Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

#JelajahGizi Hari 1

Oleh Nutrisi Bangsa 03 Nov 2012

Sahabat Nutrisi,

Petualangan Jelajah Gizi sudah berlangsung sejak kemarin, 2 Nopember 2012.

Kisah mereka seru sekali lho, bahkan sejak hari pertama. Apa saja sih yang terjadi di sana? Yuk simak rangkuman kegiatan Jelajah Gizi hari pertama…

Pukul 7.35 pagi rombongan Jelajah Gizi dari Jakarta berangkat menuju DI Yogyakarta dengan menggunakan pesawat dari salah satu maskapai nasional. Pada saat yang hampir bersamaan juga para peserta dari daerah lain menuju Yogya, dengan Bandara Adisucipto sebagai meeting point.

Mereka langsung menuju daerah Gunungkidul dengan menggunakan bis. Dan langsung menikmati pengalaman petualangan kuliner pertama di warung lesehan Pari Gogo.

Pada kesempatan ini Bapak Arif Mujahidin, perwakilan dari Sarihusada memberikan sambutan dengan memberikan keterangan mengenai mengapa Sarihusada mengusung Jelajah Gizi serta sejarah singkat PT Sarihusada.

 

Kemudian Prof Dr Ahmad Sulaiman, pakar teknologi pangan dari IPB memaparkan kelebihan aneka makanan dan cemilan yang terbuat dari bahan dasar lokal yang tersaji di Pari Gogo.

 

Aneka cemilan yang siap dinikmati, semua terbuat dari bahan makanan lokal.

 Beras merah yang sejak ditanam hingga dituai dilakukan secara alami. Oiya, beras merah berasal dari padi gogo lho, padi yang ditanam di atas lahan yang kering.

 

Aneka lauk pauk di Pari Gogo.. Yummm. Ada sayur lombok ijo, tumis daun pepaya, ikan wader, ayam bacem kampung, empal, trancam…

 

Dan inilah primadonanya, belalang goreng. Hmmm seperti apa ya rasanya?

Belalang sebagai kearifan lokal di Gunungkidul yang kering merupakan sumber protein yang tinggi. Jika sudah digoreng kering, kandungan proteinnya mencapai 40%. Dan rasanya seperti udang goreng… Mau coba?

****

Setelah menikmati makan siang yang luar biasa, petualang Jelajah Gizi bergerak menuju desa Sambirejo.

Di desa mereka bertemu dengan Bidan Liestiyani Ritawati, seorang bidan penerima Srikandi Award tahun 2009. Bidan Liestiyani merupakan sosok inspiratif yang mengusahakan air untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.

Seperti yang kita ketahui bersama, daerah Gunungkidul merupakan daerah yang kering dan susah air, warga harus pergi ke daerah yang cukup jauh untuk mengambil air. Hal ini tentu menyulitkan jika ada ibu yang akan melahirkan.

Bidan Liestiyani mempelopori pembuatan sumur bor di desa Sambirejo, tujuan awalnya adalah untuk mengurangi kematian ibu dan bayi akibat infeksi, yang disebabkan karena kesulitan mendapatkan air bersih.

 Dari tujuan awal itu, ternyata bidan Liestiyani telah melakukan suatu gebrakan yang sangat bermanfaat bagi warga desa. Luar biasa ya!

Setelah mendengarkan paparan dari Bidan Liestiyani, peserta disuguhi aneka penganan berbahan dasar lokal dari desa Sambirejo, ubi jalar merah atau ketela rambat merah. Ada keripik ketela, bakpao ketela dan….es krim ketela.

 

Ini penampakan es krim ketela

 

Ibu-ibu desa Sambirejo mempraktekkan cara membuat es krim ketela.

Setelah puas menikmati es krim ketela, para petualang Jelajah Gizi yang kekenyangan diantar ke penginapan yang telah disediakan panitia di Wisma Joglo.

Kekenyangan? Nanti dulu…

Ternyata setelah istirahat dan bersih-bersih, masih ada lagi kuliner khas Gunungkidul yang akan dicicipi peserta, yaitu Mie Godogh Mbah Noto…

 

Waaaaah, sungguh pengalaman yang luar biasa ya… Seperti apa petualangan mereka di hari kedua?

Tunggu ya :)

2 Komentar

Evi Indrawanto

07 Nov 2012 09:36

Semoga tahun depan bisa ikutan lagi di jelajah gizi, ketempat2 yg tak kalah eksotis :)

Nutrisi Bangsa

07 Nov 2012 10:05

Semoga :)

Dede Firmansyah Albanjary

04 Nov 2012 05:05

Kereeennn... ngirinya tetep nancep di hati hehehe