Ibu Cerdas, Angin Segar dalam Konstruksi Indonesia Paripurna 2045

Oleh wayan irmayani 21 Oct 2013

 

Tahun 2045, pada seabad kemerdekaan Indonesia merupakan tahun yang disebut Mendikbud, Muh. Nuh sebagai tahun generasi emas Indonesia. Dimana dalam tahun tersebut, anak Indonesia banyak yang berusia produktif. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bermaksud untuk menghadiahi Indonesia dengan “generasi emas” dalam grand design Indonesia Paripurna 2015. Dalam mewujudkan generasi emas itu, anak dari usia dini menjadi targetnya. Mulai dari faktor biologis hingga sosialnya, mulai dari asupan gizinya hingga mempengaruhi kecerdasannya yang kemudian bisa beradaptasi dan berprestasi dalam kehidupan sosialnya. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam mewujudkan target Mendikbud tersebut, terutama Sang Ibu.

Dalam upaya mewujudkan generasi emas, Sang Ibu perlu mempunyai persiapan dan strategi emas pula untuk mendidik, mengasuh, membimbing, terlebih memperhatikan gizi anak untuk menutrisi perkembangannya. Sejak di dalam kandungan, pasca kelahiran, hingga tumbuh kembangnya, semuanya tergantung pada Ibu, bagaimana Sang Ibu merawatnya. Apakah emas itu beberapa tahun yang akan datang tetap berkilau, atau emas itu akan pudar akibat tak terawat? Semuanya terletak pada Ibu. Sejak berupa janin, seorang Ibu atau calon ibu mengonsumsi makanan dan minuman yang alami. Asupan karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, begitu pula untuk kebutuhan protein sebagai zat pembangun dapat diperoleh melalui tempe, tahu dan kacang-kacangan sebagai protein nabati yang mudah dicerna oleh tubuh. Berbeda halnya dengan protein hewani yang berasal dari daging maupun ikan. Jenis makanan ini mengandung lemak jenuh yang sulit terurai oleh tubuh. Jika sering dikonsumsi dan dalam jangka waktu yang panjang, beberapa gangguan kesehatan mulai muncul, seperti hypertensi, kolesterol dan lainnya yang bisa mempengaruhi cara kerja jantung akibat banyaknya lemak yang bertumpuk di area tersebut.

Untuk itu, pada masa kehamilan sangat disarankan bagi Ibu yang tengah mengandung untuk mengonsumsi buah dan sayuran segar agar vitamin yang dikonsumsi oleh Sang Ibu bisa diserap oleh Si Jabang Bayi untuk pertumbuhannya. Selain itu, mengonsumsi susu sari kedelai juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu, sebab kedelai adalah kelompok kacang-kacangan yang kaya nutrisi yang tentunya berdampak baik bagi tubuh. Untuk susu kedelai ini disarankan bagi Ibu untuk membuatnya sendiri agar kebersihannya terjamin. Sebab jika dibeli di pasaran, bukan tak jarang jika produk tersebut kurang higienis juga mungkin mengandung bahan pengawet. Mengapa bukan susu ibu hamil? Untuk kalangan menengah atas, pengonsumsian terhadap susu ibu hamil yang tersedia dalam bentuk kemasan ini mudah dijangkau, lalu bagaimana dengan ibu-ibu hamil dari kalangan ekonomi menengah kebawah? Mereka juga berhak dan harus sehat lho. Nah, itu tadi solusinya, susu kedelai. Jangan meremehkan nutrisi kedelai ya Bu. Walaupun harganya relatif murah, bukan berarti murahan pula dari segi nutrisinya. Tidak. Kedelai mengandung banyak vitamin yang mudah dicerna oleh tubuh. Ia tak kalah dengan susu-susu full creme atau susu lainnya yang berasal dari susu hewani.Bahkan, susu kedelai memiliki kelebihan, yakni tidak mengandung lemak jenuh, sehingga tidak menyebabkan obesitas serta gangguan kesehatan lainnya. Sebab di dalam susu kedelai tidak terdapat lemak jenuh. Pola hidup vegetarian seperti ini perlahan mestinya mulai diterapkan oleh masyarakat Indonesia. Selain memiliki gizi yang baik, bahan-bahannya mudah didapatkan, pola hidup vegetarian ini juga bisa membantu banyak Ibu-Ibu di Indonesia yang kekurangan asupan gizi saat masa nifas, sehingga berdampak pada kesehatan Ibu dan kecerdasan anak. Olehnya, merupakan suatu harapan besar penulis bagi pemerintah serta perusahaan susu di Indonesia, untuk melakukan sebuah inovasi pangan berbasis vegetarian yang dapat menyuplai kebutuhan gizi warga negara Indonesia dengan menyubstitusi protein hewani ke nabati. Hingga tak ada alasan bagi ibu dan anak Indonesia untuk kekurangan gizi sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu saat melahirkan, yang merupakan indikator kesehatan pada suatu negara.

