Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Lapet, si Mungil Enak dari Tanah Batak

Oleh Eka Situmorang-Sir 08 Oct 2012

 

Makanan khas atau makanan tradisional adalah wujud pencapaian estetika tentang bagaimana bangsa dalam rentang waktu sejarah tertentu yang terbangun dengan spirit dan cita rasa. -LT. Simanjuntak-

Matahari belum juga menampakkan sinarnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi lebih. Ah, rintik hujan yang mengguyur sebagian wilayah Jakarta pagi ini sepertinya membuat Sang Surya juga enggan muncul menyapa bumi. Membunuh waktu, saya mengecek email dan bermain-main twitter di teras depan rumah. Udara dingin dan suasana akhir pekan yang selow adalah kombinasi tepat bermalas-malasan. Betul?

Saya mengeratkan tali piyama untuk menahan hawa dingin ketika mamak datang menyodorkan sepiring Lapet lengkap dengan teh manisnya. Mata saya berbinar-binar, tanpa menunggu komando lagi saya langsung mengupas lapet dan melahapnya tanpa sisa. Habis dua! Menyisakan senyum geli mamak yang gemas sekaligus senang melihat kerakusan anak perempuannya. Hahaha.

Jangan ambil lapetkuu

Buat yang belum tau, Lapet ini adalah makanan (cemilan) khas dari Sumatera Utara. Ada dua jenis lapet, lapet beras dan lapet ketan. Soal penampilan hampir sama, yang membedakan adalah bahan dasarnya saja. Kalau lapet beras dibuat dari tepung beras sementara lapet ketan ya dari ketan (seusai nama ya bow!). Saya paling menggemari lapet beras karena menurut saya teksturnya lembut dan tidak lengket. Rasa manis gurihnya berasal dari parutan kelapa.

Orang Batak erat sekali dengan Lapet, biasa disuguhkan pada acara-acara arisan, upacara adat perkawinan sampai pas main gaplek di pinggir sawah pun lapet setia menemani :mrgreen:. Pokoknya, lapet itu kayak makanan wajib yang mesti hadir di setiap acara kumpul-kumpulnya orang batak deh ;). Lapet yang paling kesohor itu dari Kecamatan Siborong-borong, suatu kecamatan yang terletak antara Tarutung dan Balige.

Lapet, si mungil yang bikin perut kenyang :D

Lapet biasa dicamil dengan teh hangat atau kopi. Enak di makan pada saat masih panas. Cara bikinnya pun gampang koq, saya bagi resep dari mamak saya ya:

Resep Lapet untuk 10 buah.

BAHAN:

-          150 gr tepung beras

-          10 sdm air

-          75 gr gula pasir

-          1st garam

-          150 gr parutan kelapa muda (diparut manual dengan tangan) soalnya kalau pakai parutan mesin nanti patinya hilang dan mempengaruhi tekstur rasa.

-          Daun pisang untuk membungkus. Pilih daun pisang jenis ‘ucim’ (pucuk daun paling atas) agar rasa lapet lebih legit.

CARA MEMBUAT:

Tepung beras dan gula putih diaduk dengan kelapa parut, lipat-lipat (bungkus) dengan daun pisang lalu kukus dan 30 menit kemudian jadi deh :D *jadi lapaaar*

Gimana dengan kandungan nutrisinya? Gak mau kan makan makanan yang sia-sia? Pada dasarnya karena lapet ini dibuat dari tepung beras tentu saja mengandung karbohidrat. Nah, karbohidrat ini memiliki banyak sekali fungsi. Beberapa diantaranya adalah sebagai sumber energi, cadangan makanan dan untuk pemeliharaan organ tubuh. Namun harus hati-hati juga ya makan lapet ini, jangan mentang-mentang karena enak jadi hajar bleh. Ingat, energi tubuh yang tidak digunakan nantinya berubah jadi lemak lho.

 

Sobat NUB udah pernah makan Lapet belum?

 

Ahya apa makanan khas daerahmu?

Salam Nutrisi untuk Bangsa! ^_^

 

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Jelajah Gizi dari Nutrisi Bangsa. Doakan saya menang, Kakaaak!

2 Komentar

linapw

30 Oct 2012 20:09

mbak nanti lapetnya dibawa yah pas acara biar kami bisa coba, hihihi :D salam kenal dan sampai jumpa mbak :)

Nutrisi Bangsa

09 Oct 2012 11:46

Mmmmmmm... (elus leher) teman minum teh nih... Cari ah... Oiya, jangan lupa di-share di FB dan twitternya ya mbak :). Biar tambah banyak yang elus leher...