Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

satu ikan untuk semua rasa

Oleh putri dilianti 29 Oct 2016

Satu ikan untuk semua rasa

“ Tuhan itu luar biasa adil dan akbar. Ikan di laut tidak usah kita kasih makan. Kita hanya biarkan dan kita jaga serta ambil dengan cara yang tidak semena-mena. Keserakahan kita harus hentikan. Inilah tugas kita bersama, mengelola dan menjaga dengan kaidah yang dibenarkan”

-Susi Pudjiastuti-

(Menteri Kelautan dan Perikanan)

Seandainya kelupaan suatu barang,

Saya ingin sesuatu itu tertinggal di kota manado sulawesi utara..

Agar bisa kembali ke kota yang memiliki keunikan dengan sejuta pesona laut dan kulinernya..

Kebanyakan orang hanya mengenal bunaken jika mendengar kota manado,

Iya memang benar,

Kota ini terkenal dengan keindahan wisata pantainya yang tiada dua. sehingga pada tahun 2005 tercatat bunaken termasuk dalam situs warisan dunia oleh UNESCO .

Tidak hanya bunaken Kota ini memiliki keindahan yang hanya bisa dinikmati dengan caranya sendiri, mulai dari budaya, tradisi dan yang paling penting dari manado adalah cita rasa kulinernya.

Ada istilah bagi masyarakat manado jika hendak menyatap makanan “tidak pedas, tidak bisa makan” kuliner masyarakat Sulawesi utara khususnya kabupaten Minahasa memang terkenal dengan cita rasanya yang pedas, kaya bumbu dan rempah-rempah. karena itu tidak heran jika kuliner khas kota Manado kental dengan bumbu rempah dan pedas menggigit.

Selain itu wilayah Sulawesi utara dikelilingi lautan dengan barisan pegunungan, membuat kota Manado sebagai wilayah yang representatif tempatnya aneka rempah dan gudangnya olahan ikan laut.Karena itu juga, tidak heran jika ikan menjadi komoditas utama olahan khas Minahasa.

Tak kenal maka tak sayang

Tak sayang maka sayangilah,

Ada baiknya sebelum mencoba sensasi pedas dan nikmatnya makanan khas sulawesi utara, marilah intip sebentar cerita singkat tentang asal mula minahasa.

Minahasa adalah sebuah kabupaten di sulawesi utara, Indonesia. nama kabupaten tersebut diambil dari suku bangsa Minahasa yang mayoritas menduduki wilayah Sulawesi utara. oleh sebab itu kota Manado dikenal juga dengan kota Minahasa.

Kota Manado yang memiliki pesisir Pantai yang indah, lautan yang kaya, pulau-pulau yang berserakan, serta pegunungan yang subur. juga tak ketinggalan beberapa bangunan yang masih bergaya arsitektur Mediterania.

Hal ini menjadikan saya rela menghapus sedikit memori agar muat menyimpan tentang kota Manado.

Menjelajahi makanan khas Sulawesi utara membuat anda mengamati langsung sumber kelezatan makanan khas Minahasa ini.

ikan cakalang segar (doc:pri)

Ikan-ikan yang masih segar langsung dari tangan Nelayan segera didistribusikan keseluruh wilayah di Sulawesi utara.

Ikan Cakalang Fufu

ikan Cakalang adalah salah satu jenis ikan yang menjadi primadona di Sulawesi utara, sebab keberadaan ikan ini melimpah dan banyak disukai masyarakat Manado.

selain tekstur ikannya yang padat dan ukurannya yang lumayan besar, ikan ini juga menyimpan banyak nutrisi yang baik bagi tubuh. Biasanya jenis ikan ini dicampurkan dalam bubur tim untuk pelengkap nutrisi bayi dan lauk untuk memenuhi kebutuhan protein Hewani.

Sebutan lain untuk ikan ini adalah ikan Tongkol.

Melimpahnya ikan Cakalang yang ada di Sulawesi utara mengasah kreativitas masyarakat untuk menyiasati agar ikan tersebut tidak terbuang sia-sia. salah satunya dengan proses pengasapan, pengasapan bertujuan menghilangkan kandungan air yang terdapat pada ikan cakalang. Cara ini ditempuh agar ikan dapat bertahan lama, tanpa mengurai nilai gizi yang terkadung dalam ikan Cakalang.

proses pengasapan berlangsung selama kurang lebih empat jam.

Ikan Cakalang Fufu, “Fufu berarti pengasapan”

Sebelum proses pengasapan, ikan dibersihkan terlebih dahulu. dari bagian luar hingga dalam, dengan cara membelah ikan menjadi dua dan mengeluarkan seluruh kotoran perut ikan dan sirip luar. Setelah itu ikan diikat pada bambu lalu dibumbui dan siap pengasapan.

Ikan ini dapat bertahan dalam suhu ruangan selama 1 bulan,

Pengasapan ikan menggunakan limbah sabut Kelapa, yang dalam bahasa Manado disebut “Gonovu”

Penggunaan Limbah sabut Kelapa menjadi satu keistimewaan proses pengasapan ikan Fufu. selain rasa dan aroma ikan lebih lezat, juga karena komoditas perkebunan Kelapa melimpah di Sulawesi utara.

Ikan Cakalang Fufu dapat diolah menjadi aneka makanan diantaranya sebagai isian bagi kudapan Panada, campuran Sayuran, ikan saos dan lain-lain sesuai selera penikmat ikan Fufu.

Ikan Fufu menjadi buah tangan wajib ketika berkunjung ke sulawesi utara.

Sambal Bakasang

Awalnya saya ragu dengan olahan bakasang ini, sebab kesan pertama merangsang indra saya mencipta berbagai asumsi soal rasa yang tidak wajar, bagaimana tidak ! warnanya cenderung mirip kopi susu yang dimasukan dalam botol kaca yang ditutup rapat. Menurut beberapa informasi bakasang beraroma anyir dengan bau khas ikan fermentasi seperti aroma terasi.

Bahkan ada cerita, jika seseorang harus meminta izin kepada tetangga jika hendak memasak bakasang, karena baunya yang tajam akan menyebar kemana-mana.

Hal ini membuat saya semakin ragu dan tidak ingin mencicipi

Sampai suatu ketika saya berkesempatan mencicipi bubur Manado atau sebutan orang Minahasa Tinutuan disebuah warung khas menjual Tinutuan. Karena saking ramainya saya hanya diam menunggu pesanan datang, sembari melihat-lihat gerak-gerik orang-orang sedang makan. Kira-kira 5 menit kemudian pesanan saya datang, asap mengepul membawa aroma lezat menggoda lidah saya, dengan jurus seribu tangan bubur tersebut siap dilahap. satu dua sedokan segera merajai mulut saya. Rasanya memang mantap, bubur dengan aneka campuran seperti Kangkung, daun Gedi, Singkong, Jagung dan suwiran ikan Cakalang.

Setengah pertempuran telah berlangsung saya baru sadar ada sambal di depan saya yang menunggu untuk dicicipi, sssrt.. satu satu sendok bubur lengkap dengan sambalnya menguji lidah saya, waww sewau-waunya.

Rasa asam berpadu dengan pedasnya sambal dengan tektur yang sedikit berair, serta warnanya yang mirip sambal pada umumnya membuat saya penasaran, sambal apakah ini ? bubur manado dan sambal ini benar-benar berjodoh. Tiba-tiba seorang ibu dengan logat khas Minahasa meminta saya mengambil sambal itu berkata “ cewek, Bakasang dang boleh tolong ambilkan” “Bakasang ?” tanya saya dalam hati.

Sambal Bakasang memiliki cita rasa dan aroma khas. Asam gurih berpadu dengan pedasnya sambal, membuat sambal ini unik dan istimewa.

Bakasang terbuat dari telur ikan yang berasal dari limbah pembersihan ikan Cakalang Fufu, pengelolaan ini sebagai upaya masyarakat Sulawesi utara memaksimalkan pemanfaatan ikan Cakalang.

Tidak hanya rasanya yang unik.

karena dibuat dengan Telur ikan yang telah nyata kandungan gizinya bakasang juga bermanfaat baik dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Minahasa dan seluruh masyarakat Indonesia.

Menurut beberapa penelitian yang diprakarsai kementrian kesehatan Republik Indonesia dan penelitian kesehatan lainnya, Bakasang mengandung sejumlah kandungan gizi seperti Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, kalsium, Fosfor, Zar Besi, Vitamin A, Vitamin B1,

Selain ikan Cakalang Fufu dan bakasang masih banyak olahan lain yang berasal dari ikan cakalang yang menjadi makanan khas Sulawesi utara antara lain ikan Cakalang Woku balanga, ikan Cakalang Garo rica dan lain-lainya yang tidak dapat saya jelaskan semuanya sebab saya pun masih belum mengetahui banyak tentang makanan khas Minahasa lainnya, hanya satu dua kuliner yang pernah saya cicipi.

ikan cakalang woku balanga

Pernah sekali disuatu hari yang cerah seseorang bertanya padaku

Seseorang : “Asalnya dari mana mba?” tanyanya Setengah memburu

Saya : “Sulawesi Tengah pak”.. jawab ku santai

Seseorang : “Manado yaa” balasnya sok tahu

Saya : “bukan pak, kota Palu” jawabku meringis dalam hati bergumam “memangnya Sulawesi hanya tentang Manado” hhhehe..

Mekipun begitu saya tetap bangga karena Manado Sulawesi Utara adalah INDONESIA.

Saya teringat akan suatu pesan yang bunyinya begini :

“ Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya”.

-Ir. Soerkarno

Semoga bermanfaat