Darah Pemabuk untuk Ibuku

Oleh bayudharmawan 22 Dec 2014

Hari itu begitu penting dalam hidup ibuku. Berjam-jam beliau menahan sakit, layaknya disandang seorang wanita yang tengah melahirkan.

Abah panik, dokter memperkirakan banyak darah yang keluar setelah proses melahirkan, cilakanya di rumah sakit sudah kosong. Mondar-mandir ke tetangga mencari pendonorpun nihil hasil.

Saat yang ditunggu tiba, seorang bayi lahir dengan kantung tembuni masih menyelimuti. Semua gembira, yang dikhawatirkan pun terjadi, Ibu mengalami pendarahan hebat, sementara stok unit darah tak ada.

Akhirnya seorang lelaki buncit mengajukan diri mendonorkan darahnya. Rupanya beliau tetangga, tapi rumahnya agak jauh dari tempat tinggal kami. Tak apalah, semoga darahnya cocok saja.

Alhamdulillah, setelah pengecekan darah lelaki ini dianggap bisa didonorkan. Jarum pun ditusukkan, proses transfer darah akhirnya selesai sudah. Sejenak Ibu tertidur karena kelelahan dan kehabisan darah. Tapi malam itu kehebohan terjadi, Ibu mengalami gatal-gatal luar biasa, gatal yang berasal dari dalam tubuh, gatal yang penyebabnya rupanya dari darah tetangga si pendonor.

Pagi itu si bayi begitu sehat, namun si Ibu masih menggelapar kegatalan. Yaa Allah, setelah diselidiki ternyata tetanggaku seorang pemabuk, darahnya sebenarnya tak layak untuk didonorkan.

29 tahun berlalu. Peristiwa itu bembenak di otakku, bahwa perjuangan Ibu sungguh besar. Maka jadilah diri ringan hati, untuk berbagi kesempatan hidup yang sangat berharga ini. Terimakasih ibu… #BloodForMom

give-blood-give-life