benda bersejarah lainnya. Pemilik museum ini yang memandu kami selama keliling museum. Beliau bercerita tentang awal mula kegemarannya mengumpulkan barang2 kuno.

Disini juga kami harus menyelesaikan beberapa tugas kelompok, tapi kelompok kami agak santei yah, hahahaha. Yel yel kelompok yang harusnya dibuat disini aja kami ngga inget. Aku sibuk muter2 sendiri nyari obyek buat difoto. Tapi akhirnya karena emang masih gak enak badan, memilih cepet2 keluar museum aja setelah foto bersanding dengan Queen Elizabeth.

Elizabeth and Eliza

Pupuk Bawang Dining

Kami sampai tempat ini udah cukup malam, dan tempat kami berada di luar bangunan utama. Ternyata anginnya cukup kencang dan udara dingiiin yaaaah. Lumayan banget deh jadinya harus pake jaket. Naah disini kami tinggal milih mau makan apa, ada bakwan malang, rawon, wedang angsle, sempol ayam, ketan bumbu dan lainnya. Semuanya makanan khas Malang. Aku milih bakwan malang aja, karena pas banget dinikmati di udara dingin seperti ini.

Karena terlalu gelap, aku gak motret2 disini, saking udah berasa capek juga kayaknya…jadi pengen fokus ke makan, beramah-tamah dan menikmati keindahan malam kota Batu. Hari yang amat melelahkan tetapi sangat menyenangkan. Gak sabar menunggu kegiatan di hari kedua.

Perjalanan kami lanjutkan ke hotel Jambuluwuk Resort, Batu. Sampai kamar, aku dan Maya langsung siap2 istirahat. Sampai jumpa di hari kedua!