Lalu bagaimana membentuk tumbuh kembang anak yang optimal? Ada beberapa point yang mesti diperhatikan oleh Sang Ibu, yakni dari segi nutrisi yang menyangkut asupan gizi; dari segi kesehatan yang meliputi kebersihan dan olah raga; stimulasi fisik dan psikis yang berkaitan dengan bakat; serta inisiasi kehidupan bermasyarakat yang akan membangun mental serta kepedulian anak terhadap lingkungan dan menjadi wadah bagi anak untuk memainkan peran sosialnya. Untuk itu, para ibu perlu perhatian ekstra terhadap si buah hati dalam memantau tumbuh kembangnya sehingga nantinya bisa menjadi kebanggaan atas prestasi yang diukir si buah hati.

Ditinjau dari segi nutrisi, selain merupakan keharusan bagi bayi berusia 0-6 bulan untuk mengonsumsi ASI eksklusif, yang perlu diperhatikan untuk usia diatasnya adalah asupan gizinya yang meliputi karbohidrat, protein, vitamin serta mineral yang keseluruhannya bisa terpenuhi secara vegetarian. Mudah didapat dan kaya nutrisi serta bebas dari obesitas. Pada usia 7-12 bulan, makanan-makanan itu direbus dan dihaluskan (dijadikan bubur saring) agar mudah diproses dalam pencernaan bayi. Kemudian pada usia selanjutnya, makanan-makanan itu bisa dijadikan bubur biasa, lalu secara bertahap anak dapat mengonsumsi nasi. Konsumsi buah juga sangat disarankan. Pisang, jeruk, pepaya, apel, adalah buah-buahan yang relatif kaya vitamin dan relatif mudah didapatkan. Jangan lupa untuk memberikan wortel dan tomat yang kaya akan vitamin A untuk kesehatan matanya.

Jika tadi tentang nutrisinya, maka dari segi kesehatannya perlu dilakukan pengawasan terhadap kebersihan si buah hati. Saat berusia dini, tubuh bayi mudah terserang penyakit sebab daya tubuhnya masih lemah. Untuk mencegah timbulnya penyakit, perlu diperhatikan di area tubuh bayi yang lembab, seperti lipatan-lipatan kulit, pantat dan selangkangan. Untuk usia 1 tahun keatas, selalu diperhatikan kebersihan tangannya. Biasakan mencuci tangan sebelum dan sehabis makan, serta mencuci tangan seusai bermain. Tangan merupakan media utama penyebaran bibit-bibit penyakit penyebab gangguan kesehatan seperti diare, muntaber dan lainnya. Selain itu, biasakan sang anak untuk berolahraga untuk kesehatan tubuhnya, seperti melakukan gerakan tangan, kaki, melompat, berlari dan sebagainya.

Setelah anak tumbuh dengan nutrisi seimbang serta kesehatannya, point penting yang mesti Ibu lakukan adalah menstimuli secara fisik dan psikisnya. Apakah itu? Maksudnya, secara fisik Ibu perlu memberinya rangsangan berupa gerakan, misalnya mengajari gerak jalan, menari bagi anak perempuan, yang mana dalam aktivitas itu mengandung gerakan kaki dan tangan yang bertujuan untuk melatih organ anggota geraknya. Untuk kondisi psikis, anak dapat distimuli dengan beraktivitas di alam bebas. Dengan itu, ia akan melihat, mendengar secara langsung apa yang terdapat pada alam. Melalui cara ini ia akan banyak menemui hal-hak baru, seperti tumbuhan, hewan, maupun benda yang ada disekitarnya. Inilah yang dapat memicu keingintahuan anak yang selanjutnya dia akan menanyakan perihal benda-benda yang ia temukan kepada sang Ibu. Menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sang anak, seorang ibu haruslah menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami sang anak. Disini pula ia akan belajar banyak tentang ilmu pengetahuan yang tentunya akan membuka kemampuan nalarnya. Bisa jadi belajar menghitung, belajar berbahasa, belajar tentang alam serta banyak lagi yang lainnya yang bisa didapatkan sang anak lewat alam yang semuanya dilakukan dengan cara belajar sambil bermain (learning by doing).

Semuanya dapat Ibu lakukan untuk mengoptimalisasi tumbuh kembangnya agar Si Buah Hati selalu bisa tampil membanggakan. Hingga pada nantinya, Si Ibu yang merupakan inisiator dan desainer tumbuh kembang sang anak, bisa dengan bangganya mempersembahkan anak bangsa yang cerdas dan berkarakter yang merupakan hasil “olahan” dari sang Ibu dari sebelum kelahiran hingga tumbuh menjadi anak yang cerdas. Dunia Pendidikan pasti bangga memiliki Ibu yang cerdas yang telah mendukung grand design-nya dalam menghadiahi Indonesia pada seabad kemerdekaan tahun 2045 mendatang dengan hadirnya generasi emas Indonesia. Jadilah ibu yang selalu tanggap terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Salam hangat untuk Ibu-Ibu Indonesia.