Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Oct 2019
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 22 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 21 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 20 Apr 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 Nov 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 13 May 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 28 Apr 2016
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 06 Aug 2015
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 30 Mar 2017
Oleh Putri Ayu Ningrat 27 Mar 2017
Oleh Dewi Kartika Rahmayanti 27 Mar 2017
Oleh Nurhidayat 27 Mar 2017
Oleh Virgorini Dwi Fatayati 27 Mar 2017
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 24 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 09 Jul 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Jun 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 11 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 07 May 2018
Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 05 Nov 2015
Oleh Sofi Mahfudz 18 Oct 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 20 Jan 2015
Oleh Nutrisi Bangsa 11 Nov 2014
Oleh Nutrisi Bangsa 14 Jul 2014
Tanya Ahli
Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.
Bersama Abahpun Aku Bisa
Oleh nur samawiah 21 May 2015
Ini pengalaman pribadi saya.Awal bulan April tahun ini saya pulang kampung. Saat itu bertepatan dengan musim panen padi. Biasanya saat panen kedua orang tuakulah yang turun ke sawah untuk memasukkan padi-padi tersebut ke dalam karung lalu mengangkatnya sampai ke pinggir jalan raya, agar pengambilannya lebih mudah terakses kendaraan hingga padi-padi bisa diangkut sampai kerumah.
Namun setiba di rumah kudapati mama yang kini terbaring lemah. Dia ternyata sakit tifus. Meskipun sakiDia tetap di rumah dan tidak ingin opname ke Rumah sakit, maklum akses ke Rumah sakit umum itu membutuhkan perjalanan sejauh 32km sehingga mama lebih memilih berobat tradisonal saja.
Akhirnya tinggal Abah saja sendirian yang harus memasukkan padi-padi tersebut ke dalam karung. Kalau dibayangkan sampai kapan abahku akan memasukkan padi tersebut ke dalam karung dengan sawah seluas 10are padahal dia harus sendirian bekerja tanpa mama.
Gengsi sebagai anak yang kuliah di Kotapun kuhilangkan. Tanpa alas kaki aku turun bersama abah kesawah membereskan padi-padi tersebut.Aku kecapaian dan susah mengatur nafas. Membayangkan selama 21 tahun orang tuaku membiayaiku dari hasil sawah itu namun mereka tidak pernah mengeluh.Semuanya ikhlas mereka kerjakan untuk menyekolahkanku dengan saudara-saudaraku.Aku menikmati terik matahari dan sesekali menitikkan air mata melihat peluh abah yang mengucur. Bantuanku tidak sebanding dengan pengorbanannya.
Aku bahagiah berkat kerjasama antara aku dan abah akhirnya padi itupun bisa sampai ke rumah.Tiga hari kemudian mamapun sembuh. Terimakasih Tuhan untuk nikmatMu.


