Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Merangsang Motorik Halus Si Kecil

Oleh Sherly Marcel 22 Dec 2016

Anak yang motorik kasarnya berkembang duluan biasanya sangat aktif. Terkadang anak jadi kurang fokus. Di sini saya ceritakan pengalaman anak saya. Siapa tau tips merangsang motorik halusnya bisa diaplikasikan oleh ibu2 yang mengalami hal yang sama seperti saya.

Tahun 2016 ini tahun yang menegangkan untuk saya. Selama 2 setengah tahun di kelasPlaygroup(sekarang Hugo umur 4 thn), Hugo malas ngomong alias kalau penting saja baru ngomong, belum bisa bikin kalimat karena bingung bahasa (di rumah ada 3 bahasa sehari2), daneye-focusmasih kurang kalau berjabat tangan atau menyapa orang. Orang2 sekitar saya menyarankan anak saya untuk di- scan otaknya. Waduh saya pikir kasihan sekali masih kecil harus terpapar radiasi. Toh anak saya masih bisa ngomong walaupun sepatah 2 dan lancar sekali bernyanyi.

Saya tidak menyerah, saya tahan pipi anak saya waktu ngomong sama saya supaya tidak menoleh sana sini/distracted. Kalau misalkan dia ingin permen, biasanya dia hanya bilang “mommy, candy”. Sekarang dia harus ngomong 1 kalimat dulu seperti “mommy, Hugo wants candy, please”. Berjabat tangan juga saya arahkan matanya ke mata lawan bicara. Memang motorik halusnya belum berfungsi sepenuhnya, makanya di sekolah ada kegiatan yang merangsang motorik kasar, dia nomor satu.

Untuk merangsang motorik halusnya, saya pijit tepi daun kupingnya dar iatas ke bawah, dahi diusap dengan tiga jari tangan kiri dan kanan, olahraga silang kaki dan tangan, dan belajar menggunting. Karena Hugo suka musik, saya daftarkan dia kursus piano untuk melatih motorik halus pada jari2nya. Akhir tahun ini, usaha saya tidak sia2. Gurunya cerita Hugo sudah jauh lebih baik fokusnya, waktunyacircletimedia mau duduk bersama teman2 walaupun 10 menit duduk, 10 menit kabur, begitu seterusnya; bermain pelosotan juga mulai sabar antri dengan temannya; minta sesuatu, berjabat tangan atausay hello/byebyesudah bisa menatap mata lawan bicara; bicara juga sudah bentuk kalimat yang lebih panjang (apa anak saya tipe cool yah.hehehe…), dan masih banyak lagiprogressyang bikin saya terharu.

Intinya, jika anak punya kelemahan, bukan berarti dia selamanya “tidakbisa”. Tinggal kitanya sebagai ibu, bersediakahDEALwith it?