Informasi Media
Anda adalah seorang jurnalis, penerbit, komunikasi atau media profesional: 
Kami di sini untuk menjawab pertanyaan Anda berkaitan dengan kelompok berita / data, permintaan wawancara, permintaan kemitraan
Anda adalah seorang jurnalis, penerbit, komunikasi atau media profesional: 
Kami di sini untuk menjawab pertanyaan Anda berkaitan dengan kelompok berita / data, permintaan wawancara, permintaan kemitraan

Jakarta, 1 November 2025 – Anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi masih menjadi salah satu ancaman serius yang tersembunyi bagi kesehatan bangsa dan bisa berdampak besar terhadap generasi muda Indonesia. Kondisi ini terjadi karena banyak yang belum menyadari bahwa defisiensi zat besi tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kemampuan belajar, konsentrasi, dan performa anak. Melihat pentingnya upaya untuk terus mengedukasi tentang pencegahan dan mengatasi permasalahan anemia defisiensi besi di Indonesia, dalam gelaran event IdeaFest 2025 yang berlangsung pada 31 Oktober hingga 2 November 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), dihadirkan sesi program IdeaTalks yang bertajuk “Fueling the Future: Fighting Iron Deficiency Anemia, Empowering the Next Generation”. Sesi diskusi ini ingin berdialog dengan komunitas anak muda yang kreatif untuk berbagai informasi dan edukasi tentang pentingnya anak muda untuk peduli dengan permasalahan anemia defisiensi besi yang dapat berdampat terhadap kemajuan generasi bangsa.
Secara biomedis, zat besi adalah salah satu elemen yang membentuk inti kehidupan manusia. Hemoglobin pada sel darah merah yang menjadi kendaraan oksigen dan sejumlah gizi penting untuk tubuh, memiliki struktur besi yang krusial. Ketika asupan zat besi tidak tercukupi, tubuh kehilangan kemampuan memproduksi hemoglobin yang cukup, menyebabkan otak kekurangan oksigen. Efeknya bukan hanya pada fisik yang lemah, tetapi juga pada kapasitas kognitif. Kekurangan oksigen di otak menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, kecemasan, dan bahkan depresi. Kondisi tersebut bisa membuat kebugaran dan ketangkasan berpikir menurun yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja jadi menurun.
“Agar asupan Zat Besi bisa terpenuhi dengan optimal guna mencegah defisiensi zat besi, penting untuk memastikan asupan gizi lengkap dan seimbang yang kaya zat besi terutama protein hewani (zat besi heme) seperti daging merah, hati ayam, telur, ikan atau dari sumber nabati (zat besi non-heme) seperti kacang-kacangan dan bayam. Jika dibutuhkan untuk pemenuhan zat besi selain dari makanan harian sesuai dengan rekomendasi tenaga kesehatan, juga dapat dilengkapi dengan jenis makanan atau minuman yang difortifikasi kombinasi Zat Besi dan Vitamin C untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi hingga 2x lipat,” jelas dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, yang akrab disapa dr. Tiwi.
Shakira Amirah, Juara Clash of Champion 2024 yang saat ini sedang menjadi Mahasiswi Kedokteran Universitas Indonesia, meyakini bahwa keinginan untuk terus belajar dan berkembang, serta dukungan dari keluarga, dan teman telah membantunya mencapai kesuksesan. “Semua prestasi bisa diraih jika kita memiliki tubuh yang sehat, karena kesehatan dan gizi adalah kunci agar bisa berprestasi. Seperti saat saya mengikuti kompetisi Clash of Champion (COC) 2024 season 1, saya harus bisa menjaga fokus dan stamina agar dapat hasil yang optimal. Untungnya sejak kecil saya sudah menerapkan pola makan gizi seimbang, terutama mengkonsumsi makanan sumber yang kaya zat besi dari protein hewani dan susu serta dikombinasikan dengan vitamin C untuk menjaga energi dan daya tahan tubuh agar tetap fit dan produktif. Hal tersebut tidak lepas dari peran dan dukungan dari orang tua dan keluarga yang selalu memastikan asupan makanan bergizi yang kaya zat besi sejak masa anak-anak. Kebiasaan tersebut juga sangat berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif dan fokus belajar saya serta tidak mudah lelah, sehingga bisa meraih berbagai prestasi seperti saat ini dan bisa menjadi pemenang COC 2024,” ujar Shakira.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, Medical Science Director Sarihusada mengatakan, “Sarihusada memahami bahwa defisiensi zat besi merupakan masalah nyata yang dapat menghambat potensi generasi muda Indonesia. Untuk itu, memerangi anemia defisiensi besi menjadi salah satu misi Sarihusada untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan membentuk generasi yang kuat dan berdaya saing. Dalam upaya memerangi anemia defisiensi besi, Sarihusada telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung penyediaan inovasi produk bergizi, salah satunya fokus dalam mendukung penanganan dan pencegahan anemia defisiensi besi di Indonesia.”
Dalam upaya mendukung penanganan anemia besi di Indonesia, Sarihusada telah melakukan berbagai inisiatif dan kolaborasi, diantaranya:
Memerangi anemia defisiensi besi bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi gerakan bersama masyarakat. Oleh karena itu, perlunya kolaborasi lintas sektor mulai dari pemerintah, swasta, komunitas, hingga media untuk membangun kesadaran publik yang berkelanjutan tentang penanganan anemia defisiensi besi di Indonesia. “Melalui dukungan dan partisipasi Sarihusada dalam event IdeaFest 2025, diharapkan dapat mendorong semakin banyak generasi muda untuk menjadi bagian dari perubahan menuju generasi Indonesia yang lebih sehat, tangguh, dan siap menyongsong masa depan,” tutup dr. Ray.