Kurang Berat Badan Bukan Berarti Tidak Sehat

Oleh reni marthauli 26 Mar 2017

Kebahagiaan saya sebagai seorang Ibu adalah melihat anak lahap makan, cukup konsumsi buah dan sayur pun udah bikin hati tentrem ayem. Namun tidak semua apa yang kita bisa konsisten lurus seperti jalan tol, semua ada prosesnya terlebih dalam usia BATITA yang rawan dengan Gerakan Tutup Mulut (GTM), semua anak pasti akan mengalami fase tersebut.

Awalnya sih saya suka stress sendiri jika GTM melanda sikecil, bawaannya pengen nyekokin maksa biar makanan masuk mulutnya, dipikir-pikir kasihan juga sih kalau dipaksa gitu, yang ada malah trauma kalau lihat makanan. Akhirnya saya biarkan saja tanpa memaksa, saya ganti cemilan dengan puding yang dicampur buah, jangung, bakwan buatan sendiri karena karbohidrat dan sayurnya ada atau umbi-umbian seperti ubi dan singkong juga kentang yang sudah dikukus lalu dilumatkan campur keju dikasih susu, pokoknya berkreasi.

Menurut saya memantau berat badan sikecil itu bagaikan Roller Coaster, yang seperti itu perasaan saya yang mempunyai anak susah makan, begitu juga berat badan sikecil pasti selalu naik turun. Disitu kita harus pintar-pintar mengakalinya agar asupan nutrisinya ada biar pun sedikit yang terpenting jangan pernah memaksakan jika sikecil tidak suka atau gak mau makan, jika dia sudah merasa lapar pasti dia minta dengan sendirinya dan merespon jika kita suapin, itu pengalaman says sih.

Anak saya memang perawakannya kecil, namun dia sehat dan aktif juga cerdas, jika diajarkan sekali dia sudah mengikuti, saya sih gak khawatir selama berat badannya masih dalam batas normal biarpun terlihat kecil tapi berisi. Jadi moms jangan terlalu khawatir bila berat badan sikecil berkurang, selain moms dituntut kreatif memberi makanan atau bisa cari cara lain misalnya perbanyak aktivitas sikecil agar dia merasa lapar. Mood anak selali berubah-ubah jadi mungkin anak juga butuh variasi dan kita harus selalu tetap waspada berat badan berkurang, jadikan aktivitas makan sikecil menjadi yang menyenangkan.***