Tanya Ahli

Kirimkan pertanyaan Anda seputar gizi ibu dan anak, yang akan dijawab oleh Tanya Ahli SGM.

Ulat Sagu, Kuliner “Ekstrim” tapi Bergizi

Oleh Rikardo Kaway 21 Oct 2012

Ulat

 Salam Jelajah Gizi,

Di Papua selain terkenal dengan Papeda dan beberapa makanan laut sebagai kuliner khas yang dapat kita nikmati saat berkunjung kesana, ada satu lagi kuliner unik yang bisa jadi akan menantang adrenalin kita untuk mencobanya. Makanan yang satu ini selain tidak lazim dikonsumsi, bisa dibilang cukup “ekstrim” bagi teman teman yang ingin mencobanya untuk sekedar mengetahui rasa dan kandungan gizi apa yang terdapat didalamnya. Ya, sesuai dengan judul artikel diatas mungkin teman teman sudah dapat mengetahui makanan yang saya maksud, ulat sagu.

Mendengar kata ulat sudah pasti yang ada didalam pikiran kita adalah sesuatu menjijikan dan sangat aneh jika kita menjadikannya makanan. Namun tenang, ulat yang satu ini bisa kok untuk dikonsumsi dan juga mempunyai khasiat yang baik untuk tubuh kita lewat kandungan gizi yang terdapat didalamnya.

Sesuai dengan namanya sudah pasti ulat yang satu ini berasal dari pohon sagu, namun jangan salah, ulat ini tidak akan kita jumpai pada pohon sagu yang masih berdiri tegak (belum ditebang), melainkan pada (batang) pohon sagu yang sudah ditebang. Biasanya pada pohon sagu yang telah ditebang lalu telah diambil sagunya, batang pohon sagu tersebut akan dibiarkan begitu saja hingga beberapa hari. Nah, nanti setelah beberapa hari batang pohon sagu tadi akan membusuk dengan sendirinya, disitulah akan mulai bermunculan ulat ulat yang dinamakan ulat sagu.

Batang

Mengambil ulat sagu dari batang pohon sagu biasanya dengan menggunakan alat tradisional seperti kapak untuk membelah belah batang pohon tadi. Hal ini dikarenakan ulat sagu biasanyanya akan berada pada bagian dalam atau dicelah-celah batang pohon yang sudah membusuk. Setelah terlihat, ulat ulat sagu dapat kita ambil dan kumpulkan didalam sebuah tempat agar mudah membersihkannya. Bentuk ulat sagu ini juga bervariasi, ada yang sangat kecil hingga yang paling besar seukuran jempol jari tangan orang dewasa. Yang membuat semakin unik dan lucu dari ulat sagu ini adalah ketika ulat sagu yang masih hidup berjalan diatas tanah, ia seperti sedang menggoyang perutnya naik turun naik turun secara terus menerus hehehehe….

Untuk cara penyajian ulat sagu ini, biasanya masyarakat di Papua ada yang langsung memakannya dalam keadaan mentah, hmmm bisa dibayangkan gimana “ekstrim” nya memakan ulat ini kan? Hehehe.. Selain itu ulat sagu ini juga bisa disajikan dengan cara direbus yang kemudian disajikan dengan sambal, lalu ada juga yang digoreng, dan bisa juga dicampur dalam masakan seperti tumisan sayur. Ulat sagu ini juga kadang dibeberapa orang dibuat sebagai sate yang dinamakan sate ulat sagu .. Wew unik juga yahhh..

Ulat

Soal rasa, ulat sagu ini memiliki rasa yang enak. Rasa gurih akan terasa saat kita menyantapnya, bentuknya yang legit membuat ulat sagu ini sedikit terasa lunak dibagian dalam. Rasa manis plus sedikit asin juga bisa kita rasakan dari ulat yang berasal dari pohon sagu ini. Pokoknya jika sudah dicampurkan dengan bumbu penyedap lainnya ulat sagu ini akan makin terasa komplit untuk dijadikan menu makan siang/malam.

Untuk manfaat kandungan gizi dari  ulat sagu itu sendiri, ditiap 100gr ulat sagu mentah yang akan dimasak mengandung  protein sekitar 9,34%, juga terdapat beberapa kandungan asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%). Ulat sagu juga ini bisa kita jadikan alternative lauk makanan yang bebas dari kolestrol, sangat baik untuk tubuh kita.

Selain itu, konon ulat sagu ini dipercaya dapat menjaga stamina kita dalam melakukan rutinitas kita sehari-hari. Jadi bagi yang suka kuliner dan mau berkunjung ke Papua, boleh dicoba makanan “ekstrim” yang satu ini. Tidak susah menemukan ulat sagu di Papua karena banyak dijual di pasar pasar tradisional.

Ulat

Semoga bermanfaat yah, Pesan saya, jangan ragu-ragu mencicipi berbagai macam makanan tradisional kita, karena biasanya didalam makanan tradisional lebih banyak menyimpan kandungan gizi yang tidak kita ketahui.

Salam Jelajah Gizi.

Banner

1 Komentar

Ani Berta

30 Oct 2012 13:51

Saya pingin nyicipin makanan ini heheh saya ngebayangin lucunya ulat ini ketika jalan hahaha di shoot video dong :)