Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Kaya Gizi, Tinta Hitam Cumi-Cumi Hidangan Keluarga

Oleh fendi.chovi 06 Nov 2016

Kaya Gizi, Tinta Hitam Cumi-Cumi Hidangan Keluarga

Oleh : Fendi Chovi


Tuhan menghadirkan berbagai jenis makhluk hidup di muka bumi ini. Tidak terkecuali di hamparan laut yang luas. Di laut itulah, berbagai jenis hewan laut serta ikan-ikan tersedia dan bisa diolah menjadi santapan menu makanan sehari-hari.

Tentu kita wajib bersyukur. Bentangan laut negeri Indonesia ternyata sangat luas. Sehingga potensi untuk menangkap dan mengkonsumsi ikan-ikan segar tersedia sepanjang waktu. Ikan-ikan tersebut terus beranak pinak dan kita hanya dianjurkan bijak untuk menangkapnya. Menangkap makluk-makluk tuhan di laut luas itu dengan alat tangkapan yang ramah lingkungan. Agar terumbu karang yang menjadi hunian anak-anak ikan dan hewan lainnya itu terjaga dengan baik.

Indonesia dikenal sebagai negara Maritim. Luas lautnya sangat terbentang dari Sabang sampai Merauke. Negeri ini juga dikenal sebagai negeri kepulauan, sebab terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi laut luas. Terdapat sekitar 13.667 pulau, dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan lautnya mencapai 3.57.83 km2 (belum termasuk perairan ZEE). Panjang garis pantai mencapai 81.497 km2 merupakan garis pantai terpanjang di dunia. ( P. Ginting, IPS Geografi, hal .17).

Semboyan Jalesveva Jayamahe penegas Di Laut Kita Berjaya sejatinya kian meneguhkan jika bangsa ini sangat menghargai laut. Di laut itulah, seharusnya segala jenis kesejahteraan bangsa ini didapatkan. Kita dianjurkan tidak sekadar menjadi generasi yang siap menerjang ombak dan melawan arus untuk mencapai impian masa depan yang lebih sejahtera. Namun juga mampu membudidayakan potensi laut untuk menjadi penghasilan sehari-hari.

Dengan bentangan laut itulah, sebenarnya aku ingin bersyukur saja. Dengan memiliki orang tua berprofesi sebagai nelayan, berjelajah ke pulau-pulau kecil di sekitar selat Madura. Berbagai tangkapan khas laut bisa dibawa pulang ke rumah. Berbagai jenis hewan laut dan ikan-ikan segar mampu kunikmati setiap hari. Menu ikan tersebut secara tidak langsung membangkitkan kenangan tentang makanan khas laut.

Dari sekian banyak jenis-jenis ikan, aku sangat menyukai cumi-cumi. Belakangan aku tahu jika cumi-cumi termasuk kelompok hewan cephalopoda besar yang hidup di perairan laut.

Cephalopoda sendiri berasal dari bahasa Yunani dan dimaknai sebagai “kaki kepala”. Sebab, kaki dan kepala terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala. Cumi-cumi masuk hewan invertebrate, yaitu tidak memiliki tulang ditubuhnya. Pada umumnya, ukuran cumi-cumi sekitar 5,1 cm. Namun juga ada cumi-cumi raksana dengan ukuran tubuh lebih dari 5,1 cm.

Sekadar diketahui bahwa cumi-cumi yang biasa dikonsumsi manusia masuk jenis cumi-cumi Loligo Pealei yang tersebar di perairan laut tengah, Asia timur hingga sepajang pantai timur Amerika Serikat. Cumi-cumi jenis Loligo Pealei ini memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi tubuh manusia, yaitu selenium, riboflavin dan vitamin B12.

Di rumahku, cumi-cumi tersebut cukup dimasak apa adanya. Dengan ketersediaan rempah-rempah, cumi-cumi tersebut pun siap dihidangkan. Aku menyukai daging cumi-cumi yang kenyal dan manis ini ternyata menjadi gurih, ditambah lagi hadirnya tinta hitam di dalam tubuh cumi-cumi semakin menambah seleraku. Terlebih jika di makan dengan sepiring nasi. Nafsu makan semakin bergelora.

Seiring waktu, aku tetap menjadi penikmati hidangan khas laut berupa cumi-cumi ini. Seperti telah kusebutkan, cumi-cumi ternyata menyediakan berbagai jenis gizi yang tidak kalah penting untuk menciptakan iklim kesehatan dalam sirkulasi tubuh kita.

Bahkan, tinta hitam cumi-cumi bisa digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan manusia. Salah satu khasiatnya yaitu mencegah sel-sel tumor, mencegah pertumbuhan pembuluh darah baru yang menyebabkan kanker dan sel kanker. Setidaknya, terdapat 9 manfaat dan khasiat yang sangat berguna untuk kesehatan manusia.

Khasiat cumi-cumi tersebut diantaranya adalah mengatasi tumor, pembentukan sel darah merah, mengoptimalkan sel darah putih, dapat menurunkan kandungan kolesterol dalam darah, menambah nafsu makan, memperkuat tulang, obat untuk kanker, kesehatan bagi jantung, menghilangkan bekas cacar.

Nah, seharusnya ini menjadi peluang bagus bagi anak-anak muda untuk berbisnis kuliner makanan khas laut negeri ini. Cumi-cumi misalnya, sangat layak untuk semakin diperkenalkan ke berbagai daerah.

Sejatinya, kita boleh berbangga. Sebab di sejumlah warung makan di tanah air. Ternyata tersedia makanan khas olahan laut cumi-cumi. Di Surabaya, misalnya terdapat Warung Nasi cumi-cumi. Warung makan ini hanya memproduksi cumi-cumi saja. Setiap hari dan malam, selalu penuh dengan pelanggan. Disebutkan juga jika setiap hari warung dengan pemilik Bu Atun, orang Madura ini membutuhkan setidaknya 50 kg cumi. Menariknya, warung ini sudah berdiri sejak tahun 1970.

Tidak hanya di Surabaya, Jogja, Sulawesi hingga Bali tersedia aneka jenis makanan olahan laut, salah satunya menjadi minat pembeli adalah olahan khas laut cumi-cumi. Peluang untuk mengembangkan pemasaran menu berbahan olahan laut jenis cumi-cumi ini seharusnya semakin digenjot.

Jika pun kita ingin mengembangkan pemasaran hanya di daerah saja. Buatlah sensai daya jual yagn menarik. Untuk itu, jika terdapat para wisatawan asing berkunjung ke negeri ini. Mereka merasa kurang lengkap jika tidak berkunjung ke warung tempat anda menjual kuliner khas laut cumi-cumi tersebut. Keren, kan?

Dengan tulisan ini, aku hanya berharap semoga mampu menikmati kesempatan mengikuti jelajah gizi seperti orang tuaku yang bekerja berprofesi menangkap ikan dan menghidangkan makanan khas laut kepada keluarga setiap hari. .

Referensi :


http://tabloidnova.com/News/Peristiwa/Warung-Nasi-Cumi-Surabaya-Sehari-Butuh-50-Kg-Cumi

http://www.seputarikan.com/2015/03/9-alasan-manfaat-dan-khasiat-cumi-cumi.html

http://www.mancinginfo.com/rekomendasi-rumah-makan-seafood-di-jogja/

http://ilhamwijaya.mhs.narotama.ac.id/2015/11/05/luas-perairan-indonesia/