Peran Ibu untuk si pemimpin kecil

Oleh Intan Anggrainy 30 Sep 2013

#LombaBlogNUB

Ibu adalah teladan bagi anak dan pembimbing nya dalam kehidupan. Anak menjadikan tutur kata dan perilaku Ibunya sebagai teladan. Seorang anak membutuhkan gambaran yang jelas tentang kehidupan dan tentu saja ibu adalah orang yang pertama memberikan penjelasan ini. Sekali pun ibu menginginkan kebaikan anak dan berharap anaknya meraih kebahagiaan , tetapi keinginan dan harapan saja tidak cukup. Ibu membutuhkan pandangan jauh ke depan dan harus berhati-hati.  Karena tanpa itu, anaknya tidak akan memiliki harapan masa depan yang baik

Kebanyakan ibu tanpa memperhatikan dampak dari satu perbuata ternyata secara perlahan-lahan memberikan contoh dan pelajaran buruk pada anaknya. Baik secara langsung maupun tidak. Kaitan ini akan disinggung sejumlah kasus :

PERINTAH MEMUKUL

Seorang anak tidak boleh memiliki keberanian memukul ayah, ibu dan atau saudaranya. Benar, dalam usian ini pukulannya tidak begitu kuat, sehingga dapat melukai orang lain, tapi jangan lupa bahwa ia adalah seorang anak. Perbuatan itu mungkin dirasakannya sebagai sesuatu yang menyenangkan, tapi pengulangan dan bahkan menjadi kebiasaan akan berdampak buruk nantinya.

PERINTAH MEMAKI

Terkadang seorang ibu memaksa anaknya untuk mengucapkan kata atau kalimat dan untuk itu ia mengajarkannya kata-kata kotor dan tidak patut diucapkan dan atau mungkin saja karena lupa ibu memanggil anaknya dan meminta anaknya mengucapkan kata-kata itu dihadapan tamu atau di tempat ramai, sehingga dengan demikian, acara yang ada menjadi lebih semarak dan ramai. Ibu dalam hal ini lupa bahwa sekalipun di hari-hari pertama anak kecil ketika mengucapkan satu kata yang agak sulit terdengar lucu, tapi setelah itu ia akan menguasainya dan tidak akan pernah melupakannya. Perlahan-lahan ia mulai membiasakan dengan ucapan yang buruk dan ketika sudah menjadi kebiasaan, semakin sulit untuk memperbaikinya.

PERBUATAN IBU

Tidak mau bekerja, malas membantu pekerjaan di rumah, memerintah seenaknya, menganggap diri lebih baik dari orang lain, mengancam tanpa dipikir, mengajak berkelahi dan segala bentuk pendidikan yang buruk yang ada pada anak biasanya berasal dari ibunya. Berjanji dan tidak mengamalkannya, berbohong dengan ucapan dan perilaku dan pelbagai pendidikan buruk lainnya akan membuat anak ketika besar memiliki sifat yang sama. Anak yang hidup dalam lingkungan yang memiliki perilaku seperti ini, pada tahap awal ia mulai kehilangan kepercayaan kepada ibunya dan setelah itu ia akan mencari jalan lain untuk lari dari tanggung jawab dan melakukan pekerjaan. Anak membutuhkah aktualisasi diri dan sudah barang tentu ia akan menunjukkan dirinya sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Dengan dasar ini, seorang ibu harus lebih behati-hati dalam perbuatan dan ucapannya.

BAHASA YANG BURUK

Berbicara yang menyakitkan, ucapan yang jelek termasuk bersumpah terkait hal-hal yang remeh, baik itu benar atau salah merupakan pendidikan yang buruk dan anak belajar semua ini dari ibunya.

BERSIKAP BURUK

Seorang ibu akibat pertengkaran dengan suaminya dan kemudian menyalahkannya dihadapan anaknya di saat suaminya tidak ada dengan sendiri telah menghacurkan “berhala” anaknya. Apa yang dilakukan ini akan menganggu keseimbangan lingkungan keluarga. Ibu yang berbicara buruk di belakang tentang tetangga atau tamu, sekalipun itu berasal dari kepedulian, tapi tetap saja merupakan pelajaran buruk bagi anak.

SAAT BERTAMU

mengajarkan tata krama dalam bergaul saat bertamu. Anak akan belajar bagaimana menjaga rahasia, hubungan yang sehat atau tidak, bercanda yang sesuai atau tidak, kejujuran dan tidak serta hal-hal lainnya. Dengan demikian, sangat buruk bila anak belajar kemunafikan dan pengkhianatan dalam pertemuan-pertemuan yang seperti itu