Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Memperkenalkan Buah dan Sayur Pada Anak

Oleh Nutrisi Untuk Bangsa 18 Jun 2015

Sahabat nutrisi,

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas yang berperan besar untuk kesehatan di masa yang akan datang. Pembentukan pola makan sehat sejak dini akan membangun pola makan yang sehat di masa datang. Anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) berupa sayur dan buah sejak usia 6 bulan berpengaruh pada perilaku konsumsi sayur dan buah hingga usia dewasa. Demikian beberapa pokok kesimpulan dari diskusi Nutritalk yang diselenggarakan pada hari Senin, 15 Juni 2015 oleh Sarihusada.

Tema yang diangkat pada Nutritalk kali ini adalah “Pembentukan Pola Makan Sehat Sejak Usia Dini”. Dengan menghadirkan Prof. Dr. Agus Firmansyah SpA(K), Guru Besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, kegiatan ini mengupas pentingnya pengenalan buah dan sayur sejak usia dini untuk membangun pola makan sehat yang kaya serat di masa datang.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, perilaku konsumsi kurang sayur dan/atau buah penduduk Indonesia berusia 10 tahun ke atas adalah sebesar 93,5%. Artinya hanya sekitar 6,5% masyarakat Indonesia yang sudah cukup mengonsumsi sayur dan buah.

Hal ini terjadi karena sayur dan buah tidak diperkenalkan ketika bayi mulai mendapat MPASI. Padahal pengenalan rasa dari makanan bergizi tinggi seperti sayur dan buah saat MPASI akan mendukung penerimaan rasa sayur-sayuran dan buah-buahan, yang akhirnya akan dapat mendukung konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di masa yang akan datang.

Menurut penelitian oleh Dovey TM, et al dalam Food Neophobia and Picky/ Fussy Eating in Children pada 2008, Neophobia atau ketakutan untuk mencoba makanan baru dapat terjadi semenjak usia 18 bulan, yang dapat menyebabkan anak menjadi picky eater. Oleh karenanya, Pengenalan makanan yang bervariasi pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan berperan penting untuk menghindari terjadinya hal tersebut.

Prof Agus menyampaikan bahwa asupan sayur dan buah sejak dini juga memberikan manfaat kesehatan pencernaan yang memadai untuk anak demi meningkatkan daya serap terhadap nutrisi dan fungsi kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit di masa yang akan datang.

“1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan window of opportunity bukan hanya untuk tumbuh kembang optimal bagi kualitas kesehatan yang baik di masa datang, tapi juga bagi pembentukan perilaku atau pola makan sehat dalam jangka panjang” kata Prof. Dr. Agus Firmansyah SpA(K). “Setelah pemberian ASI ekslusif sampai usia enam bulan, anak perlu diperkenalkan kepada MPASI dalam beragam tekstur, tampilan, dan rasa, untuk memenuhi jenis dan jumlah nutrisi yang lebih komprehensif seiring dengan pertambahan usia. Pada masa ini, memperkenalkan MPASI buah dan sayur secara bertahap dan teratur, tidak saja akan menyediakan serat yang dibutuhkan bagi kesehatan pencernaan, tapi juga akan membentuk preferensi terhadap buah dan sayur yang akan mereka bawa sampai usia dewasa” lanjutnya pada acaranya yang diadakan di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta ini.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 menunjukkan kebutuhan akan serat yang semakin meningkat dari usia ke usia. Pada usia 7-11 bulan anak membutuhkan asupan 10 gram serat perhari, yang semakin bertambah sampai usia 16-18 tahun, dimana remaja perempuan dan laki-laki membutuhkan masing-masing asupan 30 dan 37 gram serat perhari. Kecukupan serat yang semakin meningkat ini bisa dipenuhi jika anak-anak dan remaja terbiasa mengkonsumsi buah dan sayur sejak usia dini.

Serat yang dibutuhkan bagi pencernaan anak terdiri dari serat yang larut dan serat yang tidak larut. Adapun makanan yang merupakan sumber serat adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Pengenalan buah dan sayur ini perlu dilakukan secara bertahap yang mana diketahui bahwa pisang, pepaya, bayam dan wortel merupakan buah dan sayur yang sering diberikan di Indonesia.

“Di samping mengandung serat, buah-buahan dan sayur-sayuran seperti pisang dan wortel juga mengandung prebiotik, vitamin dan mineral yang mendukung tumbuh kembang anak,” lanjut Prof. Dr. Agus Firmansyah SpA(K).

Prof. Agus juga menambahkan bahwa kecukupan serat sejak dini juga menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti peradangan, alergi, diare, jantung, kanker, dan darah tinggi pada usia dewasa.

Sementara itu, Bapak Arif Mujahidin, Head of Corporate Affairs Sarihusada, mengatakan bahwa sebagai perusahaan yang didirikan enam puluh tahun lalu dengan misi memperbaiki gizi anak bangsa, Sarihusada terus berkomitmen untuk mendukung upaya perbaikan gizi yang dilakukan Pemerintah melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi bagi ibu-anak. Nutritalk adalah salah satu diskusi rutin yang diselenggarakan untuk menyebarkan pengetahuan gizi kepada masyarakat luas.

“Kami berharap apa yang disampaikan dalam Nutritalk kali ini dapat digunakan sebagai masukan dalam membangun anak-anak Indonesia yang memiliki pola makan sehat,” tutup Arif